Sitobondo - Sebanyak 198 siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AL
Angkatan ke-32 ditambah Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-59
akan mengawali Pendidikan Komando (Dikko) sebagai puncak dari Program
Pendidikan Marinir yang akan berlangsung hingga pertengahan Maret 2013
mendatang.
Pendidikan Komando Marinir. Foto : TNI-AL. |
Pendidikan Komando yang akan diawali dengan problem laut tersebut dibuka
Komandan Pusat Pendidikan Infanteri (Danpusdikif) Komando Pendidikan Marinir
(Kodikmar) Kobangdikal Kolonel Marinir Bambang Sukarno di Baluran, Pusat
Latihan Pertempuran (Puslatpur) Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur,
Kamis (20/12/2012).
Dari jumlah 198 orang tersebut, 174 orang diantaranya adalah siswa Dikmata
angkatan ke-32 kejuruan Marinir yang tengah menempuh pendidikan di Kodikmar
Gunungsari dan 24 orang sisanya adalah Kadet AAL angkatan ke-59 kejuruan
Marinir yang tengah melaksanakan pendidikan di Akademi Angkatan Laut
Morokrembangan, Surabaya.
Menurut Danpusdikif, Pendidikan Komando ini merupakan bagian terakhir dari
program pendidikan Marinir yang diselenggarakan oleh Pusdikif, Kodikmar. Dikko,
lanjutnya, bertujuan untuk membekali dan melatih siswa agar memiliki kemampuan
dan keterampilan tentang taktik dan teknik Pasukan Komando sebagai bekal dalam
kedinasan di Satuan Marinir dan TNI AL pada umumnya."
Pendidikan Komando yang lebih dikenal dengan Dikko merupakan latihan
yang harus dilalui bagi calon prajurit Marinir mulai srata Perwira hingga
Tamtama. Melalui Dikko inilah sebagai sarana pengikat Korps agar memiliki satu
jiwa dan satu hati yang menjadi kebanggaan setiap Prajurit Marinir,” terang
Pamen melati tiga di pundak tersebut. Adapun materi latihan ini mencakup teori maupun praktek ketrampilan, mulai
ketrampilan perorangan sampai taktik satuan kecil, yang kesemuanya merupakan
ilmu dasar bagi prajurit komando Marinir.
Menurutnya, latihan ini akan menguras tenaga dan ketahanan mental akan
dilaksanakan beberapa tahapan antara lain tahap laut yang dilaksanakan selama
15 hari, tahap dasar komando dilaksanakan selama 27 hari, tahap perang hutan
dilaksanakan selama 20 hari, tahap gerilya lawan gerilya dilaksanakan selama 8
hari dan tahap lintas medan yang dilaksanakan selama 7 hari dengan jarak tempuh
350 km.
“Latihan yang berlangsung lama ini akan menguras tenaga dan energi oleh
sebab itu utamakan faktor keamanan, keselamatan baik personil maupun material
dengan tidak mengurangi materi dan kualitas latihan, sehingga tujuan dan
sasaran latihan dapat dicapai,” pintanya.
No comments:
Post a Comment