Saturday 2 February 2013

Panglima TNI Instruksikan TNI AL Perketat Pengamanan Laut Natuna


Jakarta - Sesuai instruksi Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, TNI AL akan memperketat pengamanan di Laut Natuna. Pengamanan di perairan Natuna merupakan penguatan untuk mengatasi konflik yang semakin meningkat di Laut China Selatan. "Eskalasi di Laut China Selatan dan Laut Sulawesi meningkat," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Madya Marsetio, di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AL di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta, Kamis (31/1). 


Untuk pengamanan di perairan Natuna, TNI AL bahkan meminta Armada RI Kawasan Barat mengalihkan pengawasan dari Selat Malaka ke Natuna. Natuna merupakan perairan yang sangat dekat dengan Laut China Selatan sehingga potensi konfliknya semakin besar.

Friday 1 February 2013

Prajurit TNI Amankan Perbatasan Indonesia – Papua Nugini


Jakarta - Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infantri 310/Kidang Kencana Kodam III Siliwangi, Sukabumi melaksanakan penugasan untuk mengamankan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) di wilayah Provinsi Papua. Sebelum diberangkatkan ke perbatasan RI-PNG, Satgas ini terlebih dahulu mengikuti upacara militer dengan Inspektur Upacara Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) III Siliwangi, Brigjen TNI Sudirman Kadir, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (30/01). Selanjutnya, anggota Satgas diangkut dengan KRI Tanjung Kambani (KBI)-971, satu satu unsur jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Sudirman Kadir saat Inspeksi pasukan di Kolinlamil. Foto : Dispen Kolinlamil.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi, Mayjen TNI Sonny Widjaja mengingatkan agar Satgas dalam mengemban tugas pengamanan perbatasan RI-PNG, tidak saja akan berdampak positif terhadap upaya menjaga keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap kredibilitas TNI sebagai alat pertahanan negara. Kehadiran Satgas juga secara langsung akan meningkatkan citra Kodam Siliwangi sebagai salah satu satuan terpercaya di jajaran TNI AD.

Paskhas TNI AU Lakukan Latihan Penerjunan Free Fall dan Statik


Malang - Sebagai pasukan khusus yang bertugas mengendalikan keamanan Pangkalan, Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara dituntut tidak hanya mampu, bahkan harus mahir dalam melaksanakan penerjunan baik secara statik maupun free fall. Oleh karenanya, latihan rutin maupun penyegaran harus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga kemampuan terjun dengan tingkat ahli benar-benar dimiliki oleh setiap personil Pasukan Khas TNI AU.

Foto : Dok Dispenau
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, anggota Batalyon 464 Paskhas, Rabu (30/1) pukul 07.30 WIB, melaksanakan terjun penyegaran free fall dan terjun statik di sepanjang landasan Lanud Abd Saleh, Malang. Penerjun menggunakan pesawat Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh Malang dari ketinggian 8.500 feet dengan pilot, Mayor Pnb Subhan dan Copilot, Lettu Aries.

Pesawat Tempur F-5 Tiger menjalani Tes Flight di Lanud Iswahjudi


Malang - Setelah 10 bulan, menjalani perawatan akhirnya pesawat tempur F-5 Tiger II Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi dapat terbang kembali, setelah menjalani  tes flight oleh Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb M. Nurdin, Kamis (31/1).

F-5 Tiger II
Hal tersebut sangat membanggakan terutama bagi para teknisi, sehingga pesawat tempur F-5 dapat bergabung dengan temannya pesawat tempur F-16 Fihting Falcon dan Hawk MK-53, dalam menjaga kedaulatan NKRI.

TNI AU Uji Coba Bom Blast Effect di Lanud Iswahjudi


Magetan - Guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air, Dislitbangau mengadakan uji coba bom, dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3  Lanud Iswahjudi, Rabu (30/1).


Uji coba Bom Blast Effect Anti Personel, direncanakan akan berlangsung selama 3 (tiga) hari tersebut diawali dengan paparan dari Dislitbangau oleh Mayor Tek Chaeruman dalam briefing pagi di ruang Tedy Kustari Lanud Iswahjudi,  dilanjutkan dengan simulasi pemasangan Bom di pesawat F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, disaksikan oleh Kadislitbangau Marsma TNI Edy Yuwono, Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tedy Rizalihadi, beserta Tim penilai lannya.

Pesawat Super Tucano Laksanakan Operasi Latihan Terbang Malam


Malang - Dalam waktu seminggu ini langit Malang Raya diwarnai gemuruh pesawat Super Tucano yang tengah melaksanakan operasi Latihan Terbang Malam. Bagi setiap Pilot terutama Pilot Tempur, kemampuan dan keahlian terbang malam harus betul-betul dikuasai dengan baik. Hal ini terkait dengan keberadaan Penerbang Tempur yang harus siaga setiap saat menerima tugas Pimpinan Atas untuk mengamankan wilayah NKRI. Rabu, (30/1).


Perintah Komando Atas ini tidak selalu diberikan pada siang hari, akan tetapi bila tengah malam perintah itu diturunkan, maka para Penerbang yang bertugas mengawal wilayah Dirgantara Nasional tersebut harus siap melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya operasi Latihan Terbang Malam ini menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan serius tanpa mengabaikan safety factor.

Indonesia Harus Waspadai Manuver Udara dan Ruang Angkasa AS dan Jepang


Manuver udara Amerika Serikat di Indonesia perlu diwaspadai oleh para stakeholders (pemangku kepentingan) kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Indonesia. Baru-baru ini berkembang informasi bahwa satelit-satelit pengindra Sumber Daya Alam (SDA) Amerika Serikat LANDSAT-1 sampai VII telah melintasi wilayah udara Indonesia pada ketinggian 36 ribu km di atas bumi. Tentu saja ini suatu perkembangan yang cukup mencemaskan dari segi kedaulatan dan integritas territorial udara Republik Indonesia.


Betapa tidak. Menurut informasi dari Arie Sukiasto, pakar politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, dari pantauan satelit-satelit pengindra SDA tersebut, berhasil menemukan beberapa data penting bahwa mulai dari Aceh hingga Papua, ternyata penuh dengan cekungan Minyak Bumi dan Mineral Gas.

Thursday 31 January 2013

Batalyon Artileri Medan Akan Punya Alutsista Baru


Purwakarta - Tahun ini, Resimen Armed 2/1 Kostrad rencananya akan mengganti alat utama sistem persenjataan (Alutsista) jadul dengan persenjataan yang lebih canggih. Salah satunya, Alutsista yang ada di lingkungan Batalyon Armed Pasopati 9 Purwakarta. Pasalnya, artileri yang ada terutama yang terdapat di tiga Batalyon Armed dinilai sudah usang dan harus segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bila tak ada aral melintang, dalam waktu dekat Batalyon ini akan mendapatkan Alutsista berbentuk roket yang diimpor dari Brazil.

Ilustrasi, Alutsista TNI. Foto : Inilah.com / Asep Mulyana.
Komandan Resimen Armed 2/1Kostrad, Kolonel Arm Mohamad Naudi Nurdika mengaku, saat ini Alutsista yang dimiliki tiga Batalyon dibawah struktur Resimen Armed 2/1 Kostrad, masing-masing Yon Armed 9 Pasopati, Yon Armed 10 Brajamusti, dan Yon Armed 13 Nanggala, adalah berjenis meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949.

TNI AL Berharap Kerjasama Keamanan Maritim Dengan AS Bisa Ditingkatkan


Jakarta - TNI Angkatan Laut berharap kerjasama keamanan maritim dengan Amerika Serikat bisa ditingkatkan. Namun lingkup kerjasamanya tidak sekadar dialog, pelatihan, dan saling kunjung, melainkan juga transfer teknologi dan dukungan "analisis perangkat intelijen."

Latihan Gabungan Pasukan AS dan Indoensia CARAT 2011.
Harapan itu disampaikan Kepala Pusat Olah Yudha (War Game Center) dari Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut, Kolonel Laut Judijanto. Dalam suatu diskusi di Jakarta hari ini, Judijanto menyampaikan pemaparan mengenai kerjasama maritim Indonesia-Amerika Serikat bersama dengan Atase Angkatan Laut Kedutaan Besar AS, Kolonel Laut Adrian Jansen, dan diplomat veteran Amerika yang kini memimpin lembaga persahabatan Usindo, David Merrill.

Laut Indonesia Sangat Strategis Bagi Kepentingan Perdagangan dan Pelayaran Global


Jakarta - Indonesia dipandang memiliki posisi maritim yang strategis bagi lalu lintas perdagangan dan pelayaran global. Itulah sebabnya sejumlah negara maju, termasuk AS, berkepentingan menjalin kerjasama maritim dengan Indonesia. Demikian menurut perwira angkatan laut, baik dari Indonesia dan Amerika Serikat, serta seorang diplomat senior AS dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2013. Diskusi terbatas itu memaparkan upaya memperluas dan memperkuat Kemitraan Keamanan AS dan Indonesia, terutama dalam Kerjasama Maritim. 

Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto : Antara / M Risyal Hidayat.
Kolonel Laut Judijanto, perwira dari Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal), menyatakan bahwa Indonesia memegang posisi yang sangat penting bagi banyak negara, mengingat letaknya di antara dua lautan besar. "Wilayah kita ibarat pusat gravitasi keamanan maritim. Itulah sebabnya banyak negara yang ingin meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan Indonesia," kata Judijanto.

Produsen Senjata Dalam Negeri Berlomba Menguasai Pangsa Pasar Militer


Jakarta - Perkembangan produsen alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri tumbuh subur. Ibarat jamur tumbuh di musim hujan, para produsen berlomba untuk menguasai pangsa pasar militer. Sebut saja Pindad, sudah tak terhitung lagi jumlah alutsista yang diproduksi. Mulai dari peluru, bom peledak, hingga kendaraan berat perang.


"Ini BTN (Bom Tajam Nasional) 250, standar rusia untuk Sukhoi. Dan ini BT (Bom Tajam) 250 standar Nato biasa digunakan untuk F16,F5," kata staf Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PT Pindad Bambang S saat static show alat peralatan pertahanan (Alpalhan) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Tahun 2012 Belanja Perlengkapan Perang, TNI Habiskan Rp. 53,2 Triliun


Jakarta - Sepanjang 2012, TNI telah menghabiskan dana sebesar Rp 53,2 triliun untuk menunjang tugas pokok TNI, yaitu menjaga kedaulatan dan kesatuan NKRI. Uang triliunan itu untuk membeli alutsista. "Dari total anggaran TNI yang telah ditetapkan sebesar Rp 53.536.392.350.000, telah dapat terserap sebesar Rp 53.265.355.119.000, atau terserap 99,49 persen," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono saat konferensi pers Rapat Pimpinan TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).


Menurut Agus, dengan anggaran yang telah digunakan, TNI berhasil melaksanakan pembangunan kekuatan dan kemampuan sesuai dengan rancangan dalam program minimum essential force (MEF). Di bidang organisasi, sepanjang 2012 TNI telah menata ulang sistem administrasi organisasi di lingkungan TNI. Bahkan TNI juga membentuk organisasi baru seperti Kogabwilhan TNI, Pusdata TNI, dan Puskersin TNI.

Wednesday 30 January 2013

Menhan Optimis Alutsista TNI Membaik Paling Lambat Tiga Tahun Kedepan


Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro optimis penyehatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Indonesia akan membaik paling lambat dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. Penyehatan alutsista dilakukan berdasarkan Undang-undang (UU) Industri Pertahanan Negara. 

Menhan Purnomo Yusgiantoro Memegang senjata buatan PT. Pindad, dalam pameran militer di Jakarta (8/2). Foto : AFP
"Penyehatan akan dilakukan berdasarkan Industri pertahanan dan akan kita lakukan dalam waktu tiga tahun. Saya optimis semua itu akan bisa kita lakukan," kata Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2013 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).

TNI Akan Terus Memantau Perkembangan Kawasan


Jakarta - TNI menetapkan garisan strateginya ke depan dengan mencermati perkembangan di kawasan untuk melindungi kepentingan nasional. Secara umum, hal itu diterjemahkan berupa ancaman simetris dan asimetris. "Ancaman asimetris tidak bisa dibatasi pada bentuk organisasi aktor pelaku namun juga meliputi persenjataan, kekuatan, dan moral aktor pelakunya," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, saat membuka Rapat Pimpinan TNI 2013, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa pagi.

Panglima TNI Agus Suhartono memberikan pengarahannya pada pembukaan Rapim TNI 2013. Foto Antara / Widodo S Jusuf.

Rapat pimpinan diikuti 165 peserta, termasuk Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Budiman, dan Kepala TNI AU, Marsekal Madya TNI I Putu Dunia. Seluruh komandan utama dan badan pelaksana pusat TNI serta matra TNI juga hadir.

DPR : Rudal C-750 Akan Dikembangkan di Indonesia


Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat memastikan adanya pengembangan rudal C-705 asal Cina di Indonesia. Peluru kendali yang akan dipasang di kapal cepat rudal tipe 40 produksi lokal itu diharapkan bisa diproduksi dalam negeri secepatnya. “Untuk tahap pertama kita akan beli dulu dari Cina”, kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013. Setelah membeli beberapa unit peluru kendali, Cina dan Indonesia akan melakukan produksi bersama rudal tersebut.

Rudal C-750. Indomiliter.com
Kontrak pembelian misil asal Cina ini, kata Hasanudin, sudah ditandatangani dan disetujui oleh DPR. "Tapi saya lupa kapan dan berapa nilainya," ujar dia. Dalam daftar pinjaman luar negeri khusus alat utama sistem persenjataan utama, pengadaan rudal C-705 dianggarkan sebesar US$ 7,5 juta untuk enam unit hingga 2014. "Seluruhnya akan dipasang di KCR 40, nanti yang memasang peluncur rudalnya PT. Penataran Angkatan Laut," kata Hasanudin.

Kekuatan Minimum TNI Akan Mencapai 38% Dari Target Pada 2014


Jakarta - Upaya membangun kekuatan dasar minimum atau yang biasa disebut minimum esential force (MEF) terkait revitalisasi alat utama sistem senjata (alutsista) baru akan tercapai 38% pada 2014 atau saat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II berakhir. Demikian ditegaskan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam keterangan persnya pada acara Rapim TNI Tahun 2013 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (29/1). 

Menhan Purnomo Yusgiantoro Bersama Panglima TNI Agus Suhartono Meninjau Pameran Peralatan Pertahanan Usai Pembukaan Rapimnas TNI 2013. Foto : Poskota News / Rihadin.
Menurut Agus, target pencapaian 38% dari seluruh rencana strategis modernisasi alutsista sangat realistis dan bisa dicapai pada 2014. "Sampai 2012 kan kita berhasil mencapai 30% MEF. Diperkirakan sampai 2014, bisa tercapai 38%. Ini optimistis bisa kami capai," jelas Agus. Ia menjelaskan, Rapim TNI yang kali ini secara khusus mengambil tema soal mengenai komitmen dan semangat revitalisasi alutsista TNI guna memantapkan profesionalisme dan eksistensi peran strategis TNI di bidang pertahanan.

Tuesday 29 January 2013

Pembangunan Indonesia Peace And Security Center (IPSC) Selesai Pada 2014


Bogor - Pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) ditargetkan selesai pada semester pertama tahun 2014. IPSC merupakan kawasan “seven in one” yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (Peace Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terorisme (Counter Terrorism Traning Ground), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan (Humantarian And Disaster Relief Traning Center), Pusat Pasukan Siaga (Standby Force Center), Pusat Bahasa (Language Center), Universitas Pertahanan dan Pusat Olahraga Militer (Military Sport Center).


Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (29/1)  saat meninjau dan memantau perkembangan pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Centre (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Turut mendampingi Wamenhan antara lain Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Pusat Konstruksi Baranahan Kemhan Marsma TNI Marsma TNI Agus Purnomo W.

Kekuatan TNI Saat Ini Masih Bertumpu di Pulau Jawa


Jakarta - HASIL evaluasi Rapat Pimpinan (Rapim) tahun 2012 yang menonjol diantaranya belum terlengkapinya alat utama sistem persenjataan (Alutsista) pengganti dari sebagian Alutsista lama, penggelaran kekuatan TNI relatif masih bertumpu di Pulau Jawa, dan keterbatasan dukungan anggaran yang belum mencukupi dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI (minimum essential force).
Ilustrasi. Foto : Dispen AD
Hal tersebut tertuang dalam siaran pers Pusat Penerangan TNI, Selasa (29/1) yang diterima Jurnal Nasional di sela-sela Rapat Pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Rapat Pimpinan TNI tahun 2013 berlangsung mulai tanggal 28 - 30 Januari 2013. Hari pertama, diawali dengan pengarahan Presiden RI kepada seluruh peserta Rapim TNI dan Rapim Polri serta gubernur, bupati/ wali kota di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

Indonesia dan Jepang Tingkatkan Kerjasama Dalam Bidang Militer dan Pertahanan


Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Jepang siap meningkatkan kerja sama militer dalam lima bidang utama, yaitu pendidikan dan latihan, peningkatan sumber daya manusia, industri pertahanan, kontra-terorisme, dan penanganan bencana. "Prinsipnya itu, kalau dulu kerja sama Jepang dan Indonesia lebih banyak di bidang ekonomi nah sekarang mereka menekankan bahwa pemerintahannya juga melakukan kerja sama di bidang militer," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa.

Presiden SBY Menerima KaStaf Pasukan Beladiri Jepang. Foto : Detik Foto

Menhan yang ditemui seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Japan Grounds Self-defence Force (JGSDF) Jenderal Eji Kamizuka menjelaskan bahwa seiring dengan situasi keamanan di Asia Timur yang tidak menguntungkan Jepang telah memutuskan untuk mengembangkan pasukan bela diri mereka, yang berdasarkan konstitusi setelah Perang Dunia II dilarang untuk dikembangkan.

Rapimnas TNI Digelar Bahas Revitalisasi Alutsista


Jakarta - Rapat Pimpinan Nasional TNI yang digelar di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1/2013), mengangkat tema memperkuat komitmen dan semangat revitalisasi alat utama sistem persenjataan (Autsista) TNI guna memantapkan profesionalisme dan eksistensi peran strategis TNI di bidang pertahanan.

Menhan Purnomo Yusgiantoro
"Rapim ini merupakan sarana komunikasi, bertukar informasi para pimpinan agar tercapai satu kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja dan kinerja organisasi TNI," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksama Muda Iskandar Sitompul kepada wartawan.

Memasuki Era Baru Persenjataan Rudal Indonesia


Indonesia akhirnya bergerak maju untuk menyongsong industri peluru kendali dalam negeri. Kerjasama pembuatan Rudal C-705 dengan China, sempat  membuat kepala para petinggi Dephan pening, karena tuntutan China cukup tinggi, jika Indonesia ingin memperoleh ToT-nya (transfer of technology). Namun persoalan ini akhirnya terselesaikan, walau persyaratannya cukup berat.


(Senin, 28 Januari 2013). TEMPO.CO,  Jakarta - TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri.Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut. “Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014”, kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo.

Monday 28 January 2013

Negara Tetangga Cemas Dengan Roket Buatan Indonesia


Jakarta - Teknologi Roket Indonesia yang mulai di kuatirkan oleh negara Tetangga. Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset, inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.



Meski sudah berlangsung, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang cerita politik, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang belakangan ini suka menganggap remeh Indonesia.