Jakarta - Kementerian
Pertahanan mengakumendapatkan anggaran belanja lebih banyak tahun ini. Dengan
jumlah dana yang meningkat, Kementerian bermaksud untuk mempercepat rencana
pengadaan alat utama sistem persenjataan. “Tahun ini meningkat jadi Rp 81 triliun,” kata Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro di kantornya, Kamis, (10/1).
Dengan peningkatan anggaran tersebut, rencana strategis (renstra) pengadaan minimum
essential force dapat menjadi hanya dua tahun saja. Semula diperkirakan
pengadaan minimum baru tercapai setelah tiga tahun. “Itu dapat membantu
pembangunan alutsista yang sifatnya baru,” kata Purnomo.
Menurut Purnomo, anggaran tahun 2013 meningkat dari tahun lalu senilai Rp 77
triliun. Sementara itu, serapan anggaran Kementerian Pertahanan tahun lalu
mencapai 96,7 persen. “ Kami harapkan bias bertambah terus untuk memenuhi
rencana strategis,” ujar Purnomo.
TNI Akhirnya Resmi Beli Tank Leopard
Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak
pengadaan main battle tank Leopard dengan sebuah perusahaan asal
Jerman, Rheinmettal. "(Kontrak pembelian) sudah ditandatangani pertengahan
Desember lalu," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian
Pertahanan, Mayor Jenderal Ediwan Prabowo, Rabu, (09/1).
Nilai kontrak pembelian tank berat itu, kata Ediwan, berada di bawah pagu
anggaran sebesar US$ 280 juta. "Kurang sedikit dari jumlah itu," kata
dia tanpa menyebutkan nominal. Ediwan memastikan spesifikasi teknis dan jumlah tank yang akan diproduksi tetap
sama dengan kesepakatan awal. "Ya, mereka setuju dengan penawaran
kita."
Pembelian tank seberat 63 ton ini juga sudah dilengkapi dengan kesepakatan
transfer teknologi yang diteken November 2012 lalu. "PT Pindad dan Bengkel
Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan
ringan hingga berat."
Rencananya,
Indonesia akan
men=mbeli Leopard Rid an A24 beserta tank sedang Marder seberat 33 ton. Leopard Ri
dibanderol US$ 1,7 juta atau sekitar Rp 16,4 miliar per unit. Indonesia dikabarkan memesan 61 tank Leopard Ri
dan 42 Leopard 2A4 seharga US$ 700 ribu atau Rp 6,7 miliar per unit. "Itu
akan ditambah lagi dengan amunisi dan perlengkapan pendukungnya," ujar
Ediwan. Tank ini akan menambah kekuatan TNI di Perbatsan.
Kemhan Lanjutkan Pembelian Heli Apache
Jakarta - Kementerian Pertahanan akan tetap membeli helicopter Apache dari Amerika Serikat. Harga yang mahal tidak menyurutkan niat pemerintah. "Harganya memang sangat mahal, kami harus mempertimbangkan kekuatan anggaran," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Rabu, (09/1).
Add caption |
Harga mahal itu, kata Ediwan, adalah konsekuensi dari pemerintah Amerika
Serikat. "Mereka ingin standar keselamatan yang tinggi. Tidak mau kalau
helikopter itu jatuh di sini (Indonesia)
dan merugikan citra mereka," kata dia.
Rencana pembelian delapan helikopter Apache Longbow AH 64 D itu sudah
dikabulkan oleh kongres negeri Paman Sam.. "Congress notification
sudah kami terima, kini tinggal tunggu persetujuan DPR kita," kata Ediwan.
Untuk menyiasati mahalnya harga heli Apache, Kementerian akan menyesuaikan
perencanaan anggarannya. "Kami akan sesuaikan pos anggaran yang lain agar
bisa mencukupi."
Harga per unit heli Apache sendiri diperkirakan mencapai US$ 40 juta.
Kementerian Pertahanan dan TNI AD sebelumnya sudah menandatangani kontrak
pengadaan heli serbu dan heli serang dengan PT Dirgantara Indonesia. Kontrak tersebut
masing-masing bernilai US$ 90 juta dan US$ 170 juta.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment