AL China berhasil mendaratkan untuk pertama kali pesawat tempurnya di kapal
induk. Kantor berita China Xinhua melaporkan Minggu (25/11), jet tempur
Shenyang J-15 yang mereka produksi berdasarkan lisensi Sukhoi Su-33 dari Rusia
mendarat mulus dengan teknik arresting hook di geladak kapal induk Liaoning yang
juga dibangun dari basis kapal induk Rusia.
Kapal Induk Liaoning |
Bagi pengamat Barat, masih
diperlukan waktu bertahun-tahun lagi untuk menjadikan pasangan alut-sista ini
menjadi kekuatan tempur laut yang operasional. Namun, keberhasilan ini sudah
cukup menandakan bahwa China
serius ingin menjaga seluruh kepentingannya di laut dari ancaman dan upaya
intervensi asing.
Kepemilikan atas pangkalan udara bergerak ini menjadi legitimasi tersendiri
bagi kekuatan angkatan bersenjata sebuah negara di mata dunia. Liaoning,
yang sesungguhnya merupakan kapal induk Varyag yang dipugar,
melakukan pelayaran perdana pada Agustus 2011 dan dinyatakan tuntas melakukan
uji coba pelayaran Juli 2012 lalu setelah menyelesaikan pelayaran ke delapan.
Jet Tempur J-15 |
“Ada beberapa indikasi bahwa mereka (China) ingin mengembangkan kekuatan
kapal induknya. Mereka ingin menyandingkan kapal induk berikut jet tempurnya
ini dengan kapal-kapal perang yang lain menjadi gugus tempur atau battle
group,” ujar Jonathan Marcus, koresponde pertahanan BBC, Inggris.
Kapal induk dengan geladak sepanjang 300 meter tersebut
dilaporkan bisa membawa 30 jet tempur J-15. Varian Su-27 ini dibekali canard
dan sayap yang bisa dilipat untuk kepraktisan stand-by di kapal induk.
Jet tempur yang memiliki nama kode Flying Shark ini dirancang mampu
mengusung rudal antikapal, udara ke udara, dan udara ke darat, serta bom
kendali presisi.
Keberhasilan pendaratan jet tempur di kapal induk ini praktis
telah mengubah kesetimbangan kekuatan di wilayah Laut China Timur dan Laut
China Selatan. Di Laut China Timur, China sedang bersitegang dengan
Jepang tentang kepemilikan atas sejumlah pulau. Sementara di Laut China
Selatan, negeri ini tengah berhadapan dengan sejumlah negara Asia Tenggara
memperebutkan Kepulauan Spratley.
Sumber : Angkasa
No comments:
Post a Comment