NTT - Jenderal Sudirman telah berjuang dengan semangat pantang menyerah
untuk mempertahankan harga diri dan martabat bangsa Indonesia, meskipun penyakit yang
sangat berat tengah dideritanya. Kecintaanya yang teramat besad kepada Ibu Pertiwi telah membentuk watak
Sudirman muda untuk lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi maupun golongan.
“Sehingga dengan kegigihan dan kepribadian yang kuat masih terus berjuang
bersama rakyat untuk mempertahankan setiap jengkal tanah air, demi tetap
tegaknya NKRI, walaupun harta atau nyawa yang menjadi taruhannya,” ujar
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat meresmikan Monumen Panglima
Besar Jenderal Sudirman di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/12/2012).
Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman Menghadap Republik Demokratik Timor Leste. Foto : Pelitaonline.com |
Menurutnya, pembangunan monument di Desa Maritaing Kecamatan Alor Timur
dinilai sangat tepat, karena letaknya yang strategis menghadap tegap dan gagah
ke arah garis batas negara Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste,
serta alur laut Kepulauan Indonesia. “Refleksi nilai-nilai historis melalui pembangunan Monumen Panglima Besar
Jenderal Sudirman, dan semangat juang yang dimiliki dapat diteladani serta
diimplementasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan di masa yang
akan datang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tambah Panglima TNI, pembangunan monumen tersebut
senantiasa memberikan inspirasi dan menggugah kesadaran sejarah, bahwa
perjuangan para pahlawan harus terus dilanjutkan dalam dimensi mengisi
kemerdekaan melalui pembangunan nasional.
Menurut Panglima TNI, untuk mencapai kehidupan yang adil, aman dan
sejahtera, kata kuncinya adalah keterpaduan dan kebersamaan dari seluruh
komponen masyarakat, termasuk TNI dan Polri, dalam rangka mencegah dan
mengatasi segala bentuk ancaman, baik dari pihak asing maupun pihak lain, yang
dapat merugikan, menimbulkan kerawanan dan melanggar kedaulatan serta keutuhan
wilayah NKRI, termasuk di wilayah Kabupaten Alor.
Di sisi lain, keterpaduan dan kebersamaan itu, juga diperlukan guna
percepatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat. “Dalam konteks pertahanan negara, pembangunan monumen ini merupakan
simbol kebersamaan serta kemanunggalan TNI-Polri dan rakyat sebagaimana yang
telah diwariskan Jenderal Besar Sudirman, karena hanya dengan kebersamaan dan
kemanunggalan, kita menjadi kuat dan mampu membangun negara demi tercapainya
masyarakat yang adil, aman dan sejahtera”, kata Panglima TNI.
Lebih lanjut dikatakan, Monumen yang memiliki karakteristik konstruksi dari
cor beton dengan tinggi patung 7 meter, dudukan 5 meter dan pondasi 4x4 meter
merupakan sebuah tonggak yang menyatakan integritas NKRI dan sebagai tanda
untuk mengobarkan kembali heroisme dan patriotisme Jenderal Besar Sudirman,
guna mempertahankan setiap jengkal wilayah NKRI serta semangat untuk membangun
kehidupan bangsa yang adil, aman dan sejahtera.
Sumber : Pelita Online