Sejarah
motif ini sangat panjang. Di Indonesia mulai dikenal menjelang akhir Perang
Kemerdekaan ketika Belanda membawa armada P-51D Mustang yang saat itu disebut dengan
Cocor Merah. Ada
juga yang menyebutnya Mustang Gigi.
Hiasan ini sangat populer hampir di setiap era ada saja pesawat yang
dihiasai dengan motif seperti ini. Tampilanya dari zaman ke zaman nyaris tidak
jauh berbeda yaitu bentuk gigi yang menyeringai warna putih dengan ekspresi
mata yang sedang marah. Dan jika menggunakan baling-baling pada bagian ujung (cone)
hidung pesawat biasanya diberi warna merah.
Kalau diperhatikan pesawat yang menggunakan motif ini adalah keluaran
pabrikan dari AS. Padahal Luftwaffe adalah yang pertama kali mengunakannya di
tahun 1915 pada pesawat Roland C.II yang dipiloti oleh Oberleutnant Ritter von
Schlech. Cuma saat itu motifnya masih bernama Walfisch (ikan paus)
dengan bentuk gambar yang belum begitu jelas. Tapi inilah yang menjadi cikal
baka dari motif moncong hiu.
Barulah pada saat PD II bergelora motifnya mulai terlihat jelas, yaitu pada
Messerschmitt 110 dari 11Gruppe ZG76 Haifisch (ikan hiu) yang menjadi
standar dari kesatuan itu dan terlihat juga di beberapa glider tempur
Gotha Go 242A. Rupanya motif ini juga disenangi oleh pihak Sekutu terutama
Amerika Serikat dimana hampir di semua jenis pesawat kalau tidak dihiasi
lukisan wanita seksi ya tentunya moncong hiu itu. Sebut saja seperti pada
pesawat P-38 Lightning,P-39D Airacobra, P-51A/B Mustang,dan
P-61 Black Widow. Bahkan pesawat-pesawat pembom pun tidak mau
ketinggalan seperti A-20 Havoc, B-17 Flying Fortress, B-24 Liberator,
B-25 Mitchell, B-26 Marauder, dan A-26 Invader.
Rupanya motif gigi hiu ini juga mewabah sampai ke pesawat kecil seperti L-4
Piper Cub dan L-5 Stinson .
Flying Tiger
Motif moncong hiu ini baru benar-benar melegenda saat digunakan oleh
para penerbang yang tergabung dalam AVG (American Volunteer Group) yang
bertugas di Burma
ketika bertempur melawan Jepang. Ide penggunaan motif ini datang ketika Letjen
Claire Chennault ingin membuat insignia yang khas pada tiga skadron
pesawat tempurnya yaitu P-40. Untuk memenuhi keinginan pimpinanya beberapa
penerbang dengan bantuan seniman lokal mencoba membuat sketsa dari kapur tulis
motif gigi hiu pada bagian moncong pesawatnya. Ide ini sebenarnya sudah ada
sebelum pimpinan kharismatik itu memintanya dan ternyata sketsa yang diajukan
disetujui. Para penerbang ini juga mengakui
bahwa ide ini mereka adopsi dari pesawat tempur milik Jerman yang bertempur di
atas pulau Kreta.
Dengan tambahan gambar seekor macan bersayap sedang menerkam, sejak saat itu
nama pangilan dari AVG dikenal dengan The Flying Tiger. Apalagi
setelah majalah Time terbitan 6 Desember 1943 sampulnya membuat
ilustrasi wajah sang jenderal dengan latar lukisan macan terbang.
Perang Dunia II usai tapi konflik berlanjut di Semenanjung Korea , rupanya
motif ini masih tetap disenangi. Mungkin selain lebih indah pesawat yang
dilukis motif moncong hiu ini akan terlihat lebih garang. Selain Mustang
yang sudah menggunakan terlebih dahulu, beberapa pesawat jenis jet yang baru
pertama kali diterjunkan dalam pertempuran ramai-ramai mengadopsi motif ini
seperti F-80C Shooting Star dan F-86 Sabre.
Konflik berlanjut ke Perang Dingin, motif moncong hiu tetap hadir.
Peminatnya lumayan banyak, paling tidak di awal konflik saja sejumlah pesawat
tempur menggunakannya seperti F-9F Panther, F-11F Tiger,
F-86D Sabre Dog, F-89D Scorpion, F-94B Star Fire,
dan F-102A Delta Dagger.
Perang Dingin semakin memanas. Dengan dimulainya Perang Vietnam pesawat
dibuat semakin canggih dan helikopter mulai digunakan untuk bertempur. Motif
moncong hiu masih saja diminati seperti yang terlihat pada pesawat-pesawat F-8H
Crusader, F-105D Thunderchief, OV-1C Mohawk, F-4 Phantom,
AH-1G Cobra,UH-1B Huey, A-7 Corsair, dan OV-10A Bronco.
Era Perang Vietnam
berlalu, bahkan Perang Dingin pun berakhir. Dunia memang masih menyisakan
beberapa perang besar seperti Perang Malvinas dan Perang Teluk, tapi masih ada
saja pesawat yang menggunakan motif ini seperti F-14 Tomcat, A-10Thunderbolt,
dan F-16C Fighting Falcon yang berpangkalan di Jerman bahkan ada juga
pesawat F-15E Strike Eagle yang meggunakan motif moncong hiu walaupun
tidak terlalu menonjol.
Di Amerika yang masih setia menggunakan motif ini adalah pesawat A-10 dari
23rd Fighter Group yang berpangkalan di Lanud
Macdill , Florida .
Belum lama ini memperingati 70 tahun (1942-2011) dari skadron Flying Tiger
dengan mengundang para pelakunya yang masih ada.
Di Indonesia motif moncong hiu ini mulai dikenal ketika Belanda membawa
pesawat P-51D Mustang sebagai kekuatan tempurnya dan sebagian
menggunakan motif moncong hiu. Di sinilah mulai dikenal sebutan Cocor Merah dan
Mustang Gigi. Sampai Indonesia
menyatakan kemerdekaannya dan memiliki Angkatan Udara sendiri (AURI) dengan
modal pesawat-pesawat yang diserahkan oleh Belanda kepada Indonesia .
Motif moncong hiu ini masih dipertahankan yang saat itu Mustang
tergabung dalam Skadron Udara 3.
Setelah tertidur cukup lama TNI AU kembali menghidupkan motif ini pada
pesawat tempur terbarunya yaitu EMB-314 Super Tucano. Legenda Si Cocor
Merah diharapkan bisa bangkit lagi di dalam Skadron Udara 21.
Sumber : Angkasa
No comments:
Post a Comment