Bandung - Pembukaan pemblokiran anggaran pemanfaatan dana optimalisasi
Kementerian Pertahanan Rp 678 miliar untuk TNI Angkatan Laut (AL)
menunggu hasil pre audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
rampung.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin mengatakan pemblokiran yang
dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah langkah memberi kesempatan pihak TNI
Angkatan Laut membenahi proses di internal. “Pembenahan [internal] ini dari
sisi pengadaan juga dari sisi pengawasannya,” katanya saat mengunjungi PT
Dirgantara Indonesia,
Kamis (29/11).
Ilustrasi : Bisnis Jabar.com
|
Dana sebesar Rp 678 miliar tersebut dianggarkan dalam APBN Perubahan 2012
untuk pengadaan satu paket encrypsi senilai Rp 350 miliar, satu paket tactical
communication senilai Rp 15 miliar, satu paket Monobs DF senilai Rp 115
miliar, serta closed circuit dan peralatan pendukung senilai Rp 198
miliar. “Pemerintah menugaskan BPKP memeriksa tingkat kelayakan dari harga,”
katanya.
Wamenhan Sjafrie mengatakan pemeriksaan tingkat kelayakan harga oleh BPKP
bukanlah pekerjaan ringan karena lembaga tersebut harus menelusuri dari hulu ke
hilir. “Artinya [pemeriksaan] dari produsen sampai tingkat pengguna harus
dilakukan BPKP,” katanya.
Meski DPR sudah menyetujui anggaran Rp 678 miliar tersebut, Kementerian
Pertahanan menurut dia tetap menunggu hasil pemeriksaan atau pre audit yang
dilakukan BPKP. “Negara belum mengeluarkan anggaran, apakah pre audit bisa menghasilkan
kesimpulan apakah harga itu betul-betul seperti yang diusulkan atau tidak. Ini
yang sedang dikerjakan secara teliti, kalau teliti tidak bisa buru-buru,”
katanya.
Kementerian Pertahanan meminta semua pihak menunggu hasil audit BPKP yang
nantinya akan dilaporkan pada Sekretaris Kabinet. Saat ini Kementerian Keuangan
bersikap menunggu laporan pre audit tersebut.
Sumber : Bisnis Jabar
No comments:
Post a Comment