Tuesday 27 November 2012

China Berhasil Daratkan Jet Tempur di Kapal Induk


AL China berhasil mendaratkan untuk pertama kali pesawat tempurnya di kapal induk. Kantor berita China Xinhua melaporkan Minggu (25/11), jet tempur Shenyang J-15 yang mereka produksi berdasarkan lisensi Sukhoi Su-33 dari Rusia mendarat mulus dengan teknik arresting hook di geladak kapal induk Liaoning yang juga dibangun dari basis kapal induk Rusia.

Kapal Induk Liaoning

Bagi pengamat Barat, masih diperlukan waktu bertahun-tahun lagi untuk menjadikan pasangan alut-sista ini menjadi kekuatan tempur laut yang operasional. Namun, keberhasilan ini sudah cukup menandakan bahwa China serius ingin menjaga seluruh kepentingannya di laut dari ancaman dan upaya intervensi asing.

Kepemilikan atas pangkalan udara bergerak ini menjadi legitimasi tersendiri bagi kekuatan angkatan bersenjata sebuah negara di mata dunia. Liaoning, yang sesungguhnya merupakan kapal induk Varyag yang dipugar, melakukan pelayaran perdana pada Agustus 2011 dan dinyatakan tuntas melakukan uji coba pelayaran Juli 2012 lalu setelah menyelesaikan pelayaran ke delapan.


Jet Tempur J-15

“Ada beberapa indikasi bahwa mereka (China) ingin mengembangkan kekuatan kapal induknya. Mereka ingin menyandingkan kapal induk berikut jet tempurnya ini dengan kapal-kapal perang yang lain menjadi gugus tempur atau battle group,” ujar Jonathan Marcus, koresponde pertahanan BBC, Inggris.

Kapal induk dengan geladak sepanjang 300 meter tersebut dilaporkan bisa membawa 30 jet tempur J-15. Varian Su-27 ini dibekali canard dan sayap yang bisa dilipat untuk kepraktisan stand-by di kapal induk. Jet tempur yang memiliki nama kode Flying Shark ini dirancang mampu mengusung rudal antikapal, udara ke udara, dan udara ke darat, serta bom kendali presisi. 

Keberhasilan pendaratan jet tempur di kapal induk ini praktis telah mengubah kesetimbangan kekuatan di wilayah Laut China Timur dan Laut China Selatan. Di Laut China Timur, China sedang bersitegang dengan Jepang tentang kepemilikan atas sejumlah pulau. Sementara di Laut China Selatan, negeri ini tengah berhadapan dengan sejumlah negara Asia Tenggara memperebutkan Kepulauan Spratley.



Sumber : Angkasa

No comments: