Jakarta - Dewan
Perwakilan Rakyat memastikan adanya pengembangan rudal C-705 asal Cina di
Indonesia. Peluru kendali yang akan dipasang di kapal cepat rudal tipe 40
produksi lokal itu diharapkan bisa diproduksi dalam negeri secepatnya. “Untuk tahap pertama kita akan beli dulu dari Cina”, kata Wakil Ketua Komisi
Pertahanan Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013. Setelah
membeli beberapa unit peluru kendali, Cina dan Indonesia akan melakukan produksi
bersama rudal tersebut.
![]() |
Rudal C-750. Indomiliter.com |
Kontrak pembelian misil asal Cina ini, kata Hasanudin, sudah ditandatangani dan
disetujui oleh DPR. "Tapi saya lupa kapan dan berapa nilainya," ujar
dia. Dalam daftar pinjaman luar negeri khusus alat utama sistem persenjataan utama,
pengadaan rudal C-705 dianggarkan sebesar US$ 7,5 juta untuk enam unit hingga
2014. "Seluruhnya akan dipasang di KCR 40, nanti yang memasang peluncur
rudalnya PT. Penataran Angkatan Laut," kata Hasanudin.
Jenis rudal yang akan dipasang di kapal pemukul itu, akan berbeda-beda.
"Tahap pertama memang cuma C-705, berikutnya nanti ada pengembangan,"
ujar Hasanudin. TNI Angkatan Laut sendiri menilai rudal jenis surface to surface ini cocok
dipasang di KCR 40. "Akurasinya
bagus dan mematikan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana
Pertama Untung Suropati.
Menurut Untung, rudal C-705 akan tiba di Indonesia tahun 2014 mendatang.
"Tiga pabrikan lokal bakal terlibat dalam tahapan transfer teknologi rudal
ini," kata dia. Pabrikan yang akan dilibatkan antara lain, PT. Pindad,
Lapan, dan PT. Dirgantara Indonesia.
Pembelian rudal C-705 ini merupakan bagian dari usaha melengkapi persenjataan
kapal cepat rudal pabrikan Palindo Marine Batam. Selain dipersenjatai rudal,
kapal pemukul ini juga dilengkapi dengan Sensor Weapon Control (Sewaco) berupa
meriam kaliber 30 milimeter yang juga diimpor dari Cina dan Afrika Selatan.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment