Wednesday 9 January 2013

Mahdi al Harati : Bukti Nyata Campur Tangan Asing Turunkan Presiden Bashar al Assad


Jakarta - Presiden SBY sepertinya menutup mata terhadap kenyataan bahwa mendukung penggulingan Presiden Suriah Bashar Asad berarti mendukung gerakan subversi global mencaplok Suriah. Sekelumit kisah berikut ini adalah satu bukti nyata.


Pernah dengar tentang Mahdi al Harati? Nah ini sekilas info seputar tangan-tangan Amerika dalam penggulingan Presiden Libya Moammar Khadafi. Dan sekarang, dia sedang beroperasi di Suriah. Apalagi kalau bukan bertujuan menjalankan misi Amerika dan sekutu-sekutu baratnya menggulingkan Bashar Asad.
Siapakah Mahdi al Harati sebenarnya? 

Mahdi al Harati berasal dari Libya, tanah yang menghasilkan Kelompok Pejuang Islam Libya, yang membantu Bernard Henry Levy menggulingkan Khadafi. Mahdi al Harati seorang pembunuh bayaran yang disewa oleh CIA dan ia sekarang terlibat dalam pertempuran sengit di Suriah bersama pemberontak Suriah. 

Orang ini juga dikenal sebagai aktivis perdamaian di Freedom Flotilla. orang CIA berkedok sebagai aktivis perdamaian. Dialah manusia masa depan yang dipahami oleh tatanan dunia, kombinasi Islam sektarian fanatik yang tampaknya berkomitmen untuk Palestina namun diprogram dan dilatih untuk menghancurkan negara dan menyebabkan disintegrasi masyarakat dari dalamnya.  

Informasi lebih lengkap seputar Mahdi al-Harati, memang sungguh fantastis.  Ia pernah tercatat sebagai penduduk Dublin, Irlandia Utara, menikah dengan wanita setempat. Ia masih menjadi buron pemerintah Spanyol karena keterlibatannya dalam serangan bom di Madrid, 11 Maret 2004. Pada tahun 2010, dengan menyamar sebagai aktifis LSM kemanusiaan Arab, ia disusupkan oleh dinas inteligen Inggris M16 ke dalam misi "Freedom Flotilla" untuk memberi bantuan ke Gaza yang berakhir tragis dengan diserangnya kapal Mavi Marmara oleh tentara Israel.  

Dalam konflik Libya tahun lalu Harati memimpin brigade Al Qaida mengepung Hotel Rixos di Tripoli, Agustus 2011. Menurut putra Khadafi, Khamis Khadafi, Harati bekerja di bawah komando instruktur Perancis. NATO memberi kewenangan pada Harati untuk menangkap para tokoh Libya yang bersembunyi di Hotel Rixos. Ia juga terlibat dalam insiden pembunuhan mantan anggota Congress Amerika Walter Fauntroy, yang berada di hotel tersebut. 

Selain itu ia juga bertanggungjawab atas pembunuhan dua wartawan "Voltaire Network" yang dianggap berpihak pada Khadafi, yaitu Thierry Meyssan dan Mahdi Darius Nazemroaya yang menginap di Hotel Radisson Hotel dimana al-Harati mengoperasikan tempat interogasi. Menurut berbagai sumber inteligen tugas yang diemban Harati diputuskan dalam rapat NATO DI Naples yang dihadiri oleh menlu Perancis Alain Juppe.  

Setelah di Libya, Harati selanjutnya dipindah tugas ke Syria dimana ia membangun desa sekaligus markas komando oposisi di perbatasan Turki. Selama 2 bulan ia menjadi tamu wartawan-wartawan barat dan memberi masukan-masukan tentang "Revolusi Syria". Selain wartawan, intel dan militer oposisi Syria, desa tersebut dihuni juga oleh penduduk asli yang telah dibayar untuk melakukan aksi-aksi demonstrasi tipuan dan kemudian gambar-gambarnya dikirim ke media-media massa barat.


Penulis : Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute



1 comment:

KERIS NUSANTARA said...

Banyaknya orang asing yg masuk ke Indonesia, memberikan kesempatan utk mengadakan operasi brutal saling serang dan kejadiannya sangat sepele serta di ekpos besar2an diTV.