Berbagai bukti dan laporan menyebutkan bahwa wilayah Kurdistan Irak berubah
menjadi sarang Dinas Intelijen Rezim Zionis Israel (Mossad).Berbagai media Irak melaporkan kehadiran anasir Dinas Rahasia Israel
(Mossad) di wilayah Kurdistan Irak. Al-Alam menukil dari al-Nakheel melaporkan,
anasir Mossad di Kurdistan menggunakan kedok sebagai pengusaha guna melancarkan
konspirasinya di bidang ekonomi, keamanan dan politik.
Al-Nakheel menulis, anasir Mossad memanfaatkan teknologi canggih guna
merekam percakapan para petinggi Irak dan sejumlah anggota Peshmerga Kurdi
mereka kirim ke Palestina pendudukan untuk menjalani pelatihan. Wayne Madsen, wartawan Amerika yang mencermati transformasi di wilayah
Kurdistan Irak meyakini bahwa anasir Mossad telah berada di kawasan ini sejak
tahun 2005 guna melatih pasukan Peshmerga. Menurutnya, Yahudi Kurdi sejak
agresi militer Amerika Serikat ke Irak tahun 2003 telah aktif membeli tanah di
Provinsi Nainawa, karena mereka meyakini provinsi ini termasuk bagian
bersejarah Yahudi.
Ia menambahkan, Zionis dengan dalih berziarah ke makam Nabi Yunus dan
nabi-nabi lain Bani Israel yang berada di Irak sepanjang tahun berulang kali
mengunjungi negara ini. Binyamin Fuad Ben-Eliezer, mantan menteri peperangan Israel termasuk sosok yang mengawasi perusahaan
jasa yang membawa rombongan "peziarah" Israel ke Irak. Di luarnya
rombongan ini menampilkan diri sebagai peziarah, namun mereka melakukan
kegiatan spionase di Irak.
Sepertinya gerakan Israel
di wilayah utara Irak tidak berhenti sampai di sini saja. Agen-agen Mossad
melalui perusahaan dagang, kontraktor serta pedagang yang memiliki identitas
Arab maupun non Arab berusaha meningkatkan pengaruhnya di Irak dan mengawasi
dari dekat setiap perkembangan di negara ini.
Lembaga riset Irak Dar Babil di laporannya menyebutkan, perusahaan BAZAN
yang dipimpin oleh Yashar Ben-mordechai menguasai eksplorasi dan kilang minyak
di Irak. Tampaknya perusahaan ini melalui sebuah kontrak telah membeli ladang
minyak Kirkuk dan wilayah Kurdistan Irak serta
mengangkutnya ke Israel
melalui Turki dan Yordania.
Selain itu pelatihan milisi Peshmerga Kurdi merupakan strategi lain Mossad
di wilayah Kurdi Irak. Kondisi ini tak lepas dari pantauan pemerintah pusat. Baghdad berulang kali memberikan peringatan atas hubungan
petinggi Kurdistan dan Israel .
Meski petinggi Kurdistan menolak memiliki hubungan dengan Tel Aviv, namun
keberadaan perusahaan jasa kontraktor dan perdagangan Israel di kawasan ini sepertinya
cukup menjadi dalih berlanjutnya hubungan antara kedua pihak.
Yang pasti jika proses ini terus berjalan, maka Irak sebagai pihak langsung
akan terancam dan bahaya ini akan terus merembet ke negara tetangga Baghdad . Mantan
Menteri Keamanan Israel ,
Avi Dichter seraya mengisyaratkan tujuan
strategis Israel
untuk
mencegah kemajuan peran Arab dan regional Irak di kawasan menyatakan,
"Mengingat kelemahan militer negara ini di dua dekade terakhir, Israel
berusaha membagi wilayah Irak demi keamanannya."
Sumber : The Global Review
No comments:
Post a Comment