Saturday, 15 December 2012

Jenderal Sudirman Utamakan Kepentingan Bangsa Di Atas Kepentingan Pribadi

NTT - Jenderal Sudirman telah berjuang dengan semangat pantang menyerah untuk mempertahankan harga diri dan martabat bangsa Indonesia, meskipun penyakit yang sangat berat tengah dideritanya. Kecintaanya yang teramat besad kepada Ibu Pertiwi telah membentuk watak Sudirman muda untuk lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

“Sehingga dengan kegigihan dan kepribadian yang kuat masih terus berjuang bersama rakyat untuk mempertahankan setiap jengkal tanah air, demi tetap tegaknya NKRI, walaupun harta atau nyawa yang menjadi taruhannya,” ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat meresmikan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/12/2012).

Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman Menghadap Republik Demokratik Timor Leste. Foto : Pelitaonline.com

Menurutnya, pembangunan monument di Desa Maritaing Kecamatan Alor Timur dinilai sangat tepat, karena letaknya yang strategis menghadap tegap dan gagah ke arah garis batas negara Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste, serta alur laut Kepulauan Indonesia. “Refleksi nilai-nilai historis melalui pembangunan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan semangat juang yang dimiliki dapat diteladani serta diimplementasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, tambah Panglima TNI, pembangunan monumen tersebut senantiasa memberikan inspirasi dan menggugah  kesadaran sejarah, bahwa perjuangan para pahlawan harus terus dilanjutkan dalam dimensi mengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional.

Menurut Panglima TNI, untuk mencapai kehidupan yang adil, aman dan sejahtera, kata kuncinya adalah keterpaduan dan kebersamaan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk TNI dan Polri, dalam rangka mencegah dan mengatasi segala bentuk ancaman, baik dari pihak asing maupun pihak lain, yang dapat merugikan, menimbulkan kerawanan dan melanggar kedaulatan serta keutuhan wilayah NKRI, termasuk di wilayah Kabupaten Alor.

Di sisi lain, keterpaduan dan kebersamaan itu, juga diperlukan guna percepatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. “Dalam  konteks pertahanan negara, pembangunan monumen ini merupakan simbol kebersamaan serta kemanunggalan TNI-Polri dan rakyat sebagaimana yang telah diwariskan Jenderal Besar Sudirman, karena hanya dengan kebersamaan dan kemanunggalan, kita menjadi kuat dan mampu membangun negara demi tercapainya masyarakat yang adil, aman dan sejahtera”, kata Panglima TNI.

Lebih lanjut dikatakan, Monumen yang memiliki karakteristik konstruksi dari cor beton dengan tinggi patung 7 meter, dudukan 5 meter dan pondasi 4x4 meter merupakan sebuah tonggak yang menyatakan integritas NKRI dan sebagai tanda untuk mengobarkan kembali heroisme dan patriotisme Jenderal Besar Sudirman, guna mempertahankan setiap jengkal wilayah NKRI serta semangat untuk membangun kehidupan bangsa yang adil, aman dan sejahtera.



Sumber : Pelita Online

TNI AD Komitmen Bangun Postur Yang Profesional, Modern, dan Militan


Bandung - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menegaskan bahwa Hari Juang Kartika merupakan peringatan peristiwa bersejarah perjuangan para pendahulu TNI Angkatan Darat bersama rakyat, melawan musuh yang ingin menjajah kembali bumi pertiwi, di kota Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945, enam puluh tujuh tahun silam.

Oleh karena itu Kasad berharap, semangat juang Palagan Ambarawa yang menjadi tonggak perjuangan TNI Angkatan Darat dalam menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan NKRI dan melindungi keselamatan bangsa, akan senantiasa menggelora dalam jiwa dan terpatri dalam sanubari prajurit TNI Angkatan Darat.

Kasad Saat Penyematan Pangkat Anggota TNI AD
 
Demikian disampaikan Kasad dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Komandan Komando Doktrin Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat TNI AD) Letjen TNI Gatot Nurmantyo selaku Irup pada Upacara Peringatan Hari Juang Kartika tahun 2012 di Lapangan Brigif 15 Kujang II Kodam III/Siliwangi, Sabtu (15/12/2012).

Menurut Kasad Perjalanan panjang pengabdian TNI Angkatan Darat hingga mencapai kondisi seperti sekarang ini, tidak terlepas dari kerja keras dan pengabdian yang telah dirintis oleh para pendahulu TNI AD, dengan meletakkan dasar-dasar pembinaan dan pembangunan TNI AD. "Untuk itu, sudah sepatutnya pada kesempatan ini kita menyampaikan rasa hormat dan terima kasih seraya memanjatkan do'a, agar para pendahulu kita senantiasa mendapat lindungan Tuhan, dengan disertai tekad untuk melanjutkan cita-cita luhur perjuangannya" ujar Kasad.

Kasad berharap agar tema Hari Juang Kartika yang diangkat pada tahun ini, yaitu : "Dilandasi profesionalitas dan semangat juang, TNI Angkatan Darat bersama komponen bangsa siap menjaga kedaulatan NKRI". "Tema tersebut tidak hanya sekedar menjadi slogan semata, tetapi harus benar-benar diimplementasikan melalui karya nyata sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing," imbuhnya.

Mengakhiri amanatnya Kasad mengingatkan bahwa Komitmen dan tekad kuat seluruh jajaran TNI Angkatan Darat untuk membangun postur TNI Angkatan Darat yang profesional, modern dan militan sekaligus memancarkan semangat untuk terus memperkokoh keterpaduan dan kerjasama dengan segenap komponen bangsa lainnya.

Selesai upacara yang dihadiri pada Pangdam III/Siliwangi, Para Danpusen, Kabalak TNI AD dan Kodam III/Siliwangi, serta undangan lainnya. dilanjutkan dengan peragaan olah raga bela diri Yong Moo Do oleh Prajurit dari Kodiklat TNI AD.



Sumber : Pelita Online

Friday, 14 December 2012

KSAU : Mantapkan Kekbersamaan , Tingkatkan Kinerja Antar Jajaran


Jakarta - Mencermati perkembangan situasi nasional dewasa ini, dimana dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara sedang mengalami proses perubahan. Maka dalam mensiasati kondisi yang serba terbatas dan menghadapi tantangan dengan berbagai macam implikasinya, perlu lebih dipupuk kinerja antar kedinasan maupun antar jajaran. 

Add caption

Hal tersebut dikatakan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., pada serah terima jabatan Kadisinfolahtaau dari Marsma TNI Ir M Sigalingging kepada Marsma TNI Johny Kadarma M Sc., dan Kadiskomlekau dari Marsma TNI M Yunus kepada Marsma TNI Ir M Sigalingging di Mabesau Cilangkap. Jumat (14/12).

Menyikapi kompleksitas perubahan lingkungan yang terjadi dengan berbagai implikasinya, harus mengembangkan sikap antisipatif dan proaktif serta menyatukan dan memantapkan kebersamaan untuk mewujudkan kesiapan alutsista dalam menghadapi tugas-tugas yang akan datang, jelas Kasau

Dikatakan, Disinfolahtaau bertugas  membina dan menyelenggarakan sistem informasi yang meliputi pembangunan, pengembangan, pemeliharaan dan penyiapan sistem informasi TNI Angkatan Udara secara elektronik yang meliputi bidang intelijen, operasi, personel, logistik, keuangan, perencanaan pembangunan kekuatan, program dan anggaran, metode, potensi dirgantara serta melaksanakan pemeliharaan tingkat II.

Sedang Diskomlekau bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan logistik dalam lingkup  pembinaan fungsi  pemeliharaan dan pengembangan peralatan komunikasi dan elektronika termasuk sarana pendukungnya yang meliputi peralatan komunikasi, alat bantu navigasi, peluru kendali, avionik, radar, komputer, simulator, elektronika khusus, peralatan peperangan elektronika dan pembinaan profesi Komlek serta membina dan menyelenggarakan Siskomlek Mabesau. (dispenau)



Badan SAR Nasional beli Helikopter Dauphin dari PT.DI


Bandung - Badan SAR Nasional akhirnya menjatuhkan pilihannya atas pengadaan helikopter terbaru mereka. Badan SAR memutuskan membeli helikopter dari PT.Dirgantara Indonesia alias PT.DI. Namun yang mengejutkan adalah, helikopter itu adalah dari jenis AS-365N3+ Dauphin. Jadi nantinya PT.DI lah yang akan membuat 2 buah helikopter Dauphin untuk Basarnas. Kepastian jenis helikopter itu sendiri sudah dikonfirmasi Humas PT.DI.



Dalam kontrak senilai hampir 270 Miliar rupiah tersebut, PT.DI akan membuat 2 buah heli Dauphin. Dengan pengadaan ini, komitmen Basarnas menggunakan produk dalam negeri terlihat jelas. Satu hal yang patut diacungi jempol. PT.DI sendiri sudah memiliki MoU dengan Eurocopter untuk memproduksi heli buatan eropa tersebut.



Namun demikian, dalam kontrak pengadaan, Pabrikan Agusta juga masuk sebagai cadangan. Apabila, PT.DI wanprestasi, maka helikopter dari Agusta akan masuk mengisi arsenal Basarnas.

Di Indonesia, heli Dauphin telah dipakai oleh Polisi Udara. Heli sejenis juga dipakai oleh US Coast Guard dan berperan sebagai heli SAR. Dengan demikian, Heli Dauphin dipastikan cocok dan tangguh untuk operasi SAR.



Sumber : ARC

KRI Sultan Hasanuddin-366 Sukses Jalankan Mandat UNSCR 1701 Dan 2604


Lebanon - Setelah 6 (enam) bulan sukses mengemban United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701, pada tanggal 12 Desember 2012, KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak dari pelabuhan Beirut, Lebanon  menuju Tanah Air. Kesuksesan dan kebanggaan dirasakan oleh seluruh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 karena telah berhasil melaksanakan misi perdamaian dunia setelah bergabung dengan Maritime Task Force/United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL) di bawah bendera PBB sejak bulan Juni silam.

Perwira TNI Saat Menerima Penghargaan

Keberangkatan KRI Sultan Hasanuddin-366 dilepas oleh Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Lebanon Bapak Dimas Samodra Rum, MTF Commander Rear Admiral Wagner Lopes de Moraes ZAMITH, Atase Pertahanan RI di Kairo Kolonel (Mar) Ipung Purwadi, Komandan Kontingen Garuda Kolonel ADM Darmawan Bhakti, Pejabat MTF, perwakilan Kontingen Garuda dari Naqoura dan Indobatt serta Staf KBRI. Sebelum pemberangkatan, para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 menerima pengarahan dan ucapan selamat atas keberhasilan dalam misi perdamaian ini dari Dubes RI LBBP, di geladak Hely.

Masa penugasan KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam MTF/UNIFIL secara resmi berakhir (Out of Change Operations) pada tanggal 9 Desember 2012 pukul 15.00 local time, hal ini ditandai dengan penurunan bendera PBB dan penghapusan tulisan UN pada lambung kapal. Banyak prestasi yang ditorehkan KRI Sultan Hasanuddin-366 selama 19 kali ontask, antara lain telah berhasil melaksanakan hailing  sebanyak  686 kontak kapal permukaan dan melaksanakan monitor military air activity sebanyak 135 kontak pesawat militer. Selain itu bertindak sebagai MIO Commander sebanyak 13 kali, sebagai Anti Air Warfare Coordinator sebanyak 21 kali dan sebagai Hello Element Control sebanyak 18 kali.

Pengakuan keberhasilan yang dicapai oleh KRI Sultan Hasanuddin-366 dalam menjalankan misi perdamaian di wilayah perairan Lebanon ini ditunjukkan dalam bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Lebanon melalui Lebanesse Armed Force Navy (LAF-Navy). Penghargaan itu berupa Valour Medale yang diserahkan langsung oleh Commander in Chief of LAF-Navy Colonel Joseph Gadban kepada Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 selaku Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, di Markas LAF-Navy yang dihadiri para Perwira Senior LAF-Navy.

Selain menerima penghargaan dari LAF-Navy, KRI Sultan Hasanuddin-366 juga menerima penghargaan berupa Certificate of Appreciation dari PBB yang diserahkan oleh Force Commander and Head of Mission of the UNIFIL  Major General Paolo Serra yang diterima oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 di Markas UNIFIL, Naqoura tanggal 26 Nopember lalu dan Certificate of Appreciation dari MTF Commander. Selain itu KRI Sultan Hasanuddin-366 juga mendapatkan Outstanding Performance Evaluation dari MTF Commander atas dedikasi dan kontribusinya dalam turut mewujudkan Mandat PBB 1701 dan 2604.

 

Sumber : Puspen TNI

Kodam Jaya Pebaiki Jembatan Gantung Jagakarsa - Depok

Depok - Jembatan gantung sepanjang 80 meter yang melintasi kali Ciliwung menghubungkan Kampung Bambon Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan terutama wilayah Rt 11 Rw 02 dengan Kelurahan Gunung Pasir Selatan Cimanggis Depok yang kondisinya sangat memprihatinkan untu k dilintasi. Jembatan gantung tersebut saat ini usianya sudah sekitar 30 tahun dan di bangun oleh pak Hasan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya yang berada di seberang kali Ciliwung.

Anggota Kodam Jaya Memperbaiki Jembatan Gantung Pemhubung Jagakarsa-Depok

Dalam perjalanan waktu ternyata jembatan gantung tersebut juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menyeberang kali Ciliwung terutama para anak sekolah yang berasal dari Kelurahan Pasir Gunung Selatan yang bersekolah di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa yang berada di seberang kali Ciliwung atau sebaliknya. 

Karena dimakan usia maka kondisi jembatan tersebut kini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan, apalagi digunakan oleh para anak sekolah SD yang masih kecil dan sangat membahayakan mereka, apalagi bila musim hujan tiba air sungai meluap. Anak-anak sekolah tersebut dengan terpaksa menggunakan jembatan gantung tersebut, karena jalan untuk bersekolah di seberang sungai hanya jalan satu-satunya yang terdekat. Bila menggunakan jalan lain sangat jauh dan memerlukan ongkos yang cukup besar dan memberatkan para orang tua.

Dengan adanya kepedulian Kodam Jaya dan bekerjasama dengan pemerintah daerah baik dari DKI Jakarta maupun Kota Depok maka dapat dilaksanakan perbaikan jembatan gantung tersebut, dan  anak-anak  dapat dengan nyaman pergi ke sekolah dengan tidak ada rasa takut lagi menyeberang.

Asisten Teritorial Kasdam Jaya Kolonel Kav Andi Darmawangsa menyampaikan bahwa, jembatan gantung yang menghubungkan Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan dengan Pasir Gunung Selatan Cimanggis Depok oleh Kodam Jaya bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Depok mulai hari kamis tanggal 13 Desember 2012 akan diperbaiki dengan mengerahkan personel Kodim Jakarta Selatan dan Kodim Depok serta melibatkan warga sekitar jembatan. Jembatan gantung yang berada di atas sungai Ciliwung tersebut merupakan akses utama para anak sekolah dan warga untuk beraktifitas sehari-hari. “Oleh sebab itu Kodam Jaya dengan tanggap segera untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut agar tidak ada rasa takut lagi menyebrang sungai Ciliwung”, tegasnya.



Pangarmatim Pimpin Peringatan Hari Nusantara


Surabaya - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar upacara peringatan Hari Nusantara yang berlangsung di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Kamis (13/12). Upacara diikuti oleh seluruh jajaran prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Koarmatim. Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono bertindak selaku inspektur upacara Peringatan Hari Nusantara.

Upacara peringatan Hari Nusantara ini dihadiri Kepala Staf Koarmatim Laksamana PertamaTNI Darwanto, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo dan para Asisten Pangarmatim, Komandan Satuan Kapal dan Kasatker Koarmatim lainnya.

Ilustrasi.

Dalam upacara ini, Pangarmatim membacakan sambutan tertulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud) Mohammad Nuh, antara lain mengatakan peringatan Hari Nusantara memiliki makna yang sangat penting. Sebagai bangsa yang tersebar dalam ribuan pulau besar dan kecil untuk tetap memperteguh keyakinan sebagai negara kesatuan yang tidak terpisahkan secara geografis.

Melalui peringatan Hari Nusantara, lanjut Mendikbud, mengingatkan kembali akan konsep wawasan nusantara sebagai negara kepulauan, laut yang berada diantara ribuan pulau dinyatakan sebagai laut nusantara (mare nostrum) dan merupakan wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perairan laut yang terletak diantara ribuan pulau tersebut bukan sebagai pemisah, melainkan sebagai pemersatu kedaulatan bangsa Indonesia.

“Mewujudkan bentuk rasa kebanggaan dan cinta tanah air, rela berkorban demi keutuhan bangsa dan negara merupakan bentuk implementasi wawasan nusantara,” kata M Nuh melalui siaran pers Dinas Penerangan Koarmatim yang diterima Jurnal Nasional.



Sumber : Jurnal Nasional

Thursday, 13 December 2012

TNI dan Sejumlah Komponen Masyarakat Bangkitkan kembali Semangat Kebersamaan dan Nasionalisme


Yogyakarta - Sejumlah anggota Lanud Adisutjipto yang terdiri dari 1 pleton Perwira, 1 Pleton POM Lanud Adisutjipto dan 1 Pleton Paskhas, Kamis (13/12) bersama-sama dengan instansi-instansi Pemerintah Daerah TK I DIY, TNI dan Polri, beberapa Perguruan tinggi negeri dan swasta, para siswa, masyarakat,  dan organisasi massa lainnya mengikuti Upacara Hari Nusantara tahun 2012 di Lapangan Mandala Krida Yogyakarta. Bertindak selaku Inspektur Upacara, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut. Kolonel Daniel M.R. 

Pasukan Khas TNI AU, turut mendukung Upacara Hari Nusantara di Lapangan Mandala Krida.

Peringatan Hari Nusantara jatuh setiap tanggal 13 Desember ini, mulai diperingati sejak 1999. Secara resmi Hari Nusantara telah ditetapkan Pemerintah melalui Keppres No. 126/2001. Penetapkan tanggal Hari Nusantara merujuk pada pernyataan Perdana Menteri H Djuanda yang disampaikan pada tanggal 13 Desember 1957, pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan nama Deklarasi Djuanda.

Dalam deklarasi tersebut, Indonesia berhasil menambah luas teritorial menjadi 12 mil dan Zone Economic Exclusive, yaitu bagian perairan internasional namun Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk memanfaatkan sumber daya alam termasuk yang ada di dasar laut dan di bawahnya serta Landas Kontinen sejauh 300 mil.

Usai mempimpin upacara Peringatan Hari Nusantara tahun 2012 Komandan Pangkalan TNI  Angkatan Laut mengajak  kepada seluruh komponen bangsa untuk memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. "Bangsa Indonesia perlu memperkuat Wawasan Nusantara sebagai bentuk penghargaan kepada para pendahulu yang telah berjuang sekuat tenaga demi terwujudnya Negara Republik Indonesia yang berdaulat"

Kepala Dinas Personel Lanud Adisutjipto Kolonel Pnb Muhammad Syafii secara terpisah  berharap semoga dengan peringatan Hari Nusantara ini dapat  menjadi spirit untuk mencegah disintegrasi bangsa dan menjaga serta membangun NKRI menjadi lebih baik. Selain itu, menurutnya hari Nusantara ini juga untuk membangkitkan kembali semangat kebersamaan  dan nasionalisme.” tegasnya. (Pentak Adisutjipto)



Sumber : Majalah Potret Indonesia

Nasionalisme Masyarakat di Perbatasan Perlu Ditingkatkan

Nunukan - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid mengingatkan agar wawasan kebangsaan masyarakat di wilayah perbatasan harus terus ditumbuhkan karena perbatasan adalah wilayah strategis dan berpotensi terjadi ancaman disintegrasi. "Dari perspektif politik, wilayah perbatasan merupakan cerminan diakuinya eksistensi negara," kata Ahamd Farhan Hamid ketika menyampaikan pidato pada Dialog antara Pimpinan dan Anggota DPR RI dengan Muspida Provinsi Kalimantan Timur di Nunukan, Kamis (13/12).

Daerah Perbatasan Indonesia - Malaysia


Delegasi MPR RI yang dipimpin Ahmad Farhan Hamid melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Nunukan, untuk melihat langsung persoalan masyarakat di wilayah perbatasan yakni di Pulau Sebatik pada 11-13 Desember 2012. Dialog tersebut dihadiri Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Anas Yusuf, Kasdam Kodam VI/Mulawarman Brigjen TNI Wiryanto, serta Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Frederik Bid, mewakili gubernur.

Rombongan MPR RI beranggotakan Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin, beberapa ketua fraksi di MPR RI yakni Muhammad Jafar Hafsah (FPD), Tb Soenmandjaya Rukmandis (FPKS), Martin Hutabarat (FGerindra), dan Yasonna Laoli (FPDIP).

Anggota MPR RI lainnya, adalah Farida Padmo Ardans (FPD), Aus Hidayat Nur (F-PKS), Nanang Sulaiman (F-PPP), serta anggota MPR dari kelompok DPD yakni Luther Kombong, Muslihuddin Abdurrasyid, dan Kadek Arimbawe.

Farhan menjelaskan, dari sisi pertahanan dan keamanan, wilayah perbatasan adalah aset yang harus dipertahankan demi kelangsungan kedaulatan negara. Kemudian dari sisi ekonomi, kata dia, wilayah perbatasan merupakan indikator penting bagi terselenggaranya hubungan ekonomi pusat-daerah secara desentralistik.

Karena itu, menurut dia, wilayah perbatasan perlu mendapat perhatian khusus serta komitmen tersendiri, terutama dengan menciptakan wawasan kebangsaan bagi masyarakat setempat. "Saya metakini, setiap individu memiliki rasa kebangsaan dan wasawan kebangsaan dalam perasaan dan pikiran, paling tidak dalam hati nurani," tuturnya.

Menurut dia, realtasnya rasa kebangsaan adalah sesuatu yang bisa dirasakan tapi sulit dipahami, tapi ada getaran resonansi pada saat rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan tersebut, menurut dia, bisa muncul atau terpendam secara berbeda pada setiap orang dengan naluri kejuangannya masing-masing. "Rasa kebangsaan ini bisa juga muncul dalam kelompok yang potensi kekuatannya luar biasa," ujarnya.

Wakil Ketua MPR RI dari kelompok DPD ini menjelaskan, rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan masa kini.

Farhan menambahkan, dinamika rasa kebangsaan dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yang kemudian menjadi semangat kebangsaan. Ia menegaskan, negara harus bisa menjamin rasa kebangsaan masyarakat di wilayah perbatasan tetap terjaga melalui pembangunan yang merata dan berkeadilan.



Sumber : Republika

TNI AL terbitkan Peta Laut Navigasi untuk Pengamanan Pulau Terluar


Jakarta - Mengantisipasi pencaplokan maupun klaim sepihak batas maritim Indonesia oleh negara asing, TNI Angkatan Laut (AL) memantapkan pengamanan dini melalui penerbitan peta laut navigasi yang menggambarkan garis klaim batas laut secara unilateral atau klaim sepihak.

Kepala Dinas Hidro-Oseanografi (Kadishidros) TNI AL, Laksma TNI Aan Kurniadi seperti yang dikutip siaran pers Dispenal kepada Suara Karya di Jakarta, Selasa (11/12), menyatakan, garis klaim batas laut yang terbitkan TNI AL telah dikonsultasikan kepada Kementrian Luar Negeri (Kemlu), pakar dan ahli yang terkait dengan bidang perbatasan. "Dishidros telah menerbitkan peta-peta laut navigasi yang menggambarkan garis klaim batas laut Indonesia secara unilateral," ujarnya.

Pulau Sebatik, Perbatasan Indonesia - Malaysia. Foto : Republika.co.id

Ia mengatakan, RI sebagai negara kepulauan terbesar di Asia yang memiliki 17.499 pulau. Sebanyak, 92 pulau, diantaranya merupakan gugus pulau terluar yang memiliki nilai strategis dan berbatasan langsung dengan 10 tetangga. Perbatasan antarnegara itu, mencakup batas laut wilayah (laut teritorial), batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan batas landas kontinen (Continental Shelf) sangat penting dalam upaya mengelola sumber daya di lingkungan laut secara efektif dan berkesinambungan.

"Ini dalam rangka memajukan ekonomi kelautan yang disertai dengan peningkatan keamanan maritim, penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah yurisdiksi Indonesia di laut," ucapnya. Kadishidros juga menyinggung perkembangan penyelesaian batas wilayah negara. Dari 10 negara yang berbatasan, diantaranya, dua negara yang telah menyelesaikan seluruh perbatasannya dengan Indonesia, yaitu Australia dan Papua New Guinea.

Sedangkan yang masih dalam proses perundingan, yaitu Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam dan Palau. Hasil dari beberapa perundingan yang telah dilaksanakan, penyelesaian perbatasan laut dengan negara-negara tersebut masih memerlukan waktu yang cukup lama, untuk kebutuhan operasional di lapangan.

Dalam kesempatan itu, Aan juga menjelaskan bahwa Dishidros merupakan lembaga hidrografi nasional yang ditetapkan dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1951 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 164 Tahun 1960, berperan aktif dalam penetapan batas laut.

"Dishidros TNI AL merupakan salah satu Badan Pelaksana Tingkat Pusat di tingkat Mabesal (Balakpus Mabesal) yang melaksanakan fungsi hidro-oseanografi (hidros) untuk kepentingan militer dalam rangka mendukung penyiapan data dan informasi hidros bagi kepentingan operasi militer dan pertahanan," katanya.

Terkait tugas dan tanggung jawabnya, Dishidros TNI AL memiliki peran penting dalam mendukung teknis pada Tim Perundingan Perbatasan Laut (TPPL) yang dipimpin Kemlu, seperti dukungan peta laut dan publikasi nautika yang mencakup wilayah perbatasan yang dirundingkan, serta membuatkan garis-garis batas laut alternatif yang akan diusulkan dalam perundingan.


Sumber : Suara Karya

Wednesday, 12 December 2012

Uji coba RCWS DeFNder untuk Persenjataan Panser Anoa


Kualitas Panser Anoa 6x6 produksi Pindad sejauh ini sudah lumayan baik. Akan tetapi, berbagai penyempurnaan terus dilakukan, baik oleh PT.Pindad sendiri maupun 'user'nya yaitu TNI Angkatan Darat. Salah satu penyempurnaan yang dilakukan adalah mengawinkan Sistem Senjata Remot (RCWS) ke Panser Anoa. Dan seperti diketahui, PT.Pindad sendiri saat ini sedang menyeleksi berbagai tipe RCWS produk luar.



Salah satu kandidat kuat adalah RCWS DeFNder lansiran raksasa senjata FN Herstal. Bahkan sistem senjata DeFNder ini telah diujicoba  beberapa bulan lalu, serta disaksikan pejabat TNI-AD dari berbagai satuan seperti Dislitbangad, Batalyon mekanis serta Batalyon Kavaleri.



Dalam uji coba tersebut, digunakan Anoa 'pinjaman' batalyon mekanis TNI-AD. Untuk memasang DeFNder ini mudah saja ternyata, dan tidak memerlukan modifikasi khusus. Hanya saja, jika nantinya benar-benar dibeli, jalur kabel dari sistem senjata ke pengendali perlu diperhatikan dan dirapihkan.



Tipe RCWS yang diuji coba adalah DeFNder medium yang cocok dipasangkan dengan Senapan Mesin Berat type M2HB atau M3 kaliber 12,7mm. Jika cocok dengan SMB kaliber 12,7mm, maka menggabungkan sistem senjata kaliber lain seperti 7,62 atau AGL 40mm bukan hal yang sulit. Hasil uji tembak pun berlangsung dengan baik dan tepat mengenai target.



Uji coba juga berlangsung secara intensif dengan berbagai kondisi termasuk penembakan di malam hari. Istimewanya DeFNder adalah berbagai modul pembidikan bisa dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. Untuk penembakan malam, tentu yang sangat dibutuhkan adalah pembidik infra merah. Dan lihatlah bidikan DeFNder ditengah malam gelap. Hasil tangkapan kameranya sungguh terlihat jelas.



Bukan hanya uji tembak, uji ketahanan pun dilakukan. RCWS DeFNder dilepas dan disimulasikan terkena hujan, angin dan pasir. Namun, DeFNder bisa lolos uji itu dengan baik.Dan sebagai ganjaran dari semua uji coba yang berlangsung sukses, Dislitbang TNI AD mengeluarkan sertifikat lolos uji. Apakah Anoa nantinya akan bersenjatakan DeFNder?.








Sumber : ARC

Anggota MPR Tinjau Patok Batas RI - Malaysia


Nunukan - Anggota MPR mengunjungi patok perbatasan nomor 3 Indonesia-Malaysia di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan Kalimantan Utara, Rabu.

Rombongan anggota MPR RI pimpinan Wakil Ketua Ahmad Farhan Hamid melihat langsung patok nomor 3 yang selama ini dikenal dan telah banyak dikunjungi pejabat Provinsi Kaltim hingga pemerintah pusat seperti Wakil Presiden Boediono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Meutiah Hatta dan sejumlah menteri.

Pulau Sebatik Perabatasan Indonesia - Malaysia. Foto : Republika.co.id

Ketua Fraksi Partai demokrat MPR Jafar Hafsah di Sebatik, Rabu, mengatakan,  perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan garis lurus dan tidak mengikuti jalur lain seperti sungai dan lain-lainnya.

"Menariknya tapal batas kita di sini, karena wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia berada di pulau kecil yang merupakan garis lurus tanpa mengikuti jalur sungai," ujar saat berada di patok perbatasan nomor 3 Pulau Sebatik.

Jafar menilai wilayah perbatasan adalah beranda terdepan Negara Kesatuan RI (NKRI) sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.

Dia meminta Pulau Sebatik mendapat status kabupaten atau kota sehingga dapat mempercepat pembangunan beranda terdepan negara di Pulau Sebatik itu.



Sumber : Antara 

Tuesday, 11 December 2012

TNI AL Terus Tingkatkan Pengamanan Laut


Jakarta - TNI Angkatan Laut terus meningkatkan pengamanan wilayah laut yang berpotensi terhadap segala ancaman kejahatan dengan mempererat kerja sama dengan matra yang lain, salah satunya TNI Angkatan Udara.

"Menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, menuntut adanya kesiapsiagaan alutsista dan prajurit-prajurit profesional. TNI AL harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk menghimpun operasi, mampu bergerak cepat dan dinamis, serta memiliki efek deterrence dan mampu berperan lebih besar dalam kancah internasional," kata Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan.

Kapal Perang Republik Indonesia

Dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Teknis Operasi (Rakernisops) II TNI AL Tahun Anggaran 2012 dihadapan 250 peserta di Gedung R. Mulyadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Surabaya, Senin, ia mengatakan, oleh karena itu, perlu peningkatan pelatihan dengan angkatan lain.

Bahkan, kata dia, pada 2013 nanti direncanakan latihan bersama antara TNI AL dan TNI AU, dengan komando pengendali berada di tangan Panglima Koarmatim.

�Untuk menambah efektifnya kegiatan upaya pencegahan dan mengantisipasi kekuatan asing, TNI AL juga akan melaksanakan operasi intelijen yang diharapkan dapat menjadi 'interface' dan mensinergikan satuan-satuan intelijen yang ada,� katanya.

Rakernisops II TNI AL TA 2012 yang berlangsung dua hari hingga tanggal 11 Desember 2012 digelar dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan operasi dan latihan tahun anggaran 2012 dan merancang kegiatan operasi dan latihan Tahun 2014 yang akan menjadi masukan ke komando atas.

Dalam kesempatan itu, Didit menyebutkan, kerja sama dalam bentuk latihan bersama dengan negara sahabat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan menghadirkan unsur-unsur TNI AL terutama alutsista baru untuk dilibatkan dalam setiap kegiatan "bilateral exercise" maupun "multilateral exercise".

Kegiatan dalam rangka kerja sama bilateral diwujudkan dalam Navy To Navy Talks (NTNT) dengan beberapa negara sahabat antara lain Singapura, India, Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, Australia dan Philipina. Ke depan akan berubah Navy To Navy Conference (NTNC)," ujarnya.

Sedangkan dalam bentuk latihan bersama maupun pertukaran perwira dan pendidikan dengan negara-negara lain di kawasan maupun beberapa negara dilaksanakan dalam dalam kerangka Western Pacifik Naval Symposium (WPNS) maupun Indian Ocean Naval Symposium (IONS).

Kegiatan yang diikuti oleh unsur operasi dari seluruh Satuan, Komando Utama, serta Pangkalan Angkatan Laut ini mengangkat tema, Dengan Kesiapsiagaan Operasional Alutsista dan Profesionalisme Prajurit Matra Laut Kita Optimalkan Pelaksanaan Operasi dan Latihan Guna Mendukung Terwujudnya TNI AL yang Handal dan Disegani.



Sumber : Investor

Monday, 10 December 2012

Ancaman Keamanan Udara Indonesia Oleh Asing


Seringkali kita selalu berbicara tentang ancaman keamanan nasional, maka mainstream pembicaraan mengarah kepada jenis-jenis ancaman yang bersifat politik, ideologi, ekonomi dan hankam, sementara di sisi yang lain kita kurang menyadari bahkan mungkin beberapa petinggi di negara ini atau pengambil kebijakan di negara ini juga kurang mengerti sebenarnya ada ancaman sangat besar yang bisa menerkam Indonesia ke depan yaitu ancaman “pengkaplingan udara” Indonesia oleh asing.

Dalam konsep ATFM (Air Traffic Flow Management), wilayah udara dunia akan dibagi menjadi 4 pusat pengendalian penerbangan (ATFM Centre) : Eurocontrol, mengendalikan seluruh penerbangan di Eropa. Berpusat di Brussels dan mulai dibuka tahun 1996. ATCCC, mengendalikan seluruh penerbangan di Amerika. Berpusat di Warrenton, VA. Dibuka mulai 2002 sebagai pemgembangan TRACON. ATNS, menjadi pusat pengendalian penerbangan di seluruh wilayah udara Afrika. Dibuka sejak 2010 dan berpusat di Johannesburg. Sedangkan untuk Asia Pasifik, saat ini ada 3 negara sedang bersaing untuk memperebutkan sebagai ATFM Centre, yaitu : Indonesia, Thailand dan Australia, seperti yang tergambar dalam ATC world map dibawah ini :        

Ancaman Serius

Persoalan keamanan udara Indonesia ini tidak dapat dipandang sebelah mata, karena dapat menimbulkan ancaman serius. Salah satu bentuk ancaman tersebut adalah apabila asing (Thailand atau Australia) berhasil menjadi ATFM Centre di Asia Pasifik, maka seluruh penerbangan di wilayah ini akan dikendalikan dari sana, termasuk Indonesia. Dengan kata lain, apabila pesawat Garuda akan terbang dari Jakarta ke Makassar, maka dia harus ijin dulu ke Thailand atau Australia. Begitu pula apabila pesawat TNI-AU akan berpatroli, maka harus ijin kepada Thailand atau Australia.

Dalam pembuatan skenario dan foresight terkait dengan ancaman ini menggunakan metode pendekatan Lockwood Analytical Method for Prediction (LAMP) dengan 12 langkah, maka dapat ditarik kesimpulan yang besar bahwa kekalahan Indonesia dalam memperebutkan dominasi ATFM akan membuat wilayah udara Indonesia “diambil-alih” oleh negara lain. Situasi ini serupa dengan diambilnya wilayah udara Batam oleh Singapura, namun dalam skala yang jauh lebih luas karena menyangkut seluruh wilayah udara Nusantara.

Ilustrasi
Bahaya lainnya jika wilayah Indonesia “dikapling asing” karena Indonesia gagal menjadi ATFM Center adalah akan banyak maskapai penerbangan swasta dan nasional milik Indonesia yang akan bangkrut, sebab maskapai penerbangan Indonesia diwajibkan untuk terbang dengan dibawah upper air space yang akan berdampak pesawat terbang tersebut akan boros dengan bahan bakar, sebab semakin rendah sebuah pesawat terbang maka memerlukan bahan bakar/avtur yang besar dibandingkan dengan pesawat yang mengudara diatas upper air space

Dengan begitu dapat dibayangkan multiplier effect yang dihasilkan yaitu maskapai penerbangan swasta dan nasional di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan maskapai penerbangan asing, yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan dan PHK besar-besaran. Kondisi ekonomi dan sosial ini jelas rawan dipolitisasi oleh kekuatan asing ataupun komprador asing di dalam negeri untuk “mengais keuntungan di air yang keruh”

Bagaimana mencegahnya ?

Salah satu tugas utama dari badan intelijen di negara manapun juga adalah memberikan “warning” atau peringatan atas kemungkinan adanya ancaman dan pendadakan strategis yang datang dari pihak manapun juga. “Warning” itu sendiri dibagi dalam strategic warning atau peringatan strategis dan tactical warning atau peringatan taktis. Strategic warning itu sendiri dibagi dalam strategic warning sebelum dikeluarkannya keputusan/kebijakan dan strategic warning setelah dilakukan aksi atas kebijakan yang telah dikeluarkannya. “Warning” diperlukan oleh pembuatan kebijakan atau keputusan secepat dan seakurat mungkin. Sementara itu, “tactical warning” terkait erat dengan operasional intelijen, namun bukan merupakan bagian fungsi dari intelijen.  Terkait dengan waktu dikeluarkannya “warning”, maka warning dibagi dalam imminent (dekat), immediate future (masa langsung), near future (waktu dekat), soon (segera) dan foreseeable future (masa depan).

Agar badan intelijen tidak salah dalam memberikan “warning/peringatan”, maka Cynthia Grabo sebagai penulis buku “Handbook of Warning Intelligence (2010)” yang juga pernah direkrut Army Intelligence US tahun 1942 ini, menulis bahwa “warning” bukan merupakan komoditi (karena warning adalah tidak terukur, abstrak, sebuah teori, sebuah persepsi dan sebuah beliefs), warning juga bukan current intelligencewarning juga bukan kompilasi dari berbagai fakta, dan warning juga bukan konsensus mayoritas. Namun warning adalah sebuah upaya penelitian yang lengkap, warning adalah penilaian atas berbagai probabilitas, warning adalah penilaian dari pembuat kebijakan, dan warning adalah keyakinan yang menghasilkan tindakan. 

Untuk membuat sebuah “warning” yang baik, maka sumber-sumber informasi yang terkait dengan warning tersebut haruslah berasal dari sumber-sumber tertutup, memiliki nilai akses langsung atau hasil observasi, sangat detail dan spesifik, dan timeliness.

Persoalan ancaman keamanan udara diatas, adalah tugas yang harus diselesaikan oleh aparat intelijen dibantu dengan stake holder di bidang keamanan udara seperti Angkasa Pura, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, TNI khususnya TNI Angkatan Udara untuk saling bantu membantu memenangkan posisi sebagai ATFM Center dapat dimenangkan oleh Indonesia, tentunya dengan upaya diplomatik yang benar, penggalangan yang benar serta pendekatan-pendekatan hukum lainnya.


Toni Ervianto,
Alumnus pasca sarjana Kajian Intelijen Strategis,
Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta Timur



Sumber : The Global

Sunday, 9 December 2012

Indonesia Perlu Penguatan Non-Militer atau Masyarakat sipil


Lampung - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia perlu melakukan penguatan non militer atau masyarakat sipil untuk mencegah konflik horizontal yang kerap terjadi di sejumlah daerah.

"Salah satu upaya itu adalah membangkitkan rasa cinta terhadap tanah air atau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di masyarakat," kata Purnomodi Desa Sidoharjo, Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan, Sabtu malam.

Mentri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Foto : Antara

Pada acara bhakti sosial dalam Peringatan Hari Bela Negara 2012 itu, Kementerian Pertahanan bersama Panitia Natal Nasional 2012 memberikan bantuan 2.000 sak semen, sembako, pakaian dan alat tulis kepada warga Desa Balinuraga dan Sidoreno Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan.

Ia mengatakan, untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air itu perlu penguatan nilai-nilai kebangsaan di kalangan masyarakat yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hingga tercipta kehidupan yang rukun dan damai tanpa adanya konflik horizontal.

Menurut dia, untuk masalah-masalah militer membutuhkan penguatan militer sedangkan seperti konflik horizontal membutuhkan penguatan non militer atau masyarakat sipil. "Dengan proses bertahap Direktorat Jenderal Pertahanan Kemenhan akan menjalankan suatu program yang mampu untuk membangun kekuatan non militer itu," kata Purnomo.

Namun, hal itu perlu dilakukan secara bertahap dengan melakukan tiga aspek mendasar penguatan itu yakni berupa pendekatan pendidikan, pekerjaan dan pemukiman.

Bhakti sosial oleh Kementerian Pertahanan bersama Panitian Natal Nasional sekaligus Peringatan Hari Bela Negara itu, memberikan bantuan berupa 2.000 sak semen, satu ton gula, 10 ton beras, 500 dus mie instant, 500 set alat tulis dan 40 bal pakaian layak pakai untuk para korban kerusuhan di Desa Balinuraga dan Sidoreno Kecamatan Waypanji Lampung Selatan.

Dalam acara tersebut, hadir pula Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Budi Susilo Soepandji, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo, Wakil Gubernur Lampung Djoko Umar Said dan Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP.

Rombongan Kementerian Pertahanan dan Panitia Natal Nasional itu tiba sekitar pukul 18.00 WIB di lokasi acara Bhakti Sosial di Desa Sidoharjo Kecamatan Waypanji yang kemudian kembali sekitar pukul 19.00 WIB.



Sumber : Antara