Surabaya - Pemerintah Indonesia
sepakat untuk membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan sistem alih
teknologi. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berharap, Indonesia dapat
membuat sendiri kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel.
Wakil Menhan mengatakan hal itu ketika berkunjung ke PT PAL, di Surabaya,
Jawa Timur, Jumat (28/12/2012).
Kapal Selam Korea Selatan Class ChangBogo
Tujuan Wakil Menhan ke PT PAL, dalam rangka meninjau kesiapan PT PAL
untuk memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista), di antaranya
kapal selam, kapal tunda, dan kapal kawal rudal cepat. "Saya melihat disini area persiapan untuk alih teknologi kapal selam.
Dua kapal selam diproduksi bersama Korea Selatan. Satu unit kapal selam akan
diproduksi di PT PAL di area khusus pembuatan kapal selam," ujar Sjafrie
Sjamsoeddin, di sela-sela kunjungannya.
Pemerintah Indonesia sepakat membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan
dengan sistem alih teknologi. Sjafrie berharap, Indonesia dapat membuat sendiri
kapal selam setelah teknisi dari PT PAL belajar ke Korsel.
Dalam kesempatan itu, Sjafrie juga meminta PT PAL betul-betul serius dalam
mengelola anggaran untuk kebutuhan modernisasi peralatan militer, khususnya
untuk membangun infrastruktur kapal perang. Selain melihat area yang disiapkan untuk fasilitas produksi kapal selam,
Sjafrie juga meninjau produksi kapal tunda dan KCR yang dipesan Kementerian
Pertahanan untuk kebutuhan TNI.
Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meminta PT
PAL Indonesia
untuk memperkuat infastruktur devisi kapal perang. Sebab penyertaan modal
negara ditujukan untuk memperkuat infrastruktur divisi kapal perang. “Secara keseluruhan PT PAL sudah bangkit dengan aktifitas yang cukup padat,
tetapi secara khusus saya meminta perhatian untuk memperkuat infrastruktur
divisi kapal perang,” kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat kunjungan kerja ke
PT PAL Indonesia, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/12).
Dalam kunjungan tersebut, Wamenhan meninjau langsung proses dan kesiapan pembuatan
kapal perang untuk TNI Angkatan Laut seperti kapal perusak kawal rudal (PKR),
tugboat, kapal cepat rudal (KCR) dan persiapan produksi kapal selam ketiga di
PT PAL Indonesia. Pada kesempatan itu, Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto sempat
melaporkan kepada Wamenhan mengenai persiapan pembuatan sejumlah kapal perang
yang dipesan oleh TNI Angkatan Laut.
KRI Teluk Hading-538 unsur kapal Perang di Jajaran Kolinlamil. Foto : TNI AL
Wamenhan menekankan pentingnya alih teknologi dalam pembuatan kapal selam.
Dalam rangka alih teknologi, menurut Sjafrie, pemerintah telah menetapkan untuk
membeli dua kapal selam dari Korea Selatan, yang pembuatannya berlokasi di
Korea Selatan dengan melibatkan tenaga dari Indonesia. Sedangkan satu unit
kapal selam merupakan bagian daripada Pusat Alih Teknologi Kapal Selam yang
pembuatannya dipusatkan di PT PAL Indonesia,
Surabaya dan
ini akan terjadi pada tahun 2016.
Untuk tujuan itu, Sjafrie mengingatkan perlu persiapan dan alokasi anggaran
serta manajemen alih teknologi alutsista strategis. Dengan adanya UU Industri
Pertahanan maka seluruh transfer of technology (ToT) Alat Utama Sistem
Persenjataan (Alutsista) strategis yang diperlukan baik oleh matra darat, laut
dan udara diangkat ke tingkat nasional yang dikendalikan oleh Komite Kebijakan
Industri Pertahanan (KKIP).
“Ini merupakan proyek nasional. Oleh karena itu membutuhkan
persiapan-persiapan. Pemerintah sejak tahun 2011-2012 dan akan meluncur ke
tahun 2013 telah menyediakan anggaran yang disebut penyertaan modal negara
kurang lebih Rp1,2 triliun. Dan, ini yang pertama digunakan untuk mempersiapkan
infrastruktur devisi kapal perang khususnya ToT kapal perusak kawal rudal yang
juga bagian daripada ToT,” kata Sjafrie.
Menurut Sjafrie, pemerintah juga sedang memikirkan untuk mengalokasikan
anggaran kurang lebih US$ 150 juta untuk kebutukan infratruktur kapal selam.
Wamenhan selaku Sekretaris KKIP mengingingkan bahwa PT PAL Indonesia betul-betul serius dan
telaten untuk mengelola alokasi anggaran yang diberikan dalam rangka memperkuat
infrasrtuktur divisi kapal perang. Sjafrie menjelaskan terhitung mulai tahun 2013, Ketua KKIP adalah Presiden dan
beranggotakan 10 menteri, termasuk Panglima TNI dan Kapolri.
Sjafrie yang juga selaku Ketua High Level Committee dalam rangka mengendalikan
dan mengawasi modernisasi peralatan militer yang dibebankan kepada PT PAL
sebagai tindak lanjut dari keinginan pemerintah untuk modernisasi peralatan,
menyampaikan bahwa industri pertahanan dalam negeri dialokasikan selama lima
tahun sebesar Rp7,9 triliun. Anggaran itu digunakan baik oleh PT PAL, PT Pindad
maupun PT DI serta industri dalam negeri lain yaitu swasta dalam rangka memasok
kebutuhan TNI.
Tak lama lagi, kejayaan Hiu Kencana akan kembali. Cakra dan Nanggala tak
lama lagi akan mendapat teman, seiring dengan makin nyatanya rencana kerjasama
PT PAL dengan galangan DSME Korea Selatan berdasar skema JOA (Joint Operations
Agreement). Berdasarkan kunjungan Wamenhan ke PT PAL pada 28 Desember 2012
lalu, sudah mulai ada sedikit sinar terang mengenai perkembangan proyek kapal
selam Type-209 DWT 1.400 ton untuk TNI-AL. Dari kontrak awal sebanyak 3 kapal
selam, dirinci bahwa kapal selam I dan II akan dibangun di galangan DSME,
sementara untuk kapal selam ketiga modulnya akan dibangun oleh DSME, sementara
final joint (penyambungan antar modul/ segmen) akan diselesaikan oleh PT PAL.
Mengingat krusialnya proses tersebut, maka proses ToT (Transfer of Technology)
menjadi sangat penting. Apalagi PT PAL belum pernah melakukan rekayasa rancang
bangun kapal selam sebelumnya. sebelumnya diberitakan bahwa PT PAL telah
menyiapkan sejumlah tenaga kerja yang akan melakukan OJT (On Job Training) ke
DSME. Tak tanggung-tanggung, 416 orang teknisi PT PAL akan dikirim untuk
melakukan observasi dan belajar pada saat kapal selam I dan II dibangun di
DSME, lebih banyak dari jumlah 186 yang diberitakan sebelumnya. Bagi yang
sedang mencari lowongan pekerjaan dan memiliki kualifikasi teknik khususnya
desain dan produksi, ada kabar gembira.
PT PAL masih membutuhkan 254 orang
tenaga kerja baru untuk engineering, technician/ foreman, dan worker. Untuk
menyiapkan sejumlah orang dan fasilitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi
kapal ketiga ini dibutuhkan anggaran sebesar US$ 215,2 Juta, yang terbagi USD
29,8 juta untuk manpower, USD 149,9 juta untuk fasilitas dan perlengkapan
produksi yang meliputi 11 workshop, 8 instalasi, perlengkapan produksi dan
ujicoba.
Lebih jauh lagi, PT.PAL juga sudah menyiapkan lokasi tempat
pembangunan kapal selam III. Lokasi yang disiapkan itu berada di Sektor B
Galangan PT.PAL. Apabila semua pihak berkomitmen untuk mendukung proses ini, PT PAL sejak
jauh hari sudah menyatakan sanggup untuk menyiapkan segala aspek teknis dalam
rangka pembangunan kapal selam ketiga. Komitmen tersebut dibutuhkan untuk
menjaga agar kapal selam U-209 DWT 1.400 ton ini dikerjakan sesuai dengan
jadwal, yaitu kapal I selesai pada 2016, kapal II pada pertengahan 2017, dan
kapal III pada pertengahan 2018. Mari sama-sama kita doakan bersama agar
kejayaan Hiu Kencana bisa kembali.
Jakarta - Di
penghujung tahun 2012, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi
galangan kapal nasional PT.PAL di Surabaya Jawa timur. Wamenhan rupanya ingin
mengetahui progress pembuatan kapal perang pesanan TNI-AL. Seperti diketahui,
sepanjang 2012, Kementrian Pertahanan telah memesan sejumlah kapal kepada
PT.PAL. Diantaranya KCR-60, Kapal Tunda, Perusak Kawal Rudal serta kerja sama
pembuatan Kapal Selam dengan Korea Selatan.
Untuk KCR-60M, progresnya boleh dibilang masih pada jalurnya. Namun, melihat
presentasi yang diberikan oleh PT.PAL, progresnya justru lebih cepat dari yang
direncanakan. Hingga bulan November 2012, kemajuan produksi telah mencapai 43 %
lebih dari semula yang direncanakan 34,7%. Jika tidak ada aral melintang, pada
desember 2013, KCR-60M sudah melaut.
Namun demikian ditemukan juga sejumlah kendala dalam pembangunan KCR-60M.
Yaitu, General Arrangement yang menjadi lampiran kontrak ternyata belum
memenuhi opsreq TNI AL dan baru dapat disepakati pada bulan september 2012.
Lalu pada Maret s/d mei 2012 , baru diproses persetujuan BKI (biro klasfifkasi Indonesia)
untuk gambar konstruksi kapal. Dan juga adanya permasalahan daftar kebutuhan
pembelian steel plate & profil yang baru dapat dikonfirmasi oleh vendor
(PT.KS dan vendor LN), dengan jadwal kedatangan di PT. PAL INDONESIA bulan
November dan Desember 2012. Selain itu disarankan juga pengadaan combat system
dapat diputuskan anggarannya, sehingga proses desain platform dan combat system
dilakukan bersamaan.
Sementara untuk kapal tunda, justru PT.PAL akan mengalami kemunduran jadwal
serah terima. Awalnya, serah terima kapal pertama akan dilakukan pada bulan
april 2013, dan terpaksa mundur hingga 15 juli 2013. Permasalahannya adalah
Steel Plate yang rencana awal menggunakan material stock ,ternyata pada saat
Blasting painting terdapat beberapa cacat/ pitting. Sehingga harus diganti
dengan pembelian steel plate baru , Plate pengganti mulai datang pada
awal Desember 2012 secara bertahap. selain itu, terdapat pula kesulitan
untuk mendapatkan tenaga Sub kontraktor. Namun demikian, pada proyek Tug Boat ini sudah terlihat bentuk kapalnya. Bagian
haluan dan dek kapal sebagian sudah selesai dibuat.
Jakarta - Indonesia siap meluncurkan roket tiga
digit atau roket berdaya jangkau 100 km-900 km pada 2013 untuk memperkuat
sistem persenjataan negara. "Tahun depan kita akan mulai menguji statis
maupun uji dinamis roket berdaya jangkau tiga digit," kata Asisten Deputi
Menteri Riset dan Teknologi bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis Goenawan
Wybiesana pada Evaluasi Akhir Tahun di Jakarta, Kamis.
Untuk tahap awal, ujarnya, lebih dulu dikembangkan
roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan kaliber 350 mm sebanyak 10-20
unit, kemudian dilanjutkan dengan roket balistik kaliber berikutnya, disusul
roket kendali. Kementerian Ristek sebagai bagian dari konsorsium
roket, turut mendanai proyek tersebut sebesar Rp10-15 miliar pada 2013.
Ilustrasi. Uji Coba Roket R Han 122 di Baturaja. Foto : Vivanews
Selain
Kemristek, konsorsium roket beranggotakan PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara
Indonesia, Lapan, BPPT, LIPI, ITB UGM, ITS, dan lainnya. Teknologi roket, ujarnya, dibangun dari empat
kemampuan yakni teknologi material, teknologi sistem kontrol, teknologi
eksplosif dan propulsi serta teknologi mekatronik yang seluruhnya sudah
dikuasai.
Program roket nasional, ia menerangkan, telah dimulai
sejak 2005 dengan mensinergikan berbagai lembaga terkait, dilanjutkan pembuatan
desain awal dan uji prototipe serta pengembangan desain pada 2010. Pada 2011, urainya, konsorsium roket ini meluncurkan
freeze prototype 1 (prototipe jadi) yang setelah dibeli Kementerian Pertahanan
dinamakan R Han 122 untuk dibuat menjadi massal melalui program 1.000 roket.
"R Han 122 ini memiliki kaliber 122 mm berdaya
jangkau 15 km, lalu pada tahun yang sama, daya jangkaunya R Han 122
ditingkatkan menjadi 25 km dan pada 2012 R Han ditingkatkan lagi kalibernya
menjadi 200 mm dengan daya jangkau 35 km," katanya. Sebelum program roket untuk kepentingan pertahanan
negara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah lama menguasai
teknologi roket untuk kepentingan riset peluncuran satelit.
Jakarta -Setelah berpuluh-puluh tahun menyewa pesawat dari
sebuah maskapai nasional, tahun ini Indonesia akhirnya resmi memiliki
pesawat kepresidenan. Penuh pro kontra. Pihak pengkritik menilai pembelian
pesawat bukan prioritas saat ini dan pemborosan.yang pro, melihatnya sebagai
hal wajardemi efisiensi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri secara khusus menyampaikan alasan
kenapa pemerintah harus membeli pesawat kepresidenan. Kata dia, semata-mata
demi efisiensi anggaran karena mahalnya biaya sewa pesawat kepresidenan. "Mensesneg sudah menjelaskan bahwa pesawat kepresidenan dengan menyewa
dari Garuda ongkosnya lebih mahal. Untuk kepentingan efesiensi, kami akan
menggunakan pesawat sendiri," ujar SBY dalam acara jumpa pers di Istana
Negara pada 13 Februari 2012.
Air Force one Indonesia
Pembelian pesawat kepresidenan itu juga telah disetujui, baik oleh pemerintah
maupun Dewan Perwakilan Rakyat dan telah dikonsultasikan dengan ahli pesawat.
"Saya bukan ahlinya. Akan dibicarakan berapa besar, pengadaan
trasportasi," kata SBY. Satu hal yang sangat ditekankan Presiden,
pesawat ini tidak hanya akan digunakannya, tapi juga presiden-presiden RI di
masa mendatang. Pembelian "Air Force One" yang sebetulnya sudah direncanakan sejak
2010 itu pun terealisasi awal tahun ini..
Untuk membeli pesawat ini Sekretariat Negara membentuk tim yang bertugas
menyusun spesifikasi teknis beserta anggarannya sesuai standar pengamanan VVIP.
Tim terdiri atas unsur Sekretariat Negara, Sekretaris Militer Presiden, Mabes
TNI AU dan Paspampres, serta PT Garuda Indonesia. Pesawat kemudian dibeli
dengan harga US$91,2 juta atau sekitar Rp820 miliar. RinciannyaUS$58,6 juta
untuk badan pesawat, US$27 juta untuk interior kabin, US$4,5 juta untuk sistem
keamanan, dan US$1,1 juta untuk biaya administrasi.
Pesawat Kepresidenan Boeing Businnes jet 2. Foto : Sekretariat Negara
Tak sembarang pesawat dipilih untuk mengangkut orang nomor satu di tanah air
ini. Dengan uang sekitar Rp 820 miliar dipilihkan Boeing Business Jet 2
Green Aircraft. Mengapa Boeing ? Sekretaris Kantor Sekretariat Negara, Lambock V Nahattands saat itu mengatakan,
Boeing dipilih karena jenis pesawat ini menguntungkan ditinjau dari operasional
dan perawatan. Dari segi operasional, pemerintah menganggap para pilot di dalam
negeri, termasuk pilot TNI AU, lebih siap dan mengenal pesawat jenis Boeing.
Sementara dari segi perawatan, lebih banyak dan siap serta memiliki kapabilitas
yang memadai dibanding untuk perawatan pesawat merek lain. "Pesawat Boeing
telah banyak digunakan untuk penerbangan VVIP negara-negara di dunia,"
katanya. Selain itu, kriteria dan spesifikasi pesawat kepresidenan yang dibuat
pemerintah adalah mampu terbang jauh sekitar 10-12 jam, mampu mendarat di
bandara kecil, memuat kapasitas rombongan presiden yang berjumlah sekitar 70
orang. Kriteria lain memiliki peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation
dan inflight entertainment yang khusus. Itulah kenapa pemerintah memilih
Boeing.
Spesifikasi "Air Force One" Indonesia
Dikutip dari Boeing.com, pesawat BBJ2 ini didisain untuk keperluan VIP. Yakni
didisain dengan konfigurasi mewah dengan keberadaan kamar tidur utama, toilet
yang dilengkapi dengan shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu. Boeing BBJ2 ini memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang sayap 35,8 meter,
tinggi ekor 12,5 meter dan memiliki diameter 3,73 meter. Untuk interiornya,
BBJ2 ini memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16 meter dan lebar 3,53
meter.
Ilustrasi
Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang
maksimal sejauh 10.334 kilometer. Namun jika pesawat berisi maksimal 50 orang,
maka jarak tempuhnya mencapai 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui
dengan kecepatan maksimal 871 kilometer per jam. Pabrik Boeing juga memasang enam tangki bahan bakar ke badan pesawat agar
pesawat itu bisa terbang nonstop selama 10-12 jam. Seperti apa tampang
"Air Force One" Indonesia
ini? Tunggu kehadirannya di tanah air Agustus 2013 nanti.
Surabaya -
Modernisasi alutsista TNI dilakukan secara serius untuk menunjung kekuatan
sistem pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu,
pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan TNI, khususnya matra Angkatan
Laut dalam menjaga perairan Indonesia. "Rencana strategis jangka panjang, Indonesia
akan membeli 10 kapal selam," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
Sjamsoeddin saat berkunjung ke PT PAL, Surabaya,
Jumat (28/12).
Kapal Selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL
Untuk tahap awal, Indonesia
akan memiliki tiga kapal selam hasil kerjasama pembelian dari Korea Selatan.
Dua dibuat di sana,
kata dia, satu kapal selam dibuat murni anak negeri di PT PAL mulai 2016. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia, puluhan teknisi dikirim ke Negeri
Ginseng untuk mendapatkan menimba ilmu transfer teknologi.
Targetnya nanti, kata Sjafrie, sepulangnya ke Indonesia
mereka memiliki kemampuan untuk merawat dan membuat kapal selam yang menjadi
alutsista ampuh dalam menjaga perairan Indonesia. "Karena memelihara
dan membangun kapal selam tidak beda jauh." Pihaknya paham untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) membutuhkan
dana besar dan dilakukan dengan perencanaan matang. Meski begitu, kalau melihat
cetak biru yang pemenuhan alutsista hingga 2024, maka hal itu hampir dipastikan
terwujud.
Sjafrie menjelaskan, pada awal pemerintahan SBY, anggaran belanja alutsista
per tahun masih Rp 500 miliar. Sekarang, dana yang digelontorkan pemerintah
mencapai Rp 8 triliun. Selain untuk memasuk kebutuhan senjata operasional
prajurit, langkah membeli produk senjata lokal juga untuk membantu memulihkan
kejayaan industri pertahanan dalam negeri. "PT PAL sudah bangkit dan secara khusus mendapat penyertaan modal. Tapi
mereka harus menguatkan divisi kapal perang yang terkenal dengan teknologi
tinggi."
Jakarta - Staf
Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Mayjen TNI Hartind Asrin menegaskan,
pihaknya sama sekali tidak membawa kepentingan tertentu dalam menyusun
Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional (Kamnas). RUU tersebut mendapat
banyak tentangan dari kelompok masyarakat sipil lantaran dianggap memberikan
kewenangan besar bagi TNI untuk bertindak. "Saya tegaskan, kami dari TNI, terbuka atas semua kritik dan masukan.
Tidak ada kepentingan apa pun yang kami bawa, kecuali kepentingan negara,"
ujar Hartind, Rabu (26/12), dalam diskusi di Galeri Cafe Taman Ismail Marzuki
(TIM), Jakarta.
Ilustrasi. Foto : Liputan6
Ia mengatakan, keterbukaan sikap TNI dalam menyusun RUU itu dibuktikan
dengan penghilangan pasal tentang penyadapan. Ia juga mengatakan, pasal tentang
sanksi terhadap perancang undang-undang yang dinilai inkonsepsional yang
awalnya tercantum pun sudah dihapus. "Kalau salah mengkonsep undang-undang, tadinya di RUU ini juga
dimasukkan, bisa dipidana, tapi akhirnya dihapus karena ditentang DPR. Kemhan
tidak alergi akan masukan," ucap Hartind.
Menurutnya, RUU Kamnas ini diperlukan lantaran untuk menjaga keamanan
nasional. Selain itu, untuk merespon adanya ancaman, yang memerlukan tindakan
cepat melalui gladi posko yang melibatkan Forkominda (Forum Komunikasi
Intelijen Daerah). Gladi posko itu dipimpin oleh pimpinan daerah. "Gladi posko ini juga dipimpin oleh sipil. Jadi tidak benar kalau kami
menghilangkan hak sipil, justru kami menghormati itu. Jangan berpikiran, ini
teori konspirasi. Tidak ada. Ini untuk kepentingan nasional," katanya.
Kementerian Pertahanan telah menyerahkan draft Rancangan Undang-undang
Keamanan Nasional (Kamnas) yang telah direvisi ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
pada bulan Oktober lalu. Namun, hasil revisi draft RUU itu nyatanya masih menyisakan 44 pasal yang
berbenturan dengan undang-undang yang sudah ada. Selain itu, beberapa pasal di
antaranya masih dianggap melanggar hak sipil. "RUU Kamnas dibuat dengan tergesa-gesa. Tidak ada perubahan signifikan
dalam RUU ini dari 60 menjadi 55 pasal. Dari 55 pasal itu, koalisi menolak 44
pasal," ujar aktivis Imparsial, Batara Ibnu Reza.
Batara mengatakan, keberadaan RUU Kamnas ini penting namun substansinya bisa
menimbulkan banyak persoalan. Pasal-pasal yang ada di dalam RUU Kamnas dianggap
berbenturan dengan undang-undang yang ada, seperti Undang-undang Pertahanan
Negara. Direktur Badan Pekerja Institut Proklamasi (BPIP), Arif Rahman juga
menganggap beberapa pasal yang ada di draft RUU Kamnas bertujuan mengembalikan
kewenangan militer. "RUU Kamnas ini bersifat multitafsir dan berpotensi mengancam hak asasi
manusia, penegakan hukum, kebebasan sipil, hak dan kebebasan Parlemen dalam
membuat UU, serta kebebasan berekspresi," kata Arif.
BPIP, kata Arif, mencatat Kementerian Pertahanan selaku wakil pemerintah
yang menyusun dan merumuskan konsep RUU tersebut dinilai gagal melakukan
transformasi nilai positif dan urgensi konsep tersebut kepada masyarakat, awak
media, dan politisi Senayan. "Sehingga yang muncul adalah tanda tanya dan kecurigaan atas pengajuan
RUU Kamnas di saat suasana batin masyarakat sudah terbiasa dengan model
demokrasi langsung yang transparan," ujar dia.
Surabaya - Panglima TNI, Laksamana TNI Agus
Suhartono, mengatakan, rencana pemekaran tiga komando armada TNI AL masih harus
menunggu selesainya revisi Peraturan Presiden Nomor 10/2010 tentang Organisasi
TNI.
Saat ini ada dua komando armada TNI AL, yaitu Komando Armada Indonesia di
Kawasan Barat dan Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur. Rencananya, akan
dimekarkan dengan tambahan satu lagi, yaitu Komando Armada Indonesia di Kawasan
Tengah.
Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono (tengah), Menyematkan tanda Jabatan kepada KSAL Laksamana Madya TNI Marsetio (kanan) ketika sertijab. Foto : Antara
"Perpres 10 itu sedang dikaji kembali untuk direvisi dan Presiden juga
sudah menyetujui," kata Suhartono kepada wartawan usai memimpin upacara
serah terima jabatan Kepala Staf TNI AL, di dermaga Komando Armada Indonesia di
Kawasan Timur, Surabaya,
Kamis.
Laksamana TNI Marsetio menggantikan Laksamana TNI Soeparno sebagai pucuk
pimpinan TNI AL. Marsetio sebelumnya adalah wakil kepala staf TNI AL dan pernah
menjadi asisten operasi panglima Komando Armada Indonesia di Kawasan
Timur.
Menurut Suhartono, pemekaran komando armada itu merupakan bagian validasi
organisasi dari program pembangunan TNI AL untuk menjadi lebih profesional,
handal dan disegani. "Nantinya akan ada seorang panglima bintang tiga yang membawahi tiga
komando armada, yakni timur, tengah dan barat. Mereka akan bertanggung jawab
terhadap wilayah armada laut Indonesia yang cukup besar," katanya.
Akan tetapi, Suhartono tidak merinci kapan revisi Perpres tentang organisasi
TNI tersebut akan selesai. "Sekarang revisinya sedang digodok,"
tegasnya. Terkait pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), ia menjelaskan bahwa
Markas Besar TNI telah mencanangkan program pencapaian kekuatan pokok minimum (Minimum
Essential Force/MEF), termasuk di TNI AL, bisa tercapai pada 2024.
"Saya harapkan pada 2014, program MEF di TNI-AL sudah mencapai sekitar 40
persen. Cetak biru pembangunan MEF sudah disusun dan pimpinan TNI-AL harus
konsisten melaksanakan itu," tambahnya. Saat menyampaikan amanat pada upacara sertijab, Laksamana Agus Suhartono
menyatakan, dinamika penugasan TNI ke depan, khususnya TNI AL akan semakin
berat dan komplek.
TNI AL akan dihadapkan pada tantangan tugas pembangunan kekuatan matra laut,
pemberdayaan wilayah pertahanan laut, serta penegakan hukum dan pengamanan
wilayah laut yurisdiksi nasional. "Semua itu membutuhkan kesiapsiagaan seluruh jajaran prajurit TNI AL agar
mampu menjawab setiap persoalan, tantangan dan ancaman terhadap kepentingan
nasional yang berkembang," kata Suhartono.
Jakarta - Mengakhiri Tahun
2012, Kementerian Pertahanan melaksanakan Refleksi terhadap seluruh program
kegiatan di beberapa bidang yang telah dilaksanakan selama Tahun 2012 yang
menjadi tahun ke tiga dari Renstra pertama dan proyeksi program kegiatan
Kementerian Pertahanan untuk tahun 2013. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (27/12) di Kantor Kemhan.
Menhan menyatakan bahwa peningkatan kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS
dilaksanakan secara bersinambungan sesuai kemampuan anggaran. Untuk
meningkatkan Kesejahteraan Prajurit TNI dan PNS, Kemhan telah memberikan
tunjangan cacat, pelayanan kesehatan, perumahan, dukungan Perlengkapan Perorangan
Lapangan (Kaporlap), bantuan beasiswa dan tugas belajar serta tunjangan
kinerja.
Prototipe Smart Bomb. Foto : Berita HanKam.com
Seiring dengan hal itu, di bidang kesehatan, Kemhan juga ikut berpartisipasi
aktif dalam penanggulangan penyakit yang berdampak nasional melalui pemenuhan
Alkes Rumkit dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/PNS dan keluarganya serta
masyarakat.
Demikian juga di bidang perumahan, dimana untuk tahun 2012 telah dibangun
rumah bagi prajurit dan PNS baik berupa Rusunawa, Rusunami maupun kepemilikan
rumah umum dan khusus. Untuk rencana tahun 2013 mendatang akan dilakukan
penataan rumah negara dan penyelesaian permasalahan tanah dan bangunan, serta
penambahan pembangunan Rusunawa, Rusunami dan kepemilikan rumah umum dan
khusus.
Sementara itu, di dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Kemhan / TNI
tetap mengacu kepada pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) dengan melakukan
Restrukturisasi berdasarkan kebijakan Zero Growth yaitu tidak ada
penambahan personel secara signifikan, dimana antara rekrutmen personel dan
yang pensiun seimbang (Pertumbuhan Nol) dan melakukan kebijakan Right Sizing
yaitu dapat menentukan kebutuhan personel secara tepat guna dengan melaksanakan
penataan organisasi, penghitungan beban kerja dan standar kompetensi.
Adapun program kegiatan yang telah dilaksanakan dari sisi sarana pertahanan
selama tahun 2012 adalah program modernisasi alutsista (Alat Utama Sistem
Senjata) TNI sesuai dengan Minimum Essential Forces (MEF) untuk kurun
waktu 15 tahun. Tahun 2012 ini telah memasuki tahun ke tiga dari Renstra I dan
diharapkan sampai dengan tahun 2014 pencapaian lebih dari 30 %.
Untuk proyeksi Tahun 2013 program kerja sarana pertahanan akan tetap
melanjutkan proses pengadaan dengan didukung pengembangan teknologi industri
pertahanan, pemenuhan kelengkapan dokumen regulasi keuangan serta penyempurnaan
Permenhan tentang pengadaan Alutsista. Disamping itu pengadaan alutsista juga
mengutamakan produksi dalam rangka meningkatkan kemandirian industri pertahanan. Pada tahun 2012 pelaksanaan kegiatan yang mengemuka berkaitan dengan
analisis Strategi Pertahanan, konflik laut Cina Selatan, tata ruang wilayah
pertahanan, pengawasan perbatasan dengan menggunakan Iptek, Implementasi
Doktrin dan Implementasi Sishanta di Perbatasan.
Truk Perkasa Sebagai Platform Peluncur Roket RHAN 122. Foto : Berita HanKam.com
Pengkajian terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan yang dilakukan
antara lain kajian model Warhead kaliber 200 mm, penyempurnaan PTTA (Pesawat
Terbang Tanpa Awak), Model Kapal Selam Tanpa Awak, Pengembangan MEF (Minimum Essential
Force) dan pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X. Disamping itu juga
dilaksanakan analisis terhadap alat peralatan pertahanan, berupa pembuatan
prototype Rantis 5 Ton 6x6 peluncur roket kaliber 122 mm, Prototipe Munisi
kaliber 105 mm Exercise, Prototipe Combat Boat, Prototipe roket
jarak 100 km ground to ground dan Prototipe Smart Bomb.
Untuk proyeksi 2013 Balitbang Kemhan akan melaksanakan program pengkajian
Strategi pertahanan, salah satunya strategi pencegahan dan penanggulangan
Dampak Konflik Laut Cina Selatan terhadap Kedaulatan NKRI (ditinjau dari aspek
ekonomi dan sosial budaya) serta melaksanakan sosialisasi pengintegrasian
komponen negara dan pemberdayaan wilayah pertahanan.
Di bidang legislasi, Kemhan menyusun dan membahas RUU yang menjadi prioritas
prolegnas tahun 2012 antara lain RUU Komcad, RUU Kamnas, dan RUU Rahasia
Negara. RUU yang sudah disahkan menjadi Undang-Undang di Tahun 2012 adalah UU
Nomor. 15 Tahun 2012 tentang Veteran RI dan UU. Nomor 16 tahun 2012 tentang
Industri Pertahanan. Tahun 2013 target yang akan diselesaikan adalah RUU
Rahasia Negara, RUU Kamnas, dan 38 Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan)
termasuk Naskah Akademik dan draft RUU Bela Negara.
Jakarta Internasional Defence Dialoque (JIDD) ke-2, 2012 dan Indo
Defence ke-5, 2012 telah terlaksana dengan sukses. Kedua forum tersebut
merupakan forum dialog dan pameran Alutsista pertahanan keamanan di kawasan
Asia Pasifik yang saat ini telah diakui dan menjadi agenda dunia serta
diselenggarakan setiap tahun. Untuk tahun 2013 forum tersebut akan lebih
ditingkatkan secara kualitas. Selain itu juga di selenggarakan ASEAN
Regional Forum Head of Defence Universities Colleges and institutions Meeting
(ARF – HDUCIM) yang merupakan media pertukaran informasi dan pengalaman dalam
pengembangan ilmu pertahanan.
Di bidang Potensi Pertahanan, Kemhan melanjutkan dan mengintensifkan
kegiatan pembinaan kesadaran bela negara dengan melibatkan Kementerian lainnya,
LPNK dan elemen masyarakat dalam memantapkan upaya Nation Character Building
sumber daya manusia untuk kepentingan pertahanan negara. Tahun 2012 ini juga
telah dicanangkan bahwa tanggal 19 Desember sebagai hari Bela Negara yang akan
diperingati secara nasional setiap tahun.
Pembangunan dan pemberdayaan wilayah perbatasan juga merupakan perhatian
yang sangat besar bagi Kemhan di tahun 2012. Hal tersebut tidak hanya berupa
pembangunan secara fisik, tetapi juga non fisik seperti peningkatan pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan dan wawasan kebangsaan, termasuk juga peningkatan
kesejahteraan bagi personel Kemhan/TNI yang bertugas di wilayah perbatasan
seperti tunjangan khusus. Disamping itu dialog dan penyelesaian masalah wilayah
perbatasan dengan negara-negara yang terkait juga terus dilaksanakan secara
intensif. Di tahun 2013 kegiatan–kegiatan tersebut akan terus ditingkatkan.
Demikian Siaran Pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan
Surabaya - Ribuan prajurit Korps Marinir melepas Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno di Kesatrian Sutedi Senaputra
Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya,
Rabu. Pelepasan Kasal yang dilaksanakan dalam Apel Khusus
itu berlangsung cukup khidmat dan dihadiri Wakasal Laksamana Madya TNI
Marsetio, para pejabat teras Mabesal, para Pangkotama TNI AL, dan Ketua Umum
Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno.
Di depan ribuan prajurit Korps Marinir, Kasal yang
kelahiran Surabaya
itu mengatakan apa yang dialaminya saat ini mengingatkan dirinya ke peristiwa
dua tahun silam, tepatnya 2 Nopember 2010. "Pada hari itu merupakan hari yang sangat
bersejarah dalam perjalanan pengabdian saya di TNI AL. Pada hari itu dengan
rasa bangga, saya diangkat menjadi warga kehormatan Korps Marinir, sebuah Korps
yang begitu besar, Korps dengan sejarah pengabdian yang panjang dengan penuh
warna," katanya.
KSAL Laksamana TNI Soeparno (Kiri) di dampingi Istri, dari atas Kendaraan Tempur ( Ranpur) membalas salam hormat ribuan prajurit ketika tradisi pelepasan jabatan KSAL. Foto : Antara.
Ia mengemukakan pada hari itu sangat bersejarah karena
menjadi warga kehormatan Korps Marinir merupakan dambaan dan impian setiap
perwira Angkatan Laut. "Hari ini, saya berdiri di hadapan para prajurit
Korps Marinir untuk terakhir kalinya sebagai pemimpin TNI AL, dengan diliputi
rasa haru yang mendalam, tiba saatnya di acara parade perpisahan ini, saya
selaku pemimpin TNI Angkatan Laut yang sekaligus sebagai warga kehormatan mohon
diri dan mohon pamit," katanya.
Secara struktural, semuanya harus berpisah tetapi
secara kultural dalam ikatan keluarga Korps Marinir, tentu tidak akan pernah
terpisah. "Selama hayat masih di kandung badan, saya masih
tetap sebagai keluarga besar Korps Marinir. Walaupun hanya menjadi warga
kehormatan, namun saya merasa menjadi prajurit Korps Marinir sejati," katanya.
Setelah purna tugas kelak, jika Korps memanggil, maka
dirinya siap memakai helm, memanggul ransel, mengangkat senjata bersama-sama
dengan prajurit Korps Marinir, mendarat di pantai musuh serta mengobrak-abrik
pertahanan musuh yang mengancam kedaulatan NKRI, sebagai seorang petarung yang
rela mengorbankan jiwa raga demi kejayaan Tanah Air tercinta.
Orang nomor satu di TNI AL itu mengatakan selama
memimpin TNI Angkatan Laut telah menyaksikan betapa membanggakan sepak terjang
prajurit Korps Marinir yang senantiasa hadir di setiap palagan, baik di dalam
maupun di luar negeri, dengan membawa panji-panji keberhasilan, kiprah yang
demikian hebat membuat gentar lawan dan bakal lawan.
"Hasil gemilang dan membanggakan tersebut
tentunya tidak terlepas dari kerja keras, keikhlasan dan kebersamaan yang
menjadi jatidiri Korps Marinir serta telah terpatri dalam diri prajurit baret
ungu. Semuanya melahirkan keyakinan dalam diri saya bahwa Korps Marinir akan
mampu menghadapi seberat apapun tantangan tugas di masa mendatang,"
katanya.
Dalam kesempatan itu, Laksamana TNI Soeparno
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas loyalitas,
dedikasi dan pengabdian serta dukungan yang tulus selama ini. "Sebelum kaki ini melangkah meninggalkan Ksatrian
Marinir Sutedi Senaputra yang penuh wibawa ini, perkenankan saya menyampaikan
ungkapan tulus dari jiwa keprajuritan yang telah terpatri selama menjadi
perwira Angkatan Laut bahwa kalian adalah prajurit-prajuritku yang sungguh
hebat dan mengagumkan, terima kasih atas semianya," katanya.
Setelah Apel Khusus itu usai, acara dilanjutkan dengan
tradisi pelepasan. Kasal beserta Ny Lilik Soeparno didampingi Dankormar Mayor
Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington
dan Ny. Mediastuti Faridz Washington
menuju lapangan apel untuk melaksanakan prosesi pelepasan yang diawali dengan
pengalungan bunga oleh Putra-putri prajurit Marinir kepada Kasal dan Ny. Lilik
Soeparno.
Selanjutnya, Kasal beserta Ny. Lilik Soeparno menaiki
BTR-50 dengan dilepas oleh ribuan prajurit Korps Marinir dan Jalasenastri,
yaitu melewati lorong yang dibentuk dengan menggunakan kendaraaan tempur milik
Korps Marinir dengan diiringi musik dan lagu "Seraut Wajah" dari
seniman legendaris Ebiet G. Ade.
Sesampainya di depan ruang VIP Menbanpur-1 Mar, Laksamana
TNI Soeparno berkesempatan menuliskan pesan di prasasti, "Teruskan
Perjuanganmu, Prajuritku yang gagah Perkasa, Saya Bangga pernah memimpin
kalian, Jadilah prajurit Petarung yang Religius dan Humanis".
Setelah menerima cenderamata dari prajurit baret ungu,
Laksamana TNI Soeparno dan keluarga berjalan kaki dilepas dengan iringan musik
rebana yang melewati lorong ribuan prajurit baret ungu sampai pos penjagaan
Ksatrian Sutedi Senaputra Karangpilang.