Jakarta - Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI
Marsetio, mengatakan, perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit
diprediksi mempengaruhi terhadap pembangunan TNI AL. Di antara yang terlihat
saat ini, perkembangan situasi kawasan regional tentang Laut China Selatan.
"Hal ini perlu penyesuaian untuk menjawab kecenderungan yang
terjadi," kata Marsetio, dalam acara Pisah Sambut Kepala Staf TNI AL, di
Markas Besar TNI AL,
Cilangkap Jakarta Timur, Rabu.
Formasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) TNI AL Saat Latihan Gabungan TNI di Perairan Makasar. Foto : Tempo |
Oleh karena itu, dia berkomitmen melanjutkan kebijakan pendahulunya, Laksamana
TNI Soeparno. Presiden Susilo Yudhoyono dan jajarannya, Panglima TNI, Laksamana
TNI Agus Suhartono, juga menggariskan perwujudan TNI AL yang handal dan
disegani sesuai dengan perkembangan strategis dan kebijakan komando atas.
"Prioritas pembangunan TNI AL guna mendukung TNI AL yang handal dan
disegani, antara lain, meneruskan validasi organisasi, modernisasi alutsista
melalui pengadaan, revitalisasi, rematerialisasi, relokasi dan penghapusan guna
mencapai percepatan Minimum Essential Force (MEF)," kata Marsetio.
Kebijakan dasar pembangunan TNI AL diarahkan menuju MEF, yang mengacu pada
konsep pembangunan postur ideal TNI AL jangka panjang dengan fokus perhatian
dalam mewujudkan MEF. "Prioritas perwujudan MEF adalah peningkatan kemampuan mobilitas TNI AL,
peningkatan kemampuan satuan tempur dan penyiapan pasukan siaga untuk
penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat
lainnya," tuturnya.
Menurut dia, salah satu tugas TNI AL adalah melakukan diplomasi angkatan laut (naval
diplomacy) dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri, hal itu
perlu ditingkatkan dengan sikap membuka diri. "Pada era global kita harus semakin membuka diri," ucap Marsetio.
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment