Saturday 17 November 2012

Panglima TNI: Latgab TNI Uji Dokrin dan Tingkatkan Profesionalisme Prajurit

Sangatta - Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Brigade Tahun 2012 bertujuan untuk menguji doktrin yang dimiliki dan meningkatkan profesionalisme prajurit di dalam operasi gabungan, demikian dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., saat meninjau latihan lapangan Latgab TNI di Pelabuhan Jeti, Sangatta, Kalimantan Timur, Jum’at (16/11/2012). Sebelumnya Panglima TNI menyaksikan pendaratan Amfibi, dan penembakan Artileri Medan yaitu Meriam Howitzer dan Roket RM-70 Grad.

Panglima TNI laksamana Agus Suhartono didampingi  dan para Petinggi TNI, saat berada di Sekerat, lokasi Latihan Gabungan (Latgab) TNI. Foto : Antara.
 Latgab TNI Tingkat Brigade ini, lanjut Panglima TNI, merupakan Kampanye Militer yang di dalamnya ada Operasi Dukungan Udara/Pengintaian Udara, Operasi Intelijen Taktis, Operasi Pasukan Khusus, Operasi Dukungan Udara/Operasi Perebutan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U), Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Lintas Udara, Operasi Pendaratan Administrasi, Operasi Darat Gabungan dan Operasi Teritorial.

“Latihan kali ini sesuai rencana, baik dan realistis dan cukup memuaskan sampai saat ini. Latihan kali ini masih akan terus berlanjut untuk 7 hari ke depan, serta berharap prajurit yang berlatih di lapangan tetap menjaga semangat dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Panglima TNI.

Ke depan, kata Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., akan dilaksanakan Latgab TNI yang lebih besar lagi dan akan mengundang Presiden RI untuk bisa hadir menyaksikan, waktu dan tempat akan kita pilih. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam Latgab TNI tahun 2012 ini meliputi: Aspek Strategis, yaitu terwujudnya konsep strategis penangkalan dan penindakan  dalam strata strategi militer untuk memenangkan perang terhadap niat negara tertentu yang ingin mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Aspek Operasional, yaitu meningkatnya kemampuan baik perorangan maupun satuan  yang tergabung dalam Komando Gabungan TNI untuk mengaplikasikan, menerapkan doktrin Kampanye Militer, doktrin operasi gabungan dan doktrin operasi masing-masing angkatan dalam rangka menyusun rencana kampanye serta rencana operasi yang dipersiapkan sampai dengan krisis berdasarkan analisa kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.

Aspek Taktik, Teknik dan Prosedur, yaitu meningkatnya kemampuan baik perorangan maupun satuan-satuan manuver/satuan taktis, untuk mengaplikasikan dan menerapkan petunjuk lapangan dan petunjuk teknis, dalam menyusun rencana operasi berdasarkan rencana kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi. Aspek Psikologis, yaitu terciptanya hubungan emosional dan saling pengertian antar prajurit dari berbagai unsur, soliditas, semangat, kemauan dan kebanggaan sebagai prajurit TNI yang terlibat dalam Latihan Gabungan TNI  tahun 2012.

Latihan lapangan  Latgab TNI tahun 2012 dilaksanakan mulai 26 Oktober sampai dengan 30 November 2012 di perairan laut Sulawesi dan pendaratan Amfibi di Pantai Sekerat Sangatta, Kalimantan Timur dengan melibatkan 11.693 personel, terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 personel sebagai pelaku.
 
Bertindak sebagai Direktur Latihan Latgab TNI 2012 Mayjen TNI Djumadi yang sehari-hari menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI (Dan Kodiklat TNI), sedangkan Panglima Komando Gabungan Latgab TNI 2012 Mayjen TNI Setyo Sularso yang sehari-hari menjabat Panglima Divisi Infantri 2 Kostrad Malang.



Sumber : Majalah Potret Indonesia

Wamenhan dan Kasad Kunjungi 167 Prajurit TNI di Haiti


Haiti - WAKIL Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan, beberapa waktu lalu mengunjungi 167 Prajurit TNI (144 TNI AD, 21 TNI AL dan 2 TNI AU) yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) di Bumi Garuda Camp, Gonaives – Haiti.

Wamenhan RI dan Kasad beserta rombongan tiba di Bandara Udara Internasional Toussaint Louverture, Port Au Prince-Haiti, disambut langsung oleh Dansatgas Konga XXXII-B/Minustah Letkol Czi Arief Novianto dan Engineering Staff Officer U8 Section Minustah dari Indonesia Mayor Czi Hiras Turnip.

Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin saat kunjungan di Haiti. Foto : MPI
Dilanjutkan melaksanakan pertemuan dengan Special Representative of the Secretary-General United Nations Stabilization Mission in Haiti (MINUSTAH) yang dijabat oleh Mr. Mariano Fernández dan Force Commander Letnan Jenderal Fernando Goulart, di ruang pertemuan SRSG Compound Port Au Prince – Haiti.

Dalam pertemuan tersebut, dibicarakan tentang fungsi dan peran Bangsa Indonesia dalam percaturan dunia, dalam hal ini khususnya TNI yang ikut serta secara aktif menjaga stabilitas perdamaian dunia yang tergabung dalam misi pasukan perdamaian. Disamping itu, dibicarakan juga tentang kesiapan Konga XXXII-B/Minustah untuk melaksanakan tugas di Haiti yaitu rekonstruksi dan rehabilitasi sarana umum akibat bencana alam gempa bumi tahun 2010 silam.

Selanjutnya dengan mengendarai helikopter milik UN, Wamenhan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan didampingi Dansatgas Letkol Czi Arief Novianto dan Mayor Czi Hiras Turnip mengunjungi Bumi Garuda Camp di Gonaives – Haiti. Kedatangan rombongan disambut oleh Wadansatgas Kapten Czi Donny beserta seluruh anggota satgas. Selanjutnya rombongan menerima paparan dari Dansatgas Letkol Czi Arief Novianto didampingi Wadansatgas tentang pekerjaan dan perkembangan tugas-tugas Satgas Kizi TNI di Haiti.

Sementara itu, dalam pengarahannya kepada seluruh anggota satgas Konga XXXII-B/Minustah, Wamenhan RI dan Kasad menekankan bahwa keberhasilan yang telah dicapai kontingen sebelumnya perlu dipertahankan sehingga dengan pencapaian keberhasilan tugas yang diberikan oleh PBB, maka akan mengangkat nama dan integritas Bangsa Indonesia di dunia internasional. Disamping itu, seluruh anggota satgas untuk tetap menjaga kebersihan, kesehatan dan makan makanan yang bergizi serta istirahat yang cukup untuk menjaga tubuh tetap optimal guna mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas nantinya.

Dalam akhir pengarahannya, Wamenhan RI dan Kasad menyampaikan keyakinannya bahwa Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah mampu mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Pada kesempatan tersebut, Wamenhan RI dan Kasad memberikan secara langsung bantuan berupa obat-obatan kepada Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah dan diterima oleh Dansatgas Letkol Czi Arief Novianto.  Kunjungan diakhiri dengan melihat kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/Minustah.



Sumber : Majalah Potret Indonesia

Indonesia akan pastikan stabilitas kawasan


Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia akan memastikan stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan terutama Laut China Selatan dan Asia Timur dalam pembicaraan di KTT Asia Timur.

"Kita berharap dalam pembahasan situasi di Laut China Selatan dan Asia Timur, Indonesia bisa berkontribusi untuk memastikan semua pihak untuk memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga sekali lagi stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan kita," kata Presiden saat konferensi pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu.

Kunjungan Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Laos. Foto : Antara

Menurut Presiden, pembicaraan mengenai sengketa klaim Laut China Selatan dan kawasan Asia Timur hampir pasti akan menjadi isu pokok dalam KTT Asia Timur yang akan digelar di Phnom Penh, Kamboja, pada 20 November, di samping agenda lainnya.
Apalagi mengingat perkembangan baru di kawasan Asia Timur dengan munculnya ketegangan antara China dengan Jepang yang menguat.

Hal ini tentu saja, dapat memicu terjadinya ketegangan di seluruh kawasan seiring dengan sengketa klaim Laut China Selatan yang belum dapat diselesaikan.

Untuk itu, Presiden mengatakan, Indonesia ingin memastikan agar stabilitas keamanan dan ketertiban di kawasan dapat terjaga, dan tidak menimbulkan munculnya ketegangan-ketengan yang dapat menjadi konflik yang lebih luas.

"Saya mengantisipasi di samping agenda yang dipersiapkan, hampir pasti isu politik keamanan di kawasan menjadi perhatian dan akan menjadi topik utama baik pada retreat maupun sesi pleno. Hampir pasti isu Laut Cina Selatan dan Asia Timur akan menjadi sorotan dalam East Asia Summit (KTT Asia Timur) nanti," kata Presiden.

Presiden menambahkan, stabilitas keamanan dan ketertiban Laut China Selatan menjadi kepentingan semua negara di Asia. Terutama guna mendukung perkembangan ekonomi di kawasan yang hingga kini masih kuat di tengah situasi krisis ekonomi global.

"Apalagi semua memiliki kepentingan untuk menjaga pertumbuhan perekonomian, sehingga ketika dunia menghadapi krisis seperti ini, Insya Allah, kawasan ini akan tetap terjaga perkembangan ekonominya," kata Presiden.



Sumber : Antara

HLC Percepat Modernisasi Peralatan Perang


Sao Paulo - Kondisi alat utama sistem persenjataan yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia sudah tak layak lagi. Jika dibandingkan dengan peralatan perang yang dimiliki negara tetangga, kemampuan dan kelengkapan alutsista TNI jauh di bawah mereka. Menghadapi kondisi tersebut High Level Committee pun dibentuk sebagai pendorong pengadaan alutsista TNI.

“HLC itu untuk mempercepat proses modernisasi persenjataan TNI,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang juga Ketua HLC kepada wartawan di Sao Paulo, Brasil, Rabu (14/11) malam waktu setempat atau Kamis (15/11) pagi waktu Indonesia.

Rudal C-705

HLC terbentuk setelah serangkaian rapat kabinet bidang politik, hukum, dan keamanan sepanjang 2011 yang membahas pengadaan alutsista. Cara kerja HLC berupaya mempercepat pengadaan alutsista prioritas, yaitu akselerasi, paralelisasi (pengadaan dan pembiayaan), integrasi ( Kementerian Pertahanan dan TNI ), koordinasi, dan inspeksi ( kunjungan ke produsen ).

Dalam kaitan itu, pekan ini Sjafrie bersama rombongan berkunjung ke Brasil, yakni ke Avibras ( produsen  roket ) dan Embraer ( produsen pesawat Super Tucano). Sjafrie bersama rombongan melihat dan berdiskusi langsung dengan para produsen alutsista itu tanpa perantara.

Sukoi Su-27 Indonesia

Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, pembelian roket tersebut diharapkan terwujud pada 2013. Adapun pesawat Super Tucano 2013. Adapun masih ada delapan unit lagi yang ditunggu dari 16 unit yang dibeli.

Kekuatan pertahanan

Dengan pembelian roket itu ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, kekuatan TNI bisa menyamai kekuatan pertahanan negara-negara lain.

Indonesia sudah lama tidak punya satuan roket seperti digunakan Brasil. Pembelian (roket) dari Avibras ini untuk melengkapi alutsista kita,” kata Edhie. Apalagi, tambah Edhie, kemampuan roket tersebut bisa dikembangkan daya tembaknya dari 95 kilometer menjadi 300 km.

MLRS Astros 2 Brazil

Memang sampai saat ini hampir semua alutsista TNI merupakan pembelian masa lalu sehingga usianya sudah sangat tua sebagai ukuran peralatan perang. Pada masa lalu, kekuatan perang Indonesia sangat dominan dan ditakuti terutama di kawasan Asia Tenggara.

Namun, saat ini kondisi justru tertinggal dari negara-negara tetangga di kawasan tersebut. Misalnya saja tahun ini pesawat TNI AU beberapa kali jatuh pada saat latihan seperti di Halim, Jakarta, dan Pekanbaru, Riau.

Dalam rapat-rapat cabinet bidang politik, hokum, dan keamanan tahun 2011 yang membahas alutsista, pemerintah memutuskan bahwa pemenuhan kebutuhan alutsista TNI diarahkan untuk mencapai kekuatan dasar minimum atau minimum essential force (MEF).

Untuk mendukung percepatan MEF, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 50 triliun untuk periode 2010-2014. Namun, hingga 2012, anggaran yang direalisasi masih sedikit, yaitu sekitar Rp 17 triliun.



Sumber : Kompas

Panglima TNI Puas Latgab Berjalan Sukses


Sangatta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengaku puas dengan pelaksanaan Latihan Gabungan 2012 yang berlangsung di Pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim.

"Gambaran keseluruhan dari awal sampai saat ini, latgab berjalan sukses sesuai rencana, baik, realistis, dan saya puas," katanya saat memberikan keterangan pers di Pelabuhan Teluk Tutung, Bengalon, Kutai Timur, Jumat (16/11).

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kiri depan) didampingi sejumlah petinggi TNI meninjau latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Bandara Lanud Ranai, Natuna. Foto : kepri.antaranews.com/Rusdianto


Saat memberikan keterangan Agus didampingi antara lain Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparmo, Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat, Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Wairjen TNI Chaidir Serunting Sakti, dan Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen Dikcy W Usman.

Menurut Panglima, latgab itu merupakan lanjutan dari yang dilakukan AL melalui Armada Jaya, AU lewat Angkasa Yudha, dan AD adalah Latihan Kecabangan. Keseluruhan latihan tersebut, lanjutnya, digabungkan menjadi Latgab 2012.

"Latgab kali ini kami rancang setingkat brigade, karena tahun lalu kita rancang untuk tingkat batalyon, dan tahun depan akan kita tingkatkan lebih besar lagi dari tingkat briagde ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, latgab dimaksudkan menguji apa yang dimiliki, kemudian meningkatkan profesionalisme prajurit di dalam operasi gabungan.

"Alhamdulillah tidak ada kendala berarti selama latgab berlangsung. Kalaupun ada hal kecil di lapangan itu merupakan bagian dari latihan. Justru dengan ada masalah kecil itu mereka harus bisa memecahkan masalah yang dialami," katanya.

Usai menyaksikan latgab, panglima dan rombongan kembali ke Tanjungbara menggunakan kapal "tugboat" milik TNI AL dengan nomor lambung 591-2.

Sekitar pukul 10.00 wita, panglima bertolak dari Bandara Tanjungbara Sangatta menuju Balikpapan menggunakan pesawat Cassa Skuadron milik TNI AL dengan nomor penerbangan HA-615-2 dan selanjutnya kembali ke Jakarta.



 Sumber : Metro News

Friday 16 November 2012

Miliki Astros II, Indonesia Bukan yang Pertama di Asia Tenggara

Jakarta - Sejumlah koran hari ini memuat berita hangat kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke fasilitas Avibras di Brasil, terkait kesempatan pembelian 36 unit sista Astros II senilai 405 juta dollar. Sistem senjata roket yang mampu menjangkau jarak hingga 96km ini menurut rencana akan jadi dua batalyon kekuatan yang bernaung di bawah TNI AD. Berita ini tentu menggembirakan, tapi di Asia ternyata bukan Indonesia yang pertama menggunakannya. Negara pertama yang telah lebih dulu mengoperasikannya adalah Malaysia.

Merujuk Commando, Malaysia secara provokatif telah lebih dulu membeli Astros II dan menempatkannya di posisi yang bisa menjangkau Singapura. Kekuatan setara tiga baterai yang bernaung di bawah Army Field Command HQ ini operasional penuh sejak Januari 2006. Sista ini, seperti dikatakan petinggi militer Malaysia, akan dipergunakan sebagai respon pertama yang akan diturunkan seandainya Malaysia mendapatkan serangan dari musuh.
     
MLRS ASTROS II
Tahun depan direncanakan roket ini sudah memperkuat sistem pertahanan Indonesia. Pembelian roket Astros dari Brasil, melengkapi kerja sama pertahanan Indonesia dengan Brasil setelah sebelumnya TNI AU memperoleh 16 unit pesawat EMB-314 Super Tucano. Total kontrak dengan Brasil untuk kedua sista ini mencapai 700 juta dolar AS atas sekitar Rp 6,7 triliun. Sejauh ini, selain Malaysia dan Indonesia, negara yang telah dicatat menggunakan sista Astros adalah Bahrain, Irak, Arab Saudi dan Qatar.
     
Roket sebagai alternatif alutsista artileri mengemuka sejak PD II. Di tangan Tentara Merah, kekuatan roket Katyusha mampu menyapu area (area saturation) dengan penghancuran lebih luas dan lebih cepat dibanding meriam howitzer, biarpun kalah dalam akurasi. Berpindah ke medan pertempuran modern, doktrin mengkutub menjadi dua, antara AS yang mengandalkan Muntiple-Launch Rocket System (MLRS) canggih namun mahal, atau ikut doktrin Timur yang mengandalkan BM-21 Grad dan turunannya yang murah namun ketinggalan zaman.
     
Menyadari ada celah kosong di antara kedua seteru, pabrikan Avibras coba menawarkan sistem roket artileri yang terjangkau seperti Grad, namun akurat dan memiliki proteksi kru yang memadai seperti MLRS. Proyek yang dimulai dengan modal pribadi perusahaan dengan kode Astros II T-O Brucutu pada 1981 memilih sasis truk sebagai kendaraan pengusung sistem roket. Selain karena pertimbangan biaya, kemampuan lintas medan berat dan kemampuan diangkut pesawat sekelas C-130 Hercules menjadi pertimbangan utama.
      
Astros II unggul dalam hal roket yang dibawanya. Avibras sudah mendesain sistem roket Astros secara modular, sehingga mudah dikonfigurasi di lapangan sesuai kebutuhan. Roket-roket yang ada dimuat dalam kontainer roket yang pada gilirannya tinggal dimuat ke dalam kotak peluncur di atas sasis Astros II. Ada empat roket yang dipersiapkan Avibras, yang semua motor roketnya ditenagai oleh double-base propellant.

Roket-roket produk Avibras Brasil

Kaliber terkecilnya 127mm SS-30, yang terpasang sebanyak 32 tabung per kotak peluncur. Roket berhulu-ledak HE (High Explosive) dengan panjang 3,9m dan berbobot 68 kg sebuahnya ini mampu menjangkau sasaran sejauh 30 km. Roket kedua, SS-40, memiliki kapasitas maksimal 16 roket dalam satu tabung peluncur. Selongsong roketnya memiliki empat sirip (fins) dengan panjang 4,2 m dan berbobot 152 kg sebuahnya. Jarak jangkaunya antara 15-35 km. Soal hulu ledak, SS-40 cukup fleksibel. Jika mau HE ada, bila memilih amunisi cluster/ bomblet (tandan) DP (Dual Purpose) antimaterial dan personel juga tersedia.
     
Khusus amunisi bomblet, dimensinya 39x13cm, dengan sumbu impak mekanis. Tiap bomblet dilengkapi pita-parasut yang berfungsi menahan dan menstabilkan arah jatuh. Kategori ketiga, SS-60 yang merupakan pengembangan dari SS-40. Punya sosok lebih besar sepanjang 5,6 m dan berbobot 595 kg, konsekuensinya SS-60 bisa menampung 65 bomblet. Jangkauannya antara 20-60 km dengan waktu tempuh 117 detik untuk mencapai jarak maksimal 60 km. Jadi di luar jangkauan artileri meriam 105-120 mm.
       
Roket terakhir, SS-80, lahir belakangan pada 1995, dengan sosok tak jauh beda dengan SS-60. Daya jangkaunya yang mencapai 90 km dimungkinkan berkat propelan baru. Selain itu, SS-80 bisa dimuati senjata kimia mematikan, walaupun belum pernah dipergunakan dalam pertempuran aktual.
       
Astros sudah battle proven. Perang Teluk II tahun 1991 menjadi saksi bagaimana Irak dan Arab Saudi saling mengadu Astros II yang mereka miliki, dengan Irak mempergunakan varian lokal dari SS-60 yang disebut Sajeel-60. Saking terkenalnya, AS sampai mempergunakan gambar Astros II yang dihajar F-15E Strike Eagle dalam pamflet propaganda yang meminta tentara Irak untuk menyerah tanpa perlawanan.



Sumber : Angkasa

PBB minta RI kirim pasukan perdamaian ke Suriah

New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Indonesia mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Suriah, jika Dewan Keamanan (DK) PBB menyetujui pembentukan pasukan internasional ke negara bergolak itu, kata anggota Komisi I DPR RI, Hayono Isman.


Pejuang pemberontak Suriah menembakkan senjatanya ke arah penembak jitu pemerintah di Distrik Seif El Dawla, Aleppo, Suriah. Foto : REUTERS/Youssef Boudlal

Permintaan tersebut disampaikan Kepala Penjaga Perdamaian PBB (DPKO), Herve Ladsous, ketika melakukan pertemuan dengan delegasi Komisi I DPR RI di Markas Besar PBB, New York.

"Oleh karena itu, kita akan bersiap-siap untuk kemungkinan pengiriman pasukan perdamaian Indonesia ke Suriah. Mengenai berapa jumlah personel, itu nanti tergantung Dewan Keamanan," kata Hayono kepada ANTARA News, Rabu waktu setempat, seusai mengunjungi masyarakat Indonesia di New York yang terkena dampak Badai Sandy 29 Oktober 2012.



 Media internasional, yang mengutip para diplomat pada akhir Oktober lalu, melaporkan bahwa Herve Ladsous mengisyaratkan pihaknya dapat menyediakan pasukan perdamaian ke Suriah dengan kekuatan hingga 3.000 personel, yang siap digelar untuk mendukung gencatan senjata di antara pihak-pihak yang bertikai. Namun demikian, DK PBB dengan 15 anggotanya harus setuju untuk penggelaran pasukan itu di Suriah. 

Namun, DK-PBB sejauh ini belum memiliki kesatuan pendapat dalam menyikapi konflik Suriah. Resolusi DK PBB yang dirancang untuk mengancam pemberian sanksi bagi pemerintah Presiden Bashar Al Assad telah diveto oleh dua anggota tetap, yaitu China dan Rusia.

Selain mengharapkan kontribusi pasukan Indonesia untuk ke Suriah, kata Hayono, Ladsous juga mengharapkan bahwa  Indonesia dapat menyediakan 1.500 polisi perempuan untuk bergabung dengan pasukan perdamaian PBB di Darfur.

"Kita belum tahu dapat menyediakan berapa banyak personel. Yang pasti, polisi perempuan ini dibutuhkan untuk lebih menangani situasi perempuan yang rentan terhadap kekerasan," ujar Hayono.

Dalam pertemuan dengan Ladsous, ia mengemukakan, pasukan perdamaian Indonesia dipuji sebagai pasukan terbaik. "Pasukan kita dinilai tidak mempunyai cacat apapun, baik dalam hal pelaksanaan tugas maupun operasional dan administratif. Tidak heran kalau kita kerap diminta untuk menyumbang pasukan," ujar Hayono.


Ilustrasi Pasukan Pedamaian Indonesia Foto : inilah.com/istimewa

Indonesia saat ini berada di urutan-15 negara terbesar dalam hal pengirim pasukan penjaga perdamaian PBB.

Menurut catatan Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York, pasukan Indonesia sejumlah 1.993 personil saat ini tersebar di tujuh misi perdamaian PBB, termasuk di UNIFIL (Lebanon) 1.455 orang, UNAMID (Darfur) 140 orang, MONUSCO (Kongo) 175 orang, MINUSTAH (Haiti) 167 orang dan UNMISS (Sudan Selatan) sembilan orang. Selain itu, pasukan Indonesia juga bertugas di UNISFA (Abyei-Sudan) dan UNMIL (Liberia).

Belum lama ini, Indonesia juga diminta DPKO memberikan kontribusi berupa tiga helikopter M-17 beserta 120 personil dan 1 batalion infantri beranggotakan 800 personil untuk ditempatkan di Kongo bersama MONUSCO, yang diharapkan PBB sudah dapat dikirim pada Maret 2013.  Hayono Isman merupakan ketua delegasi Komisi I DPR-RI yang melakukan kunjungan kerja ke New York pada 12-15 November.

Delegasi beranggotakan sembilan orang itu telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat tinggi dan badan PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Presiden Majelis Umum PBB ke-67, Vuk Jeremic, Kepala DPKO Herve Ladsous, Office for Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dan Central Emergency Relief Fund (CERF), UNDP, UN Department of Peace Keeping Operations (UNDPKO), serta UN Department of Field Service (UNDFS).

Adapun delapan anggota Komisi I lainnya terdiri dari Enggartiasto Lukita, Roy Suryo, Meutya Hafid, Adjeng Ratna Suminar, Achmad Daeng Se're, Muhammad Idris Lutfi, Mirwan Amir dan Sayed Mustafa Usab.

Komisi I DPR RI juga memanfaatkan kunjungan mereka untuk mengunjungi WNI di New York yang terkena Badai Sandy, serta mengadakan rapat dengar pendapat dengan Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York dan Konsul Jenderal RI di New York menyangkut pengawasan dan anggaran.




Sumber : Antara

Pasukan Khusus TNI Berhasil Bebaskan Walikota Tarakan

Tarakan - Satuan Tugas (Satgas) Gabungan Pasukan Khusus TNI terdiri dari Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU berhasil membebaskan Walikota Tarakan serta pejabat daerah lainnya dari sergapan musuh yang menyanderanya di Dermaga Ferry, Juwata Laut Tarakan, Kalimantan Timur, Jumat pagi (16/11).

Pasukan Khusus TNI yang terdiri dari Sat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU berhasil membebaskan Walikota Tarakan serta pejabat daerah lainnya dari sergapan musuh yang menyanderanya di Dermaga Ferry, Juwata Laut Tarakan, Kalimantan Timur, dalam simulasi Jumat pagi (16/11). Foto: RMOL/Dar Edi Yoga
Dengan didahului oleh ledakan bom yang mampu memberikan efek kejut dibarengi rentetan tembakan terarah kepada para penyandera, para personel Pasukan Khusus TNI bergerak dengan cepat ke tempat ataupun ruangan dimana sandera berada.

Hal tersebut merupakan bagian dari pola serangan Pasukan Khusus TNI yang cepat, senyap dan mematikan sehingga pihak lawan dibuat tidak berdaya hanya dalam hitungan menit. Selanjutnya para sandera berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke tempat yang aman melalui jalur laut dengan menggunakan speedboat.

Begitulah skenario yang terjadi di lapangan dalam rangkaian Latihan Gabungan TNI tahun 2012, yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 30 November 2012 di Tarakan, Kalimantan Timur seperti dilansir dalam siaran pers Dansatgaspen Latgab TNI 2012, Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto.

Turut menyaksikan jalannya latihan pembebasan sandera oleh gabungan Pasukan Khusus TNI, yakni Komandan Pendidikan TNI AU (Dankodikau) Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, Dankorpaskhas Mayjen TNI Amarullah, pejabat Mabes TNI serta Muspida Kota Tarakan.



Sumber : Jurnas

Endriartono: Indonesia Harus Bangun Alutsista Supaya Disegani

Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto mengatakan Indonesia harus memprioritaskan pembangunan alat utama sistem persenjataan (alutsista) agar disegani negara lain.

"Indonesia memiliki potensi untuk membangun alutsista, paling tidak memenuhi standar minimal essential force, asalkan ada kemauan politik yang kuat," kata Endriartono di hadapan sekitar seratus mahasiswa peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) di Depok, Jawa Barat, Kamis (15/11).


Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto

Endriartono menjadi pembicara utama pada pelatihan PPSDMS yang diikuti mahasiswa perguruan tinggi negeri dari Jakarta, Depok dan Bogor atas undangan pimpinan lembaga tersebut.

Ia menjelaskan, Indonesia adalah negara besar dengan penduduk sekitar 243 juta jiwa, memiliki sekitar 17.000 pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke serta wilayah laut terpanjang di dunia. "Namun Indonesia sering dilecehkan oleh negara-negara lain, termasuk oleh negara tetangga," katanya.

Endriartono yang menduduki jabatan sebagai Panglima TNI pada 2002-2006 ini menjelaskan, ketika terjadi Tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, ia memerintahkan untuk mengerahkan tank Scorpion milik TNI ke lokasi bencana.

Menurut dia, pengerahan tank Scorpion produksi Inggris ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan kepada korban hidup yang terisolasi. "Namun hal ini dilarang Inggris dengan alasan melanggar kontrak kerja sama," katanya.

Endriartono kemudian memerintahkan PT Pindad untuk memproduksi panser yang bisa dioperasikan di lokasi bencana. Dia memberikan tenggat waktu hanya tiga bulan. "Dalam kondisi terdesak PT Pindad mampu merealisasikannya, meskipun hasilnya masih seadanya. Panser tersebut dibuat dengan bahan baku antara lain dari sasis produksi Jepang," katanya.

Endriartono menilai, jika hanya dalam waktu tiga bulan PT Pindad mampu memproduksi panser meskipun masih sekadarnya, maka jika diberi waktu lebih lama tentu bisa memproduksi panser yang lebih baik. Ia kemudian memerintahkan lagi PT Pindad untuk memproduksi panser yang baik tanpa batasan waktu.

"Hasilnya PT Pindad mampu memproduksi panser Anoa, yang kemudian diminati oleh sejumlah negara," katanya.

Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengakui panser Anoa produksi PT Pindad memenuhi persyaratan untuk operasional PBB. Endriartono menambahkan, demikian juga untuk senjata serbu, semula PT Pindad memproduksi senjata jenis SP1 yang digunakan ketika perang melawan Fretilin di Timor-Timur.

"Setelah diketahui banyak kelemahan, PT Pindad memperbaikinya dengan memproduksi senjata jenis SS1 dan kemudian SS2, yang memiliki tingkat akurasi sangat tinggi," katanya.

Endriartono menegaskan, dari pengalaman-pengalaman tersebut, sesungguhnya mampu memproduksi alutsista secara mandiri, paling tidak untuk memenuhi standar minimal "essensial force". Jika Indonesia memprioritaskan pembangunan alutsista, menurut dia, maka disegani negara lain.




Sumber : Metro News

Mantan Anggota Kontingen Garuda di Uni Soviet Jadi Danyon Kopassus


Jakarta - KOMANDAN Grup 3/Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Kolonel Inf Izak Pangemanan memimpin pelaksanaan serah terima jabatan Komandan Batalyon (Danyon)-31 Grup 3/Kopassus dari Mayor Inf Riyanto kepada Mayor Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H., di lapangan Alfred Taarega, Markas Grup 3/Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2012).

Dalam amanatnya, Kolonel Inf Izak menyampaikan bahwa mutasi dan pergantian jabatan di kehidupan militer merupakan bagian dari realisasi kebijakan dari pimpinan Kopassus dalam rangka menyiapkan kaderisasi kepemimpinan dalam menghadapi tantangan tugas di masa mendatang. Selain itu, peralihan tugas dan jabatan Komandan Batalyon juga merupakan proses pembinaan personel bagi perwira terkait, yang dimaksudkan untuk lebih memantapkan dan mengembangkan kepemimpinan dan kemampuan manajerial, sejalan dengan pola pembinaan personel yang berlaku di lingkungan TNI AD.

Komandan Grup 3/Kopassus TNI AD Kolonel Inf Izak Pangemanan


 Grup 3/Kopassus merupakan satu-satunya satuan operasional TNI AD yang melaksanakan operasi Sandi Yudha (Sandha), baik dalam rangka Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Oleh karena itu, Batalyon-31 sebagai salah satu satuan organik Grup 3/Kopassus, para prajuritnya dituntut untuk dewasa dalam berpikir, berbuat dan bertindak serta memiliki tingkat intelektual dan profesionalitas yang tinggi agar selalu tanggap dan mampu menghadapi setiap lawan yang akan mengancam kedaulatan negara dan bangsa

Danyon-31/Kopassus yang baru, Mayor Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H, merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1997. Selama karirnya, ia telah berbagai mengikuti pendidikan militer tepat pada waktunya mulai dari Sarcab Hub, Sarcab IF dan Selapa IF dengan prestasi yang cukup menonjol. Ia juga terpilih dari sekian puluh kandidat untuk mengikuti Joint Command and Staff Course (Sesko) di Selandia Baru. Sedangkan beberapa pendidikan kualifikasi/spesialisasi yang telah ditempuhnya, antara lain : Para, Komando, Sandi Yudha, Jump Master, dan pendidikan lain yang berkaitan dengan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.  Pendidikan umum tertinggi yang diselesaikannya adalah Post Graduate Diploma of Art dari Massey University, Selandia baru, setelah sebelumnya menamatkan kesarjanaannya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Jakarta.

Sebagai seorang prajurit Kopassus, ia melengkapi dan mengasah kemampuannya dengan melaksanakan berbagai tugas operasi militer. Mayor Inf Edwin pernah bertugas di daerah rawan konflik di Indonesia dan juga pernah bertugas sebagai anggota Kontingen Garuda di bawah bendera pasukan PBB sebagai Pengamat Militer (Military Observer) di Georgia, sebuah negara pecahan Uni Soviet. Sementara pejabat lama Mayor Inf Riyanto selanjutnya akan menempati jabatan baru sebagai Komandan Sekolah Komando Pusdik Passus TNI AD di Batu Jajar, Bandung.



Sumber : Majalah Potret Indonesia

Wednesday 14 November 2012

Detik-detik Yakhont Memburu Sasaran

Jakarta - Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya XXXI/2012 sudah hampir sebulan berlalu. Tetapi, kenangan akan detik-detik penembakan rudal Yakhont belum juga surut. Lambung kapal eks LST Teluk Berau yang ditempatkan di balik cakrawala sejauh 182 km sebagai sasaran, berhasil diendus dan dijebol dalam menit kelima. Dan, pada menit kedelapan kapal ini sudah tenggelam. Tenggelamnya Teluk Berau agak diluar dugaan pimpinan TNI AL karena menurut spesifikasinya, rudal buatan Rusia ini hanya “sekadar” melubangi lambung untuk melumpuhkan operasinya. Untuk menenggelamkannya, kapal perang dan kapal selam TNI AL sudah siap menembakkan Exocet MM-40 block II dan Torpedo SUT.


Rudal Yakhont menghantam KRI Berau dan mengirimnya ke dasar laut dalam hitungan menit. Foto: Commando

Kegalakan rudal ini serta-merta membuat gembira KSAL Laksamana TNI Soeparno dan jajaran pimpinan TNI AL, termasuk dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan rudal ini dari geladak kapal markas KRI Surabaya 592. Selain oleh karena kegalakannya, kegembiraan juga meletup oleh karena dalam uji penembakan sebelumnya di sebuah tempat di Samudera Hindia, rudal ini gagal mengunci sasarannya. Rudal kemudian hilang dan tenggelam entah dimana. Operator Rusia yang diperbantukan mengoperasikan rudal ini dari ruang operasi KRI Oswald Siahaan 354 pulang tanpa membuat evaluasi apa pun. Sejak itu perwira senjata TNI AL berusaha untuk “menundukkan” rudal ini tanpa bantuan pihak Rusia.
         

Lintasan rudal ini cukup menarik untuk diperhatikan karena berbeda dengan rudal-rudal lain yang biasanya langsung melesat lurus atau balistik menuju sasaran. Angkasa/Commando  yang mengabadikan detik-detik penembakan Yakhont dari KRI Surabaya, menyaksikan rudal unik lebih dulu meluncur tegak lurus ke atas dengan kecepatan rendah dengan asap yang tebal. Setelah mencapai ketinggian kira-kira 120 meter, rudal sesaat melambat, melepas roket pendorong tingkat pertamanya, lalu segera melesat dengan kecepatan supersonik dengan mesin pendorong utamanya. Mesin pendorong utamanya berasal dari jenis ramjet, yang hanya akan berhenti jika menghantam sasaran atau kehabisan bahan bakar.
         

Jika dikendalikan secara benar, dia akan menurunkan ketinggian dan mengunci sasaran dari jarak 40 km terakhir. Pada saat itu pula radarnya akan menyapu secara aktif 12 mil ke kanan dan 12 mil ke kiri dari titik sasaran yang sudah di-install di kepalanya. Jejaknya sulit dilacak radar kapal sasaran karena hanya melayang di ketinggian beberapa meter saja di atas permukaan laut. Menurut spek-nya, rudal ini sanggup menghantam sasaran sejauh maksimal 300 km yang bisa ditempuh hanya dalam enam menit. Yakhont adalah rudal P-800 Oniks versi ekspor buatan NPO Mashinostroyeniya. Atas keberhasilan ini dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan ini akan mendorong pimpinan DPR untuk menyetujui keinginan TNI AL untuk membeli atau menambah jumlah rudal ini. Sejauh ini, di dunia baru Rusia, Vietnam, Suriah dan Indonesia yang memilikinya. India ikut memproduksinya, namun telah mengubah namanya menjadi BrahMos.
        

Dari periskop kapal selam KRI Cakra, perwira TNI AL mengabadikan tiga menit kelabu yang dialami eks LST Teluk Berau. Pertama, terjadi ledakan di tengah kepal tak lama setelah rudal itu menghantam. Berikutnya, haluan kapal mendongak ke atas karena buritan terisi air. Beberapa saat kemudian kapal kemudian tenggelam tegak lurus. “Keberhasilan ini akan jadi catatan berharga. Kini, kami punya data baringan, jarak dan kondisi, ketika rudal itu tepat mengenai sasaran. Ini bukan lagi soal kecanggihan rudal, tetapi kemampuan menembakkannya. Dan, ini tentu akan menjadi deteren yang amat tinggi bagi kekuatan militer Indonesia,” ujar Dansatlinlamil, Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, salah seorang Wasdal Armada Jaya XXXI/2012 kepada Angkasa/Commando.



Sumber : Angkasa/Commando

Farouk Muhammad : Intelijen nasional masih merupakan produk lama

Jakarta - Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Farouk Muhammad menilai maraknya teror yang terjadi belakangan ini di sejumlah daerah, disebabkan dunia intelijen nasional masih merupakan produk lama.


Ilustrasi. Foto : Net
"Kemampuan intelijen kita baik kualitas maupun kuantitas masih bentukan intelijen lama, produk lama. Walaupun ada pendidikan baru tetapi pendekatan dan sosialisasinya cara lama, sementara ancaman sudah canggih di mana kuantitas kecil tapi kualitas tinggi," kata Farouk di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan karena cara-cara yang digunakan intelijen nasional tidak berkembang, akibatnya timbul pertanyaan atas kemampuan lembaga tersebut dalam mencegah munculnya teror di sejumlah tempat.

Menurut dia, dunia intelijen seharusnya mampu bertindak cepat, dan bersifat lintas negara dengan menggunakan teknologi informasi tinggi.

Dia mengharapkan pemerintah dapat mengkaji kembali sistem intelijen nasional, sebab menurut dia, pendekatan yang dilakukan intelijen saat ini tidak lepas dari intelijen bentukan orde baru.

"Sekarang dunia intelijen harus lebih banyak membuka jaringan. Di mana Polisi Masyarakat atau Polmas harus ditingkatkan perannya, agar pendekatannya dari tingkat bawah dulu baru ke atas," ujar dia.

Farouk menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan Negara Uni Eropa pernah menawarkan bantuan untuk mengantisipasi teror di Indonesia. Namun pada saat itu, Farouk mengatakan bahwa bantuan itu tidak akan berarti apa pun jika masih dilakukan dengan pendekatan represif.

"Ketika bantuan Amerika Serikat dan Uni Eropa diterapkan di sini, saya sudah bilang tidak bisa kalau masih fokus ke tindakan represif, contohnya Densus 88, itu wujud kemampuan represif. Kalau mau mereka bisa bantu pengembangan Polmas, jadi dari tingkat paling bawah dulu," tuturnya.




Sumber : Antara

Rusia Siap Bantu Indonesia Rancang Tank Ringan


"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana". Rusia siap membantu Indonesia dalam merancang tank ringan.

"Indonesia tertarik dalam merancang tank ringan. Tentu saja, kami bisa membantu," kata Nikolai Dimidyuk, Direktur Rosoboronexport untuk urusan khusus, kepada media lokal, Senin waktu setempat.

Tank BMP-3F marinir TNI AL. Foto : Menkav-1

Sebagai langkah pertama, menurut Dimidyuk, akan diadakan pertemuan desainer dari dua negara di kota Ural Selatan Kurgan, di mana pabrik mesin Kurganmashzavod diharapkan menjadi tempat konstruksi dan perancangan.

"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana," kata Dimidyuk, seperti dikutip kantor berita Interfax. Mei lalu, Indonesia membeli 37 kendaraan tempur infanteri BMP-3F Rusia seharga 114 juta dolar AS.

Pekan lalu, desainer kendaraan tempur Rusia mengambil bagian dalam pameran pertahanan internasional yang diadakan di Jakarta.

Rosoboronexport adalah bagian dari Russian Technologies State Corporation, satu-satunya perantara lembaga negara yang bertanggung jawab untuk mengimpor dan mengekspor produk pertahanan serta produk fungsi ganda, teknologi dan jasa.

Perusahaan senjata ini telah bekerjasama dengan lebih dari 70 negara.



Sumber : Berita Satu

Tuesday 13 November 2012

Indonesia Dituntut untuk Miliki Kekuatan Udara Besar dan Handal


Jakarta - Untuk melindungi seluruh wilayah Indonesia menuntut tersedianya kekuatan yang cukup besar dan handal, namun disisi kemampuan pemerintah serta prioritas pembangunan nasional belum memungkinkan untuk menyediakan tambahan anggaran.
 
Hal tersebut dikatakan Komandan Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pnb Muzafar, S. Sos.,MM. pada acara HUT ke-1 Skadron Udara 45 lanud Halim Perdanakusuma baru-baru ini dalam suatu upacara militer di Hanggar Skadron Udara 45, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Sukhoi melintas di barisan TNI AU. Foto : Kanalnews.com
 Lebih lanjut dikatakan, dalam kenyataannya harus kita hayati secara sungguh-sungguh dan oleh karenanya program pembinaan dan pembangunan TNI AU akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan, dengan tetap harus diupayakan agar dengan kekuatan yang terbatas dapat dihasilkan kesiapan operasional yang optimal.
 
Untuk itulah HUT Skadron Udara 45 kali ini hendaknya tidak hanya sekedar diperingati sebagai suatu tonggak sejarah, namun kita dapat menemukan makna dan hikmahnya yang selanjutnya akan melandasi kiprah pengabdian Skadron Udara 45 dalam menghadapi tugas-tugas dimasa depan.

Upacara tersebut diikuti seluruh anggota Skadron Udara 45 dan sebagai acara tambahan diresmikan Mushalla Skadron Udara 45 yang ditandai dengan pemotongan pita.



Sumber : Majalah Potret Indonesia