Jakarta -
Kementerian Pertahanan berupaya melobi Pemerintah Kerajaan Inggris
soal perbaikan sistem peluru kendali kapal multi role light fregat.
"Tadi sudah dibicarakan masalah upgrading, salah satu sistem
peluru kendali kapal itu," kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor
Jenderal Ediwan Prabowo, Rabu, 16 Januari 2013.
Indonesia membeli kapal multi role light fregat asal Inggris ini
dirancang selama 1,5 tahun. Permintaan perbaikan sistem peluru kendali itu
karena pabrik peluru kendali Seawolf yang terpasang pada kapal tersebut tutup.
Gaga-gara inilah Malaysia, Brunei, Aljazair, dan Filipina batal membeli kapal
ini. "Itu memang menjadi salah satu pertimbangan sehingga negosiasinya
lama," kata Ediwan.
Kementerian Pertahanan mengaku sudah memeriksa masalah teknis terkait kapal
tersebut. "Secara teknis, kapalnya masih bagus, tinggal masalah satu itu
(peluru kendali)," kata dia. Ediwan menyebut tiga unit fregat
kelas nakhoda yang akan dibeli tersebut masih memiliki sistem sonar dan radar
yang masih baik.
Kapal ini, kata Ediwan, kini dimiliki oleh galangan kapal Nursen asal Jerman.
"Tapi (kapalnya) masih diparkir di Inggris," kata dia. Harga tiga
unit kapal fregat ini mencapai US$ 385 juta, "Bahkan bisa lebih
dari itu," kata dia. Negosiasi kontrak pembelian kapal, kata Ediwan, diharapkan rampung cepat.
"Saya harap bulan ini bisa rampung. Negosiasi berlangsung sejak enam bulan
terakhir."
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin juga mengakui adanya rencana
pembelian kapal perang untuk TNI Angkatan Laut ini. Pembelian kapal permukaan
ini memang termasuk prioritas," kata dia. Pengadaan kapal ini murni
pembelian.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment