Bogor - Pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Center
(IPSC) ditargetkan selesai pada semester pertama tahun 2014. IPSC merupakan
kawasan “seven in one” yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (Peace
Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terorisme (Counter Terrorism
Traning Ground), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan
Kemanusiaan (Humantarian And Disaster Relief Traning Center), Pusat
Pasukan Siaga (Standby Force Center), Pusat Bahasa (Language
Center), Universitas Pertahanan dan Pusat Olahraga Militer (Military
Sport Center).
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (29/1) saat meninjau dan memantau perkembangan pembangunan kawasan Indonesia Peace and Security Centre (IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Turut mendampingi Wamenhan antara lain Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Pusat Konstruksi Baranahan Kemhan Marsma TNI Marsma TNI Agus Purnomo W.
Lebih lanjut Wamenhan mengatakan pembangunan IPSC yang awalnya diprakarsai
oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat ini dapat dikatakan telah
menjadi proyek nasional, karena melibatkan berbagai sektor dan skala kepentingannya
juga tinggi yaitu nasional dan internasional.
Oleh karena itu, Wamenhan yang juga selaku Ketua High Level Commite (HLC)
pada peninjauan kali ini menekankan kepada satuan – satuan kerja dan semua
pihak yang ikut serta dalam mendukung pelaksanaan pembangunan IPSC untuk tetap
berpedoman pada tiga aspek yaitu aspek kualitas konstruksi, aspek tertib
administrasi anggaran dan aspek lingkungan.
Untuk aspek konstruksi, Wamenhan menekankan untuk dipastikan betul bahwa
semua konstruksi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi dan disertai dengan
saran teknis yang berkaitan dengan konstruksi ataupun struktur tanah. Aspek tertib administrasi anggaran, agar tidak terjadi kebocoran dan
penyimpangan maka Wamenhan menekankan agar setiap perencanaan yang berkaitan dengan
anggaran perlu disertai dengan konsultasi pengawasan yang berhubungan dengan
akuntabilitas.
Sedangkan aspek lingkungan, pembangunan IPSC juga harus disertai dengan
pembangunan lingkungan baik itu penghijauan maupun prasarana jalan. Lingkungan
ini terkait juga dengan bagaimana pemeliharaannya. “Saya selaku HLC dari IPSC ini bertugas untuk mengawasi proses dari
pembangunan ini dan pelaksanaannya secara fungsional itu diberikan kepada
satuan satuan kerja yang berkompeten disitu. Jadi Kabaranahan yang bertugas
untuk pembangunan ini betul - betul atensi terhadap hal -hal yang berhubungan
dengan konstruksi, anggaran dan lingkungan ”, pesan Wamenhan.
Menurut Wamenhan, sampai saat ini apa yang sudah dilakukan masih
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk itu lebih lanjut
Wamenhan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut serta dalam
mendukung pelaksanaan pembangunan IPSC. Ini merupakan wujud dari
kerjasama dari masing-masing fungsi yang terkait didalamnya.
Kawasan IPSC persisinya terletak di kawasan Santi Dharma yang terletak di
Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. IPSC
dibangun di area seluas 261 hektar lebih, di ketinggian 450 meter di atas
permukaan laut, di kawasan perbukitan Sentul telah diresmikan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Desember 2011 lalu.
Pembangunan Kawasan IPSC ini paling sedikit melibatkan lima kementrian dan
lembaga non kementerian. Untuk pembangunan Peace Keeping Center
dibawah Kemhan. Language center dibawah Kemendikbud, anti teror
dibawah BNPT, penanggulangan bencana dibawah BNPB, dan jalan dibawah PU. Untuk masterplant mikronya diserahkan ke masing-masing, namun untuk
masterplant makro dari pembangunan Kawasan IPSC ini ada di Kemhan yang
bertugas sebagai pengendali dari pembangunan IPSC secara keseluruhan.
Sumber : DMC /Kemhan
No comments:
Post a Comment