Tanjungpinang - Komandan Pangkalan
Angkatan Udara Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Letkol Pnb MJ Hanafie mengatakan
bahwa pesawat tanpa awak yang ditemukan nelayan bukan jenis pesawat pengintai
tetapi sasaran tembak atau "drone target" latihan tempur.
![]() |
Drone target yang jatuh di Perairan Bintan. Foto : thejakartaglobe.com |
"Ini bukan pesawat tanpa awak yang melakukan
pengintaian, tetapi ini adalah `drone target` untuk latihan penembakan
simulasi yang bisa dilepaskan dari daratan dan laut," kata Danlanud MJ
Hanafie kepada wartawan di Lanud Tanjungpinang, Senin malam.
Pesawat tanpa awak tersebut ditemukan nelayan di sebuah tempat antara perairan Berakit dan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kabupaten Bintan. Danlanud mengatakan alat untuk latihan tembak itu bisa bertahan di udara selama 1 jam 15 menit dengan kecepatan 200 knot sebelum jatuh ditembak atau jatuh sendiri tanpa kena tembakan saat latihan tersebut. "Kegagalan dalam penembakan bisa mencapai 30 persen," ujar Danlanud.
Menurut dia, kemungkinan besar alat latih tembak atau "drone target" yang dilontarkan dari darat atau dari kapal di laut tersebut terbawa arus hingga mencapai perairan Bintan setelah jatuh.
"Dari negara mana belum bisa diketahui, yang jelas alat ini digunakan oleh 40 negara termasuk Indonesia," kata Hanafie. Namun untuk membuktikan dari mana asalnya, pesawat itu akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta.
Pesawat tanpa awak tersebut ditemukan nelayan di sebuah tempat antara perairan Berakit dan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kabupaten Bintan. Danlanud mengatakan alat untuk latihan tembak itu bisa bertahan di udara selama 1 jam 15 menit dengan kecepatan 200 knot sebelum jatuh ditembak atau jatuh sendiri tanpa kena tembakan saat latihan tersebut. "Kegagalan dalam penembakan bisa mencapai 30 persen," ujar Danlanud.
Menurut dia, kemungkinan besar alat latih tembak atau "drone target" yang dilontarkan dari darat atau dari kapal di laut tersebut terbawa arus hingga mencapai perairan Bintan setelah jatuh.
"Dari negara mana belum bisa diketahui, yang jelas alat ini digunakan oleh 40 negara termasuk Indonesia," kata Hanafie. Namun untuk membuktikan dari mana asalnya, pesawat itu akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta.
![]() | |||||||||||||||||||||
"Drone Target". Foto : meggittdefenceuk.com |
"Drone target" tersebut diperkirakan
sudah beberapa hari terapung dan dibawa arus, sehingga bagian baterai yang
berada di dalam badan pesawat serta bagian baling-baling yang berada di bagian
belakang sudah terlapisi garam. "Jika jatuhnya tanpa parasut tentu sudah
tenggelam," ujarnya.
Danlanud memastikan tidak ada pesawat pengintai asing yang memasuki wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan sejumlah negara. "Sekali lagi ini bukan pesawat pengintai atau pesawat mata-mata, namun ini `drone target` yang memang untuk ditembak atau dihancurkan," ujarnya.
Danlanud berharap tidak ada penafsiran macam-macam terhadap penemuan "drone target" tersebut, karena benda tersebut adalah sasaran latihan tembak dari darat atau laut ke udara.
Danlanud memastikan tidak ada pesawat pengintai asing yang memasuki wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan sejumlah negara. "Sekali lagi ini bukan pesawat pengintai atau pesawat mata-mata, namun ini `drone target` yang memang untuk ditembak atau dihancurkan," ujarnya.
Danlanud berharap tidak ada penafsiran macam-macam terhadap penemuan "drone target" tersebut, karena benda tersebut adalah sasaran latihan tembak dari darat atau laut ke udara.
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment