Saturday 22 December 2012

Kemhan Libatkan 250 Teknisi dalam Proyek PKR di Belanda



Jakarta - Kementerian Pertahanan membantah kontrak pembelian kapal perusak kawal rudal dengan galangan Damen Schelde Belanda merugikan PT PAL yang hanya kebagian nilai proyek 3 persen dari kesepakatan pengerjaan 25 persen di Indonesia dari kontrak 220 juta dollar AS.

Sigma 10514

Sekretaris Jendral Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto seusai pertemuan General Border Committee RI-Malaysia di Jakarta, Kamis (20/12), menjelaskan, pihaknya mengirim 250 teknisi PT PAL ke Belanda untuk ikut dalam pembuatan kapal PKR tersebut.

“Tidak bisa dihitung dari nilai uang yang diterima PT PAL sebesar 3 persen dari 220 juta dollar AS. PT PAL dengan 250 teknisinya juga terlibat dalam pembangunan kapal di Belanda. Itu nilainya besar, tidak bisa dihitung semata dari pengerjaan berapa dollar AS di Surabaya.” Kata Eris.

Dia mengatakan pemilihan galangan Damen Schelde sesuai prosedur. Damen Schelde mengalahkan Rosoboron dari Rusia dan Orizonte dari Italia. Sekjet Kemhan mengakui, dengan nilai anggaran 220 juta dollar AS baru bisa membeli kapal sebagai platform dan meriam permukaan sehingga belum dilengkapi peluncur rudal dan tabung torpedo.

Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin, mengkritik pembelian kapal perang kawal rudal (PKR) dari Damen Schelde yang menurut dia penuh keganjilan. “Kapal sejenis dengan harga 220 juta dollar AS dari Orizonte sudah dilengkapi peluncur rudal dan torpedo. Italia juga setuju 100 persen membangun kapal PKR tersebut di galangan PT PAL Surabaya sehingga transfer teknologi lebih besar skalanya yang diterima Indonesia, “ kata Hasanudin.

PKR yang dipesan Tanpa Persenjataan

Kementerian Pertahanan membeli kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) tanpa dilengkapi dengan peluncur rudal dari galangan kapal Damen Schelde Belanda. Pembelian kontrak pertama dan dilanjutkan dengan kontrak kedua memang tidak dilengkapi peluncur rudal dan torpedo karena faktor keterbatasan anggaran, dan pengadaan alutsista berlanjut dianggarkan pada periode berikutnya, seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Beberapa pengamat militer sempat mempertanyakan transparansi pembelian PKR yang dibuat oleh galangan kapal Damen Schelde dan PT PAL tersebut, karena menurutnya harga pembelian PKR ini cukup mahal namun tanpa persenjataan. Bahkan pembelian ini dibandingkan-bandingkan dengan penawaran kapal korvet dari Italia sebelumnya dengan harga yang hampir sama namun sudah termasuk persenjataannya.

Namun Menhan membantah jika penawaran kapal korvet dari Italia lebih murah, karena Indonesia juga ditawari termasuk "bonus" hibah 2 fregat bekas kelas Mistral dan membutuhkan biaya perbaikan yang besar.

Di kesempatan lain, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan program alutsista sampai 2024 diupayakan bertahap, khususnya pemenuhan untuk tahun 2010-2014 sebesar 40 persen atau sekitar Rp 150 triliun. Sebagian sudah dipenuhi dan mudah-mudahan bisa tercapai MEF (Minimum Essential Force), ujarnya.



Sumber : Kompas

Situasi Politik Korea Pengaruhi Kelangsungan KFX / IFX


Jakarta - Meski tetap berusaha optimis, sinar kegalauan tampak tak bisa ditepis dari wajah Prof. Dr. Eddy S. Siradj. Dalam Lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI yang berlangsung Kamis (20/12) di Gedung BPPT, Jakarta, dengan bersemangat Kabalitbang Kementerian Pertahanan ini memaparkan panjang lebar kisah perancangan jet tempur masa depan KFX/IFX (Korean-Indonesian Fighter Experiment) yang tengah digarap Indonesia dan Korea Selatan. Proyek prestise bilateral ini dikatakan baru saja menyelesaikan tahapan Technology Development, dan akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development. Ia tak bergeming ketika sejumlah peserta lokakarya menanyakan soal kesanggupan teknis dan finansial Indonesia.



“Kebijakan pemerintah untuk bekerja sama dengan Korea Selatan membuat KFX/IFX sudah disepakati pada 2009. Pemerintah optimis, masak saya selaku pelaksana tidak optimis?” tangkis Eddy menjawab pertanyaan kritis pengamat kedirgantaraan Chappy Hakim soal penyelesaian program ini.  Mantan KSAU ini juga mempertanyakan kenapa justru bekerja sama dengan Korea? Ia rupanya risau terhadap efek Korea sebagai negara yang masih dalam status perang (dengan Korea Utara). Dalam kondisi seperti itu dikuatirkan Indonesia hanya akan menjadi bagian dari kepentingan Korea. Chappy juga mengkritisi soal KFX/IFX yang masih terbilang varian F-16. “Kenapa kita tidak buat yang benar-benar baru saja sekalian?” tanyanya.

Tapi lain halnya ketika Angkasa menanyakan soal upaya pemotongan anggaran pengembangan KFX untuk 2013 yang telah digelindingkan Pemerintah Korea. Rona wajahnya segera berubah. Ia tiba-tiba agak galau. “Ya itu, memang masalah itu pula yang tengah merundung teman-teman enjinir KFX/IFX di sana. Kini di Korea, untuk penggarapan proyek ini, ada 140 enjinir, 30 persen di antaranya dari Indonesia. Mereka masih sama-sama menunggu keputusan yang akan dibuat Parlemen Korea. Keputusan itu belum ada karena Korea baru akan membentuk parlemen yang baru usai terpilihnya Park Geun-hye sebagai presiden belum lama ini. Kini, kelangsungan KFX/IFX memang praktis tergantung pada situasi politik di sana,” tuturnya.

Seperti diberitakan pemerintah Korea akan memotong anggaran pengembangan KFX untuk 2013 atas pertimbangan perkembangan ancaman dan keamanan regional, serta oleh sebab pembatalan keikutsertaan Turki dalam proyek ini. Di lain pihak, oleh karena China dan Jepang telah sama-sama membuat jet tempur generasi ke-5, Pemerintah Korea belakangan kian tertarik pada pesawat tempur setingkat yang telah lama ditawarkan Boeing, AS, yakni F-15 Silent Eagle. Pengalihan perhatian ini dikuatirkan akan menyedot anggaran yang tak kecil dan akan mengganggu proyek KFX/IFX yang sedang berjalan.

Mendampingi Eddy Siradj, Prof. Dr. Muljo Widodo, salah seorang pimpinan Tim Enjinir Indonesia, menjelaskan, kedua pihak sudah menyelesaikan tahap Feasibility Study dan Technology Development, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya kedua tim akan masuk ke tahapan Engineering Manufacturing Development lalu terakhir Production. Kedua tim telah mengurai ada sebanyak 432 core technology yang akan diemban jet tempur generasi 4,5 ini, di mana 48 di antaranya belum dikuasai. Teknologi yang masih harus dipelajari ini umumnya ada di seputar kemampuan menghindar dari radar. Begitu pun kedua pihak sudah saling mengetahui kelebihan masing-masing.

Lain politisi, lain pula yang dipikirkan kaum teknokrat. Dua tahun bekerjasama rupanya telah membuat kedua tim enjinir mengenal cukup mendalam. Di mata tim Indonesia, Korea dinilai  telah memiliki kemampuan membuat hampir semua sub-sistem yang diperlukan KFX. Sementara di mata tim Korea, Indonesia dinilai luar dugaan karena telah menguasai segi Air Combat System yang semula dianggap amat sulit. Jika semua tahapan berjalan lancar, Block 1 dari pesawat ini akan masuk tahapan produksi pada 2020. Setelah itu, kedua negara akan berpisah melakukan sendiri proses upgrading sesuai kebutuhan masing-masing. Namun, sekali lagi, jalan ke arah itu akan ditentukan perkembangan mendatang, setelah Parlemen Korea yang baru terbentuk.



Sumber : Angkasa

Menristek : Indonesia Produksi Pesawat N-219 Pada 2014


Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014. "Tahun ini masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi," ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis.

Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau. Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter. "Angkutan udara memang diperlukan karena cepat, sarana mempersatu bangsa, menjangkau daerah terpencil, dan juga menunjang sektor lain."

Hasil Rancangan Pesawat N-219 PT. DI dan BPPT

Kemristek sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp310 miliar yang digunakan untuk pembuatan prototype. memproduksi pesawat tersebut melibatkan sejumlah lembaga seperti Lapan, PT DI, dan BPPT, katanya. Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tejasukamana, mengatakan bahwa pada tahun 2013 akan diproduksi empat pesawat prototype yang digunakan untuk uji terbang dan uji struktur.

"Hampir 70 persen bandara di Indonesia mempunyai landasan di bawah 800 meter," ujar Bambang. Pesawat N219 tersebut, lanjut dia, sudah dipesan oleh sejumlah maskapai penerbangan sebanyak 50 unit. Namun sebelum dijual, kata Bambang, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap pesawat tersebut. Bambang mengatakan, pesawat yang dibuat tersebut lebih murah dibandingkan pesawat sejenis yang diproduksi negara lain. Selain itu, pada tahun 2016 juga menargetkan akan memproduksi N245 dan pada 2017 memproduksi N270, katanya.



Sumber : Berita Yahoo

Persoalan Perbatasan Indonesia-Malaysia Selesai Pada 2014


Jakarta - Persoalan perbatasan negara Indonesia dan Malaysia seringkali terjadi, namun pada 2014 persoalan tersebut diharapkan dapat diselesaikan secara baik. Salah satu yang menonjol adalah eksistensi patok-patok resmi perbatasan kedua negara di garis perbatasan antara wilayah Indonesia di Kalimantan dan Serawak-Sabah, Malaysia.

Pos Perbatasan Indonesia Malaysia. Foto : Antara

"Untuk persoalan perbatasan dengan Malaysia diharapkan bisa selesai di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II ini. Kami sudah berkomitmen untuk menyelesaikannya," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, usai menggelar Sidang ke-39 General Border Committe Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) di Jakarta, Kamis.

Dia optimistis target waktu itu bisa terjadi melihat sejumlah kemajuan yang telah didapat tim teknis perbatasan kedua negara. Agenda Sidang ke-39 GBC Malindo antara lain pelaporan kemajuan bersama bidang operasi, pelaporan kemajuan bersama bidang non-operasi, paparan rencana penyelenggaraan Latihan Gabungan Bersama Darat Samudera Angkasa 9 AB/2013, dan pelaporan perkembangan Kesepakatan Keamanan 1984.

"Khusus untuk latihan gabungan, rencananya menekankan penangkalan serangan terorisme yang akan dilakukan awal tahun 2013 di Sumatera Utara," kata dia. GBC Malindo merupakan forum koordinasi dan kebijakan lintas sektoral yang dilaksanakan fungsi teknis dengan melibatkan berbagai unsur antara lain angkatan bersenjata, kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, dan instansi lain terkait kedua negara.

Menteri Pertahanan Malaysia, Ahmad Zamid Hamidi, mengatakan, Sidang GBC Malindo selama ini merupakan komitmen hubungan kedua negara dalam menyelesaikan persoalan perbatasan. "Saat ini, hubungan antarmiliter kedua negara cukup bagus, baik saat melakukan latihan maupun patroli bersama," katanya.



Sumber : Antara

KSAD : Cegah Politisasi TNI Manunggal Membangun Desa

Jakarta - Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, menegaskan, pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tidak digunakan untuk kepentingan politik, baik pemilu maupun pemilihan kepala daerah. "Ini bukan karena ada penyalahgunaan. Penegasan ini untuk mencegah, tidak ada kepentingan politik. Pelaksanaan TMMD ini untuk membantu pemerintah dalam percepatan pengentasan kemiskinan," kata Wibowo, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (20/12).

KSAD Jenderal Pramono edhie

Dia bicara dalam kapasitasnya sebagai Penanggung Jawab Operasional TMMD di sela-sela Rapat Paripurna Evaluasi TMMD Ke-33 TA 2012 dan Persiapan TMMD Ke-90 TA 2013, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis. Ia mengakui anggaran dari pusat dan pemerintah daerah rawanan dibelokkan untuk kepentingan politik praktis setempat dalam kerangka TMMD. TMMD, pada masa Orde Baru dinamakan ABRI Masuk Desa, yang diharapkan menjadi dinamisator pembangunan wilayah-wilayah Indonesia.

Kebijakan TTMD adalah melanjutkan operasi bakti dengan sasaran desa di wilayah perbatasan, terisolasi, terpencil, tertinggal dan dilanda bencana. TMMD di tahun mendatang akan menambah sasaran Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan daerah perbatasan dengan mengurangi kegiatan serupa di wilayah Jawa.
 
Tahun ini, TMMD dilaksanakan serentak selama 21 hari tersebar di 122 kabupaten-kota dengan melibatkan personel TNI sebanyak 122 SSK, tersebar di 13 kodam mendapat respon positif dari masyarakat. Di antaranya di Provinsi Papua dan Papua Barat, yang oleh Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayor Jenderal TNI Christian Zebua, dikatakan, TMMD selain untuk pembangunan infrastuktur seperti jalan, juga dapat menjadi salah satu upaya merangkul masyarakat.

"Infrastruktur jalan sangat penting. Itu sangat berpengaruh terhadap eksistensi kita. Kita perlu berdayakan masyarakat. Kegiatan ini sekaligus merangkul tokoh agama, tokoh adat dan rakyat," pungkasnya.
 
 

Indonesia Mesti Jadi Kekuatan Utama Maritim


Jakarta - Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, menyatakan Indonesia harus berambisi menjadi kekuatan utama maritim di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Apalagi wilayah maritim Indonesia sangat strategis karena berada di silang jalur perdagangan dunia. "Jika tak didukung kekuatan yang maksimal, akan berimplikasi pada keamanan," kata Soeparno saat membuka Seminar Nasional TNI AL bertema “Optimalisasi Kerja Sama TNI AL dengan Industri Pertahanan guna Mendukung Kebutuhan Alutsista” di Jakarta, Rabu (19/12).

Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Soeparno. Foto : Republika Online

Menurut dia, dengan fakta bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, jika pertahanan maritim tak diperkokoh, akan sangat mudah Indonesia mendapatkan ancaman dari luar. "Dibutuhkan upaya pertahanan yang efektif untuk melindungi keutuhan negara dari segala ancaman," kata dia.

Untuk itu, diperlukan industri pertahanan dalam negeri yang kokoh dan senantiasa memasok alat utama sistem senjata (alutsista) yang mumpuni terhadap TNI sebagai kekuatan pertahanan utama. Merujuk pada tiga model perkembangan industri pertahanan di Asia Timur, Soeparno berharap industri pertahanan nasional mengikuti Autarky Model dibandingkan Niche Production Model dan Global Supply Chain Model.

Soeparno menjelaskan Autarky Model merupakan model ideal membangun industri pertahanan karena bertumpu pada ambisi kemandirian pertahanan. "Model ini hanya bisa dicapai oleh negara yang berambisi menjadi kekuatan utama," jelas dia. Soeparno menjelaskan Niche Production Model banyak diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi kebergantungan pada luar negeri. Dari model ini, negara berkomitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya melakukan transfer teknologi dari negara produsen.

Basis Militer

Global Supply Chain Model cenderung dilakukan negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional. Soeparno menyatakan Indonesia sangat cocok menerapkan model Autarky Model. Caranya dengan merumuskan rencana strategis jangka panjang pertahanan dan membentuk komitmen politik anggaran jangka panjang untuk menjamin kesinambungan.

Selain itu, tambah dia, harus melakukan konsolidasi industri pertahanan nasional dengan menetapkan dua konsorsium strategis, yaitu konsorsium industri penerbangan nasional dan konsorsium industri pertahanan dan maritim nasional.

Terakhir, merintis aliansi industri pertahanan di tingkat regional dan global yang memperbesar kemungkinan bagi Indonesia untuk secara cepat mengadopsi teknologi militer terkini ke dalam proses pengadaan alutsista. "Kuncinya industri pertahanan kita harus berani. Korea Selatan saja yang baru 10 tahun memiliki kapal selam mampu membuat sendiri. Kita seharusnya lebih unggul karena sudah 30 tahun memiliki kapal selam," jelas dia.

Sementara itu, Staf Khusus Kasal, Laksamana Muda Rachmad Lubis, mengatakan kerja sama antara TNI AL dan industri pertahanan harus sudah dilakukan berdasarkan kebutuhan operasional, terutama kapal perang. "Spesifikasi harus berorientasi pada ancaman lawan," ujar dia.

Penelitian dan pengembangan di jajaran TNI AL pun, kata Rachmad, harus sudah memiliki sejumlah rancang bangun model kapal yang bisa efektif menjaga wilayah maritim Indonesia. "Litbang TNI AL harus mengacu pada kebutuhan pembangunan kekuatan pokok minimun pertahanan dan sudah harus bersinergi dengan industri pertahanan dalam negeri," kata dia.

Rachmad mencatat kapal yang dimiliki TNI AL saat ini sebagian besar sudah tua. Sebanyak 47 persen berusia di atas 30 tahun, 23 persen berusia 27 tahun, 8 persen berusia 17 tahun, dan yang paling baru atau berusia 7 tahun hanya 22 persen.



Sumber : Koran Jakarta

Friday 21 December 2012

Pembuatan KRI Klewang Kedua Dimulai 2013


Banyuwangi - PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.

Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.

Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Klewang bernomor lambung 625. Foto : Antara / Seno S

Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya. KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.

KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon. PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.

Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar. Namun Sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.



Sumber : Tempo

Sekjen Kemhan Terima Dubes Rusia untuk Indonesia


Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di kantor Kemhan Jakarta, Kamis (20/12). 

 
Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu, juga untuk menjalin kerjasama yang konstruktif antara Kemhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.

Dikatakan Sekjen bahwa hubungan kerjasama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya. Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan. 

Berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut.



Sumber : Kemhan

PT Dirgantara akan Merancang Peluru Balistik dan Peluru Kendali


Jakarta - PT Dirgantara Indonesia  merancang peluru balistik hingga peluru kendali, untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

Ilustrasi. Foto : Ausairpower.net

Sonny Saleh Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia (DI),  di sela-sela seminar Hubungan TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu (19/12/2012), mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan peluru balistik, peluru jarak jauh, dan peluru kendali penuh yang mampu menjangkau jarak 200 kilometer.

"Untuk peluru balistik dan diluncurkan dari multilaras, memiliki jarak jangkau 14 kilometer, 23 kilometer, dan terjauh 36 kilometer," kata Sonny.

Persenjataan tersebut dikembangkan bersama dengan lembaga terkait, seperti PT Pindad, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan sejumlah industri strategis. Dalam beberapa tahun mendatang produk itu diharapkan sudah digunakan oleh TNI. 



Sumber : Kompas

Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo Minta Perwira AD Berjiwa Miltan

Bandung - Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo melantik 442 perwira muda pada Upacara Prasetya Perwira Diktupa TNI AD Gelombang-II Tahun 2012 dengan Komandan Upacara Kolonel Inf Edison,SE, MM yang saat ini menjabat sebagai Komandan Resimen Siswa. Upacara Prasetya dilaksanakan di lapangan Wiradhika Secapaad, Rabu (19/12/2012).



Dalam amanatnya Kasad mengatakan penyumpahan perwira pada menandakan peralihan golongan kepangkatan dari bintara menjadi perwira, setelah melalui proses yang panjang dan berat. Momentum ini, kata Kasad merupakan langkah  awal bagi para perwira dalam mengemban pengabdian sebagai Perwira TNI Angkatan Darat ke depan.

Kepada perwira muda Kasad mengingatkan, setiap perwira adalah pemimpin yang mampu memberikan warna dan memiliki peran yang menentukan dalam memberdayakan potensi satuan guna melaksanakan tugas pokok satuan secara optimal. “Tunjukkan jati diri kalian sebagai Perwira TNI Angkatan Darat yang militan dan pantas menjadi panutan serta memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif baik aspek mental kepribadian, intelektual maupun kesamaptaan jasmani. Jadikan dirimu sebagai penggerak, motivator dan bagian dari solusi terhadap permasalahan satuanmu, bukan sebaliknya menjadi beban satuan”, tegas Kasad.

Kasad berpesan kepada perwira muda yang baru saja dilantik untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan terus pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang diperoleh melalui budaya belajar, berlatih dan bekerja keras, sehingga dapat menampilkan performa terbaik serta mampu menyelesaikan setiap tugas dengan optimal. ”Sebagai perwira, kalian harus mampu menjadi contoh tauladan bagi anggota, satuan maupun lingkungan di manapun kalian bertugas. Tempatkan tugas di atas segala-galanya, karena tugas merupakan kehormatan, kepercayaan dan kebanggaan sehingga kalian mampu memberikan energi positif bagi pelaksanaan tugas pokok satuan”, pesan Kasad.

Prasetya Perwira Diktupa TNI AD Gelombang-II ini merupakan kelanjutan Gelombang-I dari program Diktukpa TNI AD TA. 2012 yang sebelumnya telah dilantik oleh Kasad sejumlah 557 perwira muda.



Sumber : Tribunnews

Soekarno ditangkap Belanda, Soedirman tak mau menyerah



19 Desember 1948, dalam waktu singkat pasukan Belanda berhasil menguasai Kota Yogyakarta. Tujuan utama mereka menangkap Presiden RI Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta, membubarkan pemerintahan dan menghancurkan TNI. Belanda ingin menghapus Republik Indonesia dari peta dunia dan berkuasa kembali di tanah jajahannya.

Panglima Besar Jenderal Soedirman

Menit-menit saat negara genting akibat serangan Belanda, Panglima TNI Jenderal Soedirman menemui Presiden Soekarno. Soedirman menghadap dalam balutan mantel dan sandal. Sudah berminggu-minggu panglima tentara ini tidak bisa bangun karena sakit. Soedirman meminta Soekarno ikut gerilya, sementara Soekarno bersikeras tetap tinggal untuk selanjutnya berjuang melalui jalan diplomasi.

Soedirman berpendapat Belanda sudah ingkar janji, tak ada gunanya diplomasi. Sementara Soekarno yakin hanya dengan jalan diplomasi Indonesia bisa mendapat dukungan internasional guna menekan Belanda. Keduanya teguh pada pendapat masing-masing. Soal perbedaan sikap dan siasat ini wajar terjadi antara pemimpin sipil dan militer. Sejarawan Petrik Matanasi menilai apa yang dilakukan Soedirman bukanlah sebuah pembangkangan militer pada presiden. Lagipula jika Soekarno ikut bergerilya justru akan mempersulit peperangan.

"Soekarno pun bisa kita yakini tak sanggup hidup dalam medan gerilya dan sangat mengandalkan diplomasi. Jika Soekarno ikut gerilya, gempuran militer Belanda di bawah Jenderal Spoor akan lebih gila kerasnya. Spoor begitu ingin Soekarno tewas dalam serangan," ujar Petrik kepada merdeka.com. 

Dalam biografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, pertemuan Soekarno dan Soedirman itu dilukiskan dengan dramatis. "Dirman, engkau seorang prajurit. Tempatmu di medan perang bersama pasukanmu. Tempatmu bukan pelarianku. Aku harus tinggal di sini dan mungkin bisa berunding untuk kita serta memimpin rakyat kita."

Soedirman memperingatkan Soekarno, tentara Belanda mungkin akan mencari dan membunuh presiden RI. Tapi Soekarno mengaku tak takut. Menurut Soekarno akan sangat memalukan jika seorang presiden tertangkap di tengah hutan belantara. Kedua pemimpin ini bertolak belakang soal gerilya atau bertahan di Yogya dan berdiplomasi.

"Jangan adakan pertempuran di jalan-jalan dalam kota. Kita dengan cara itu tidak akan mungkin menang. Akan tetapi, pindahkanlah tentaramu keluar kota. Dirman, berjuanglah sampai mati. Aku perintahkan kepadamu untuk menyebarkan seluruh tentara ke desa-desa. Isilah seluruh lembah dan bukit. Tempatkan anak buahmu di setiap semak belukar. Ini adalah perang gerilya semesta," pesan Soekarno pada Jenderal Soedirman.

Sementara itu Belanda sudah menguasai Lapangan Udara Maguwo. Sekitar pukul 11.00 WIB, pasukan baret hijau Belanda bergerak memasuki kota. Tujuan mereka menangkap Soekarno-Hatta dan para pejabat RI lain. 

Tak butuh waktu lama untuk mencapai Istana Negara. Pertahanan TNI yang tersisa terlalu lemah untuk menghentikan gerak maju pasukan komando Belanda pimpinan Letkol Van Beek. Demikian ditulis dalam buku Doorstot Naar Djokja yang ditulis Julius Pour terbitan Kompas. Setelah melumpuhkan pengawal presiden, baret hijau Belanda mengepung istana. Soekarno keluar menemui pasukan penyerang itu. Overste Van Beek memberi hormat.

"U staat onder huisarrest." Artinya anda sekarang menjadi tahanan rumah. Saat itu tentara Belanda juga menahan Mohammad Hatta, dan hampir seluruh menteri RI. Belanda merasa menang saat itu. Mereka mengira sudah melumpuhkan pemerintahan Indonesia. Tapi mereka tak berhasil menangkap Jenderal Soedirman. Sebelumnya Kolonel Van Langen mengira Soedirman masih berkumpul di istana bersama Soekarno dan pejabat lain.

Ternyata saat pasukan baret hijau mengepung Istana, Soedirman telah berangkat untuk memulai perang gerilya. Jenderal yang sakit-sakitan itu pantang menyerah. Soedirman menolak permintaan Soekarno untuk bersembunyi di dalam kota dan menunggu sakitnya sembuh. Dengan paru-paru hanya sebelah, Soedirman menunjukkan tekadnya sebagai panglima pemimpin pasukan.

Pada Soedirman republik yang masih muda ini berharap. Soedirman tak kenal kata menyerah. Dari atas tandu dia membuat pasukan lawan frustasi. Soedirman berjuang hingga Belanda terusir dari Indonesia selamanya.



Sumber : Merdeka

Thursday 20 December 2012

175 Prajurit TNI Terima Penghargaan Mendali dari PBB di Kongo


Lebanon - Sebanyak 175 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-I/MONUSCO (Mission De L Organesation Des Nations Unies Pour La Stabilization en Republique Demokratique du Congo) atau Indonesia Engineering Company, menerima penghargaan medali dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penyematan medali PBB dilaksanakan secara simbolis oleh Komandan Brigade Ituri Brigjen Sabbhir Ul Karim, bertempat di Camp Bumi Nusantara Dungu, Kongo, Selasa (18/12).

Pusat Penerangan TNI melalui siaran pers, Rabu (19/12) menyebutkan prajurit TNI di Kongo yang menerima penghargaan medali PBB terdiri dari 142 orang prajurit TNI AD, 20 orang prajurit TNI AL, 5 orang prajurit TNI AU dan 8 orang dari Mabes TNI. Kontingen Garuda di Kongo dibawah pimpinan Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho selaku Komandan Satgas (Dansatgas).

Pasukan Peace keeper TNI


Medali PBB yang disematkan tersebut berbentuk bulat berwarna coklat dengan lambang UN, digantung pita dengan garis warna biru dan di dalamnya terdapat dua garis kecil berwarna kuning keemasan sebagai simbol perdamaian yang abadi. Sedangkan warna biru gelap yang terletak ditengah-tengah warna kuning melambangkan sungai Kongo, yaitu sungai besar dan luas yang mengalir sepanjang wilayah Kongo. Sungai ini lebih dikenal dengan sebutan Kongo River.

Komandan Brigade Ituri Brigjen Sabbhir Ul Karim dalam sambutannya, antara lain mengucapkan selamat kepada prajurit TNI atas penghargaan yang telah diterima. Menurutnya, penghargaan ini adalah buah dari profesionalisme yang telah ditunjukkan personel Kontingen Garuda selama mengemban tugasnya dalam misi perdamaian di negara Republik Demokratik Kongo.

“Satgas Kompi Zeni TNI telah berhasil melaksanakan berbagai macam pekerjaan, diantaranya rehabilitasi akses jalan di wilayah Dungu-Duru, perbaikan beberapa jembatan dan saluran air, perbaikan dan pemeliharaan lapangan terbang Dungu, pembangunan hangar dan berbagai pekerjaan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,” ujar Brigjen Sabbhir.

Dia menilai, anggota Kompi ini adalah anggota yang disiplin dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan setiap tugas. “Apapun tugas yang diberikan kepada Kompi ini, mereka selalu melaksanakannya dengan kesungguhan hati dan profesionalisme. Kompi ini telah menunjukkan standar dedikasi, keahlian dan kompetensi yang tinggi selama bertugas di Kongo,” kata Komandan Brigade Ituri.

Kegiatan upacara Medal Parade ini diisi dengan Parade dan Defile pasukan, dilanjutkan berbagai kegiatan demonstrasi ketrampilan prajurit, antara lain Tari Saman, Tari Keprajuritan, Tarian Reog Ponorogo, Tari Kecak dan Jauk, Beladiri Militer Yong Moodo dan Tari Kolosal Poco poco.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Komandan Batalyon Maroko Kolonel El Mostofa Mestour, Komandan Guatemala Spesial Force Kolonel Julio Cesar Paz Bone, Komandan FARDC Resimen Sektor Rudia Kolonel Lombe Bangwangu, dan Oni Oladipo (UN Staf/FAO).



Sumber : Jurnas

Tim PBB Melakukan Pengecekan Alutsista Indobatt di Lebanon


Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

"Pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama," ungkap Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko melalui rilis yang diterima InfoPublik, Selasa(18/12).



Menurut Sundoko, kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy Mazurov untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan.

Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C, Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan yang lain.



Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan. Dansatgas juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.

Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan,  karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).



Tim PBB juga akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi. "Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.

Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.



Elang Khatulistiwa Melaksanakan Latihan Air Refeuling


Kalimantan - Selama tiga hari kedepan Skadron Udara 1 Lanud Supadio melaksanakan Latihan Air Refeuling (Pengisian Bahan Bakar di Udara). Latihan ini didukung oleh satu pesawat Hercules A-1310 dengan pilot Mayor Pnb Reza dan 13 crew dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Selasa (18/12).

Pesawat Tempur TNI Melakukan Latihan Air Refueling
 
Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan Latihan Air Refueling merupakan latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Karena latihan ini diperlukan bila seorang penerbang sedang melaksanakan operasi pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu kembali ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara.

Sedangkan Danskadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono menambahkan dengan mengisi bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.



Sumber : Pentak Supadio

Tahun 2013 Pemerintah Anggarkan Rp 81 Triliun, Untuk Membeli Peralatan Militer


Jakarta - Pemerintah menyediakan anggaran bidang pertahanan sebesar Rp 81,8 triliun tahun depan. Apa alat persenjataan yang bakal dibeli pemerintah tahun depan lewat anggaran tersebut?

Berdasarkan data yang dikutip dari Kementerian Keuangan, Selasa (18/12/2012), anggaran bidang pertahanan Indonesia di 2013 naik 3 kali lipat dari Rp 30,7 triliun di 2007 menjadi Rp 81, 8 triliun tahun depan.

Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU


Berikut daftar alat pertahanan yang bakal dibeli pemerintah:
  • Pengadaan kendaraan taktis (Rantis) 2,5 ton 4x4 dan kendaraan angkut munisi 5 ton;
  • Pengadaan 6 pesawat Sukhoi 30 MK2, pesawat pengganti MK-53 dan dukungannya, pesawat CN-295 (pengganti F27), helikopter full combat SAR mission, dan dukungannya;
  • Pengadaan helikopter angkut, helikopter serang beserta persenjataan & munisi, helikopter serbu beserta persenjataan dan munisi, ranpur Main Battle Tank (MBT), ME Armed 155 MM Howitzer, Rudal MLRS, Rudal Arhanud;
  • Pengadaan MLM KRI kelas korvet tahap I, kapal bantu hydro-oceanografi, kapal latih (pengganti KRI DWR), CN-235 MPA, helikopter AKS + Sucad, Panser Amphibi BTR 80 A, Tank Amphibi BMP 3F dan Sucad, Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal 122 m.


Sumber : Detik

Wednesday 19 December 2012

Mayor Marinir Joni Sulistiawan Jabat Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir

Surabaya - Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Wurjanto secara resmi melantik Mayor Marinir Joni Sulistiawan sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir yang baru dalam upacara Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir di lapangan apel Kesatrian Suroto II, Ujung, Surabaya, Selasa (18/12/2012).

Pria kelahiran Banyumas yang sebelumnya menjabat sebagai Ka Subdep Opsrat Seskoal tersebut dilantik sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir menggantikan pejabat lama Letkol Marinir Amir Kasman yang akan menempati jabatan baru sebagai Paban Rengar Sops Pasmar-1.

Mayor Marinir Joni Sulistiawan

Dalam amanatnya, Komandan Brigif-1 Marinir mengatakan, Serah Terima Jabatan ini merupakan proses alamiah pada rotasi jabatan suatu organisasi dan merupakan bagian penting dari kesinambungan kepemimpinan, dengan tujuan mendinamisasikan organisasi agar senantiasa responsif dan antisipatif terhadap perkembangan tugas mendatang.

Batalyon Infanteri-5 Marinir, lanjutnya, merupakan satuan pelaksana Brigif-1 Marinir yang mempunyai tugas pokok sebagai Batalyon Tim Pendarat Amphibi yang memiliki tugas yang berat dan mengandung resiko yang cukup tinggi, sehingga dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi serta dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan berbagai latihan agar mampu menuntaskan setiap tugas yang dibebankan.

“Kita patut bersyukur, walaupun dihadapkan dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang ada, Batalyon Infanteri-5 Marinir telah mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan yang berkembang dan mampu menggelar kekuatan sesuai dengan keinginan pimpinan,” tegas orang nomor satu di Brigif-1 Marinir itu.

Lebih lanjut Komandan mengatakan, dalam menghadapi masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern, maka setiap prajurit Batalyon Infanteri-5 Marinir dituntut lebih mawas diri dan antisipatif dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kesiapan tempurnya sehingga mampu melaksanakan tugas yang dibebankan.

Dalam kesempatan itu, Komandan Brigif-1 Marinir mengucapkan terima kasih kepada Letkol Mar Amir Kasman yang telah melaksanakan tugas dengan baik selama menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir, serta ucapan selamat bertugas sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir kepada Mayor Mar Joni Sulistiawan.

Selain itu, Komandan Brigif-1 Marinir juga berharap kepada seluruh anggota dan keluarga besar Batalyon Infanteri-5 Marinir agar tetap memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan tugas pejabat yang baru. Hadir dalam kesempatan itu, Wadan Brigif-1 Marinir Letkol Mar Suliono, Kapolres Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo, para Perwira Staf Brigif-1 Marinir, para Komandan Satlak di jajaran Pasmar-1 dan pejabat TNI/Polri di wilayah Surabaya.



Sumber : Pen Pasmar

Sikap Toleransi dan Semangat Kesetiakawanan Sosial Memperkokoh NKRI


Bogor - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaya menekankan NKRI merupakan harga mati yang harus dipertahankan sampai kapanpun. Untuk mewujudkan itu. Bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki modal sosial (social capital) yang besar di antaranya adanya sikap toleransi dan semangat kesetiakawanan sosial, semangat musyawarah untuk mufakat, semangat nasionalisme dan patriotisme serta semangat gotong royong yang telah menjadi bagian budaya bangsa. Penekanan tersebut disampaikan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaja saat memberikan pengarahan kepada para peserta Rakorwil II PPM Wilayah Bogor  bertempat di Aula Tegar Beriman Kabupaten Bogor, Senin (17/12).



Rakorwil  PPM diikuti oleh 200 peserta terdiri dari para pengurus PPM di Wilayah II Bogor. Topik ceramah Pangdam bertajuk “Memperkokoh Kesatuan dan Persatuan Guna Mencegah Runtuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Hadir dalam acara tersebut Aster Kasdam III/Siliwangi Kolonel Inf Rochadi, Kasrem 061/SK Letkol Inf Very Sudijanto, Kasiter Korem 061/SK, Dandim 0621/Kab Bogor, serta Ketua dan Pengurus PPM Wilayah II Bogor.

Lebih lanjut,  Pangdam mengingatkan perjalanan 67 tahun Kemerdekaan Indonesia bukan perjalanan yang mulus, tetapi berliku dan penuh dinamika yang diwarnai oleh revolusi fisik, pemberontakan dan krisis ekonomi yang berdampak pada terjadinya reformasi. Kewajiban Mahasiswa  bersama elemen bangsa  sekarang adalah mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar menjadi Negara dan Bangsa yang maju dan sejahtera.

Ancaman pada era millenium ke tiga sekarang ini lanjut Pangdam, adalah perang dengan menggunakan kekuatan bersenjata bukanlah satu-satunya pilihan. Perang melalui penghancuran moral dan budaya bangsa adalah satu pilihan yang menarik dan menguntungkan. Alasannya menurut Pangdam di antaranya tidak memerlukan kekuatan senjata yang mahal, tidak beresiko timbulnya kematian akibat senjata dan sistem senjata serta tidak terjadi perang fisik karena proses penghancuran menyatu dengan kejadian normal kehidupan sehari-hari. “Juga memutuskan ikatan emosional kebangsaan dan norma-norma kemanusiaan, sehingga terjadi pembusukan dari dalam dan terjadi pertumpahan darah antara sesama anak bangsa”, jelas Pangdam.

Upaya-upaya mengatasi dan mengantisipasi ancaman tersebut menurut Pangdam adalah dengan terus mengimplementasikan Pancasila sebagai nilai moral bangsa, nilai budaya bangsa serta menanamkam semangat kebangsaan untuk rela berkorban bagi kepentingan bangsa, rasa senasib sepenanggungan  serta mengokohkan soliditas aparat Negara dengan diawali menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri untuk mau berubah menuju yang lebih baik. 

Ditulis Oleh Pendam III/Slw


Sumber : Dispenad