Bandung - Satu lompatan dilakukan
PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan
kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama 2A4 Leopard.
"Sehingga kita bisa memenuhi
kebutuhan kesenjataan tank itu," katanya. Leopard memakai dua varian
meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir
sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan
"jawaban" pada dasawarsa '70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari
Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat. Laras meriam tanpa
ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga
meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional,
meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing
Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot
M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12.
Sumber : AntaraNews
No comments:
Post a Comment