Jakarta - Mantan Presiden ke-3 RI, Baharuddin
Jusuf Habibie, berpesan kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dia ingin agar PT
Dirgantara Indonesia
mendapat perhatian serius. "Beliau ingin sekali PTDI (PT Dirgantara Indonesia)
dinomorsatukan," kata Dahlan di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, Kamis
(22/11/2012).
Menurut Dahlan, Habibie itu sudah memikirkan industri penerbangan di Tanah
Air sejak 20 tahun lalu. Namun, baru mulai diwujudkan pada 17 tahun yang lalu.
Akan tetapi, industri penerbangan di Tanah Air itu baru mulai maju akhir-akhir
ini.
Baharuddin Jusuf Habibie. |
Menurut Dahlan, Habibie gundah karena pesawat yang berkeliaran di dalam
negeri itu didominasi oleh besutan perusahaan asing. "Pesawat Jet 100 yang ada saat ini itu semuanya sudah ada 20 tahun lalu
dalam pemikiran Pak Habibie," tuturnya.
Dahlan menangkap pesan dari Habibie. Seandainya waktu itu semua pemikiran
Pak Habibie itu terwujud, kita tidak akan lagi melihat pesawat regional yang
semuanya buatan luar negeri. Disinggung apakah Habibie menyesal tidak mampu mewujudkan impiannya
tersebut, Dahlan membenarkannya. "Saya menangkap gundah beliau. Karena apa yang beliau kerjakan 20 tahun
lalu dan kemudian tidak berlanjut itu ternyata menjadi kenyataan,"
katanya.
Solusinya, Habibie ingin agar Dahlan memajukan PTDI. Caranya, mendorong PTDI
agar mengubah cara berbisnisnya dengan berfokus pada pasar (market driven).
Cara tersebut dianggap berbeda dari model bisnis PTDI sebelumnya karena dulu
PTDI diperintah oleh pemerintah secara paksa untuk memproduksi pesawat terbang.
"Kalau dulu pasarnya belum ada, sekarang pasarnya sudah besar. Nah,
pasar itu yang harus ditangkap," katanya. Untuk bisa mewujudkan impian tersebut, Habibie berpesan ke Dahlan agar
menyiapkan dana investasi untuk PTDI sebesar 500 juta dollar AS. Dengan dana
tersebut, PTDI sudah bisa mengembangkan pesawat jenis CN 250.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment