Jakarta
- Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem
senjata (alutsista) dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang
tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi
United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini
dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga
XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama," ungkap
Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko melalui rilis
yang diterima InfoPublik, Selasa(18/12).
Menurut Sundoko, kedatangan 13 orang tim dari COE yang diketuai oleh Sergiy
Mazurov untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt diterima langsung oleh
Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira
staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon
Selatan.
Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi D, Kompi Ban, Kompi C,
Kompi A dan Kompi B, menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek
satu persatu, meliputi kendaraan tempur, kendaraan ringan, persenjataan,
peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan
perlengkapan kemarkasan yang lain.
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto
menyampaikan bahwa kedatangan tim COE bukanlah untuk mencari-cari kesalahan
atau kekurangan, namun apa yang dilakukannya dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan
1 tahun kedepan. Dansatgas juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan
data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.
Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops
Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti
Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila
ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh
terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Tim PBB juga akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau
tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah
UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista
dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi. "Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas
dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat
direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.
Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang
diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen
Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian
PBB di Lebanon.
Sumber : Kominfo / Infopublik
No comments:
Post a Comment